Sukses

Waspada, Rabies Jadi Ancaman Serius Warga Dompu NTB

Data tahun lalu menyebut, sebanyak 2.006 orang di Dompu menjadi korban gigitan anjing rabies, dan 9 di antaranya meninggal dunia.

Liputan6.com, Dompu - Wabah rabies yang ditularkan anjing di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, menjadi ancaman serius bagi warga setempat. Hampir tiap bulan selalu ada korban gigitan, bahkan ada yang meninggal dunia. 

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu menyebut, kasus gigitan Hewan Pembawa Rabies (HPR) sejak ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Bupati Dompu H Bambang M Yasin, pada Januari 2019 lalu, sudah 2.006 orang menjadi korban gigitan, dan 9 di antaranya meninggal dunia.

Gigitan anjing rabies tersebar di semua kecamatan yang ada di Dompu, antara lain kecamatan Kempo 392 gigitan, Manggelewa 272 gigitan, Dompu Timur 136 gigitan, Dompu Kota 118 gigitan, Woja 221 gigitan, Kilo 70 gigitan, Hu`u 190 gigitan, Pajo 78 gigitan, dan Pekat 422 gigitan.  

Data terakhir diungkapkan Kepala Bidang Penyehatan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Rahmat, korban meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies atas nama Hadijah, 57 tahun, warga Desa Mbawi, Kecamatan Dompu. Hadijah mengalami gigitan pada November 2019. 

Pada saat digigit, Hadijah tidak mau dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, karena menganggap gigitan biasa. 

Rahmat mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat agar sadar mau memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat ketika digigit anjing.

"Kesadaran masyarakat masim minim dan dipengaruhi faktor budaya, sehingga enggan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada," ujar Rahmat. 

Langkah lainnya, selalu berupaya menyediakan vaksin bagi korban gigitan rabies di masing-masing fasilitas kesehatan, mulai dari Puskesmas, Poskedes, dan Polindes.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sosialisasi Bahaya Rabies

Selain Dikes, penanganan rabies juga dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu. Semenjak kasus rabies pertama kali muncul pada Febuari 2019, Disnaskeswan sudah mengambil langkah dengan melakukan penghitungan populasi anjing.

Hitungan sementara diketahui jumlah anjing yang di Dompu antara 22 ribu sampai 27 ribu ekor, sebagaimana dipaparkan Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Disnaskeswan Dompu dokter hewan Mujahiddin, Senin (10/2/2020). 

Selama 2019, kata Mujahiddin, pihaknya sudah mengeliminasi (membunuh) anjing sekitar 3.000 ekor, dan memberikan vaksin anti rabies sekitar 9.000 ekor.

Eliminasi dan pemberian VAR oleh Dinas lanjut dia terus dilakukan sampai sekarang, kemudian diikuti dengan sosialisasi kepada masyarakat, terutama pemilik anjing agar lebih berhati-hati dan mau mengvaksinasi anjing nya, mengingat penularan rabies melalui anjing begitu cepat dan tidak diketahui lebih awal dari gejalan klinis nya. Sosialisasi juga sampai menembus ke sekolah-sekolah, mengingat kasus rabies sangat berbahaya.  

 

3 dari 3 halaman

Budaya Pelihara Anjing

Bagi masyarakat Dompu, anjing merupakan hewan peliharaan nomor satu. Selain menjadi penjaga rumah, anjing kerap dimanfaatkan warga sebagai penjaga kebun dan sawah mereka. Anjing telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam budaya masyarakat Dompu.  

Apalagi ketika musim tanam sudah dimulai, Anjing dijadikan tameng pertama dalam menjaga tanamannya dari serangan hama babi dan monyet. Bahkan anjing-anjing ini mendapat makanan khusus agar tampil lebih galak.

Petugas Disnaskeswan yang akan memberikan vaksin juga kerap mendapat penolakan dari pemilik anjing, bahkan di antaranya ada yang marah. Mereka menganggap, setelah diberi vaksin anjing menjadi lebih jinak, akibatnya anjing-anjing tersebut tidak bekerja maksimal dalam menjaga lahan mereka.

Selain itu, ada juga anggapan yang mengatakan, anjing akan mati lebih cepat setelah divaksin. 

"Padahal investasi virus itu sudah ada dalam tubuh anjing itu," ujar Mujahiddin. 

Mujahiddin mengatakan, selama masih ada hewan pembawa rabies (HPR) yang dinyatakan positif, status wabah itu belum bisa dicabut.

"Jangankan kita yang baru terkena wabah, Bali saja yang sudah 10 tahun lebih dan NTT yang sudah 20 tahun mereka belum bebas dari rabies," katanya.

Pihak Disnaskeswan hanya berharap, para pemilik anjing untuk pro-aktif ikut serta membebaskan Dompu dari wabah rabies. Salah satunya adalah dengan bersedia anjingnya diberi vaksin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.