Sukses

Nestapa Anak Pulau Sabakkatang, Ingin Sekolah tapi Guru Tak Kunjung Datang

Sejak tiga bulan terakhir tak ada satu pun guru yang datang mengajar di sekolah mereka. Padahal, ada guru ASN yang terdaftar di sekolah tersebut.

Liputan6.com, Mamuju - Siswa dan siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecil di Pulau Sabakkatang, Kecamatan Bala-balakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat mungkin menjadi anak-anak yang paling merindukan sosok seorang guru. Bagaimana tidak, sejak tiga bulan terakhir tak ada satu pun guru yang datang mengajar di sekolah mereka.

Jarak pulau tersebut memang cukup jauh dari Kabupaten Mamuju, yakni sekitar 178 kilometer dan hanya bisa ditempuh menggunakan kapal laut selama 12 jam. Jaraknya bahkan lebih dekat jika berangkat dari Kabupaten Paser di Kalimantan Timur, yang memakan waktu tempuh enam jam saja.

Sebenarnya, SDN Kecil Pulau Sabakatang memiliki guru yang yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan beberapa tanaga honorer, tetapi mereka berasal dari luar Pulau Sabakatang, umumnya dari Kota Mamuju. Tentu ini menjadi kendala ketika para guru mudik ke daerah asal, tidak tahu kapan akan kembali.

"Saya lupa persisnya kapan mereka sudah tidak masuk mengajar, mungkin tiga bulanan. Yang jelas selama ini, biasanya kalau dikalkulasi dalam setahun, delapan bulan itu kosong, tidak ada guru dan hanya empat bulan saja yang terisi," kata Ali Akbar warga Pulau Sabakatang saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (11/2/2020).

Kondisi kekosongan guru itu menurut Ali berlangsung tiap tahun, bahkan puluhan tahun lamanya. Ali risau, jika kondisi ini terus terjadi, maka anak-anak di Pulau Sabakatang akan sangat terbelakang pendidikannya. Dia takut anak-anak di sana akan buta huruf dan tidak tahu cara berhitung.

"Siswa di SDN Pulau Sabakatang ini kurang lebih 40 orang, minat mereka untuk belajar cukup tinggi. Namun, karena sudah terbiasa tidak ada guru yang mengajar, kebanyakan mereka sudah malas-malasan untuk belajar, mereka biasanya membantu orangtua dan bermain saja," ujar Ali.

Kondisi gedung SDN Kecil Pulau Sabakatang sebenarnya cukup megah jika dibandingkan dengan bangunan disekitarnya. Bangunan sekolah itu terdiri dari tiga kelas yang berdidingkan kayu. Namun, sangat disayangkan, di bangunan itu sudah lama tidak ada proses belajar mengajar.

Ali berharap, adanya keseriusan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju terhadap proses belajar mengajar di Pulau Sabakatang yang terhambat akibat tidak ada guru. Untuk sementara, warga setempat berinisiatif menjadi guru di Pulau Sabakatang, sebab guru yang digaji oleh pemerintah tidak kunjung kembali menunaikan tugasnya.

"Kami berharap perhatian pemerintah, kami juga ingin adanya reformasi guru dan yang terpenting angkat putra putri di sini yang pantas jadi guru, karena selama bukan warga di sini yang jadi guru, tidak akan pernah ada perubahan," jelas Ali.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.