Sukses

Beras BPNT Bau dan Berkutu, Dinsos Tuban Ancam Putus Kontrak Supplier

Setelah mengetahui beras BPNT itu tak layak, KPM pun banyak yang tidak mau mengonsumsi beras tersebut terkecuali terpaksa.

Liputan6.com, Tuban - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Jawa Timur, mengancam akan memutus kontrak dengan supplier beras Bantuan Pangan Non Tunai atau beras BPNT yang dipasok ke sejumlah agen e-Warung yang sudah tak layak dikonsumsi. Beras tersebut kondisinya berbau apek dan berkutu.

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos dan P3A) Kabupaten Tuban, akan segera turun lapangan untuk mengecek langsug keberadaan beras tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinsos dan P3A, Joko Sarwono meminta supplier untuk segera mengganti beras BPNT dengan kualitas yang lebih baik.

"Batasan dari dinas jenis beras medium harga sesuai HET mas, kalau beras itu dibawah kualitas yang ditentukan, ya harus diganti," kata Joko saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (1/2/2020).

Joko menegaskan, apabila supplier beras BPNT tidak mau mengganti, maka Dinsos Tuban akan memutus kontrak kerja dengan para supplier.

"Nanti kalau hasilnya memang kualitas di bawah dan jelek, kalau tidak mau ganti ya terpaksa diputus," dia menegaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

KPM Enggan Konsumsi Beras BPNT

Diberitakan sebelumnya, salah satu agen BPNT mengatakan, beras tak layak dikonsumsi di kabupaten setempat sudah berbulan-bulan lamanya dibagikan ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Ini sudah mulai September 2019 lalu, katanya dulu hanya sampai 7 bulan saja, namun ternyata sampai hari ini. Kualitasnya seperti ini," kata agen yang mewanti-wanti untuk tidak disebutkan namanya.

Setelah mengetahui beras BPNT itu tak layak, KPM pun banyak yang tidak mau mengonsumsi beras tersebut terkecuali terpaksa. Sebagian besar lebih memilih menjual kembali bantuan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) ini.

Menurut dia, kualitas beras BPNT Kabupaten Tuban tidak sama dengan beras yang biasa beli dipasaran untuk dikonsumsi.

"Biasanya beras dijual satu sak Rp70 ribuan di pasar mas," ucap sumber ini.

Dia menyebutkan, KPM menerima bantuan dari Pemerintah Pusat sekitar 10 kilogram beras yang dikemas satu sak, dan delapan butir telor.

"Untuk tahun ini, dan awal bulan mendapatkan tambahan empat kilogram beras, pengganti nominal lauk tahu dan tempe. Rencananya diberikan di bulan Februari sampai seterusnya," katanya.

3 dari 3 halaman

Supplier Ganti Beras Kualitas Buruk

Penolakan warga dan ancaman Pemkab Tuban rupanya manjur. Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di sejumlah agen di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berbau apek dan berkutu itu telah diganti baru.

Camat Tuban, M. R Dani Rahmadani merasa cukup puas bahwa pada akhirnya keluhan sejumlah agen beras BPNT di kecamatannya disigapi dengan cepat oleh pihak supplier.

"Beras yang tidak layak kemarin sudah diambil, hari ini langsung diganti," ujar Dani, Minggu (2/2/2020).

Setelah kejadian ini, lanjut dia, kedepan ada pertemuan dengan supplier, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan pemerintah Kecamatan. Hal itu agar ada sinkrosiasi persepsi saat dilapangan.

"Kedepan penyalurannya satu kecamatan biar berbarengan (bersamaan)," ucapnya.

Sebanyak dua ton beras baru disalurkan ke empat Kelurahan yang  berasnya buruk dan tidak layak dikonsumsi. Diantaranya Kelurahan Sukolilo, Karangsari, Kingking dan Sidomulyo, Kecamatan Tuban Kota.

Koordinator Daerah Program Sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos), Karyati Ningsih mengungkapkan, pihaknya baru mengganti beras BPNT dengan yang baru setelah mendapatkan komplain dari berbagai pihak.

"Sebetulnya supplier sudah bilang dari awal berkomitmen kalau ada beras yang jelek, siap menggantinya," kata Kariyati.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.