Sukses

Langkah Gubernur Sumsel Cegah Konflik Harimau dengan Manusia

Menyikapi adanya konflik harimau dan manusia, pemerintah provinsi Sumatera Selatan dan berbagai instansi terkait lainnya berkomitmen mencegah agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Liputan6.com, Palembang - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meminta konflik manusia dengan harimau dan satwa lainnya yang terjadi selama ini, bahkan menelan korban jiwa, jangan sampai terulang kembali.

"Konflik manusia dengan harimau lebih banyak dampak negatifnya seperti penurunan kunjungan wisatawan," kata gubernur melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Ahkmad Najib saat Lokakarya Penanggulangan Konflik Manusia dan Satwa Liar kerja sama dengan KELOLA Sendang - ZSL di Palembang, Senin (10/2/2020), dilansir Antara.

Selain memakan korban jiwa, kata dia, konflik tersebut juga membawa kerugian bagi industri pariwisata sehingga pelaku jasa usaha wisata tidak mendapat keuntungan saat libur Natal dan Tahun Baru yang lalu.

Menurut dia, menyikapi adanya konflik tersebut, pihaknya dan berbagai instansi terkait lainnya berkomitmen mencegah agar kejadian serupa tidak terulang lagi di antaranya dengan menjaga alam dari deforestasi (hilangnya hutan akibat kegiatan manusia).

Selain itu, pihaknya berkomitmen menjaga mata rantai makanan satwa liar itu jangan sampai terputus. Apalagi, kata dia, setidaknya ada tujuh kasus konflik dengan satwa liar sehingga pihaknya membentuk satgas penanggulangan permasalahan harimau tersebut.

Ia mengatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama pihak terkait lainnya di lapangan sudah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi konflik yang terjadi, seperti melalui sosialisasi kepada masyarakat terdampak maupun melakukan pemantauan keberadaan harimau di lokasi konflik.

Upaya yang dilakukan akhirnya membuahkan hasil, di mana pada 21 Januari lalu harimau yang diduga berkonflik tertangkap dalam kandang perangkap yang dipasang tim dan sudah dievakuasi ke Lampung.

"Namun yang lebih penting lagi mari bersama sama menjaga lingkungan supaya satwa di dalamnya terlindungi dan tidak keluar dari habitatnya," kata Ahkmad Najib, dilansir Antara.

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Adanya Kerja Sama dari Semua Pihak

Direktur Proyek KELOLA Sendang - ZSL Damayanti Buchori mengatakan, upaya yang dilakukan agar tidak terjadi konflik perlu adanya koordinasi, komunikasi dan kerja sama antar pihak dalam rangka penanggulangan satwa liar itu.

Dengan demikian, katanya, Sumatera Selatan akan menjadi laboratorium sosial dan percontohan bagi Indonesia, yang memiliki pengalaman dalam kemitraan dalam pengelolaan bentang alam, termasuk pengelolaan konflik manusia dan satwa liar.

"Kami bersama pihak lainnya ikut melakukan identifikasi keberadaan individu harimau diantaranya dengan pemasangan 100 kamera penjebak," katanya.

Bahkan kegiatan tersebut sejalan dengan program gubernur yakni pelestarian satwa dilindungi dengan melestarikan lingkungan, kata dia.

Kepala BKSDA Sumsel Genman S. Hasibuan menjelaskan usai penangkapan harimau di desa Plakat, Muara Enim pada 21 Januari lalu itu, pihaknya masih mendalami kemungkinan besar satwa liar tersebut merupakan pemangsa warga yang tewas.

Saat ini tim medis di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) belum bisa melakukan uji laboratorium lantaran kondisi harimau tersebut masih labil.

Namun meskipun demikian pihaknya memastikan harimau dalam keadaan sehat, demikian Genman S. Hasibuan.

 

(AMA/PNJ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.