Sukses

Mimpi Garut Miliki Stasiun Kereta Termegah Bakal Terwujud Sebentar Lagi

Setelah mati suri hampir satu dekade, masyarakat Garut, Jawa Barat segera menikmati pelayanan perjalanan kereta api mulai pertengahan Februari mendatang.

Liputan6.com, Garut - Progres Reaktivasi kereta api tahap pertama yang menghubungkan Stasiun Cibatu hingga Garut Kota, kabupaten Garut, Jawa Barat, menerbitkan keceriaan bagi masyarakat kota Intan.

Bahkan penantian panjang empat dekade mereka, bakal semakin terbayar dengan rencana pembangunan stasiun kereta api termegah di Indonesia.

"Kalau lihat desainnya, bayangan saya begitu (termegah), orang Garut harus bangga," ujar Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro, saat mengecek reaktivasi kereta api di Stasiun Garut Kota, Jumat (31/1/2020).

Menurutnya, kehadiran kereta api hingga jantung pusat kota Garut, seakan oase atas dahaga moda transportasi massal yang aman, nyaman dan bebas dari macet sejak lama. "Kita rencanakan untuk stasiun pembangunannya tahun depan," kata dia.

Saat ini, setelah pengerjaan pemasangan rel single track usai, petugas terus menguji coba, termasuk mengecek kesiapan seluruh infrastruktur pendukung yang aman saat digunakan.

"Kalau dimungkinkan nanti kita uji coba minggu kedua Februari, sekarang ini kiri kanan kita lengkapi semua ya," ungkap dia.

Dengan upaya itu, masyarakat Garut kota, serta kecamatan lain yang dilintasi jalur kereta, bisa menikmati perjalanan lebih cepat hingga ibu Kota Jakarta, dalam satu rangkaian perjalanan kereta secara lengkap.

"Tentunya dengan harga yang bisa dijangkau masyarakat dari sini, bukan hanya manusianya, tapi barang-barang kerajinan," kata dia.

Sebagai daerah tujuan wisata, hasil kerajinan serta hasil bumi kota Intan yang begitu mempesona, kehadiran kereta yang optimal ujar Edi, diharapkan mampu menjawab kerinduan masyarakat.

"Saya berharap untuk (perjalanan) pertama kereta orangnya bisa delapan (gerbong), atau ditambah satu kereta untuk barang," ujar dia, mengomentari potensi kereta yang bisa dimanfaatkan masyarakat Garut.

Di tengah proses rangkaian uji coba, Edi mengakui salah satu kendala yang tengah dihadapi lembaganya, yakni belum turunnya izin operasional jalur kereta, dari Kementerian Perhubungan.

"Saya berharap lebih cepat lagi, saya komunikasi dengan pak Dirjen secepatnya," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terganjal Uji Prinsipal

Setelah izin keluar, dia berharap sepekan atau 10 hari, pengoperasian kereta api Garut Kota-Stasiun Cibatu dan sebaliknya, segera terwujud.

"Kita lihat dulu yang penting berhenti dulu di Garut kita lihat selanjutnya," kata dia.

Saat ini progres pembangunan reaktivasi kereta api tahap awal sudah hampir usai. Bahkan puluhan bangunan sepanjang jalur Stasiun Garut kota hingga jembatan Leuwidaun sudah mulai ditertibkan, untuk mendukung rencana tahap kedua pembangunan hingga Stasiun Cikajang.

Edi menyatakan, selain jalur reaktivasi Stasiun Cibatu-Garut Kota hingga Cikajang, pemerintah pusat menargetkan penyelesaian reaktivasi jalur lain segera menyusul.

"Ada empat jalur yang diprioritaskan selain Garut, ada yang menuju Ciwidey, Pangandaran, Tanjung Sari (Sumedang)," kata dia.

Edi menyatakan, bagi masyarakat yang akan bepergian menuju kota besar seperti Bandung, Jakarta dan lainnya, perjalanan dari Stasiun Garut mesti berhenti di Stasiun Cibatu, untuk selanjutnya dilanjutkan menggunakan perjalanan lain.

"Kita belum tahu penumpang Garutnya berapa, kemudian Wanaraja, dan lainnya," kata dia.

Namun, kondisi itu bisa berubah dengan sendirinya, seiring meningkatnya pertumbuhan penumpang, dan respon mereka terhadap kehadiran kereta api.

"Kita lihat kalau penumpang Garut menuju Jakarta potensial, maka kita buat saja dari Garut bablas Jakarta, sangat mungkin," kata dia.

Melihat tingginya animo masyarakat Garut di sepanjang jalur yang dilalui saat melakukan pengecekan jalur, ia optimis kehadiran kereta api, diterima baik masyarakat kota dodol Garut.

"Ini satu-satunya sarana transportasi tidak ada macet, kalau macet ya pasti tidak naik kereta," kata dia.

Bahkan pola pelayanan terbaik bagi warga, telah disiapkan perusahaan kereta api plat merah tersebut. "Ada dua hal yang saya tekankan, pelayanan harus seperti yang lain optimal dan bagus, kedua buatlah terjangkau," kata dia.

Dengan upaya itu maka, kehadiran kereta api bakal menjadi primadona baru bagi masyarakat, tatkala menempuh perjalanan jarak jauh.

"Karena kalau sudah terjangkau, maka bangkit ekonomi di sini, perlahan-lahan bisa disesuaikan (Perjalanan), karena di sini potensinya luar biasa," ujar dia.

Untuk mendukung optimalisasi pelayanan kereta api, Edi menyatakan lembaganya tengah menyiapkan kisaran harga tiket, yang dinilai cukup terjangkau bagi masyarakat.

"Angkanya masih dalam hitungan, saya mau sampaikan  ini harus dijangkau masyarakat, bukan hanya orang ya, barang juga," ujar dia.

Dalam prakteknya, dalam sekali perjalanan kereta, diselipkan satu rangkaian gerbong yang diperuntukan untuk pengiriman barang atau hasil bumi dari kota Intan.

"Karena barang itu kalau bisa saveting atau pindah dari jalan raya pindah ke rel, jalan raya ini bisa dipakai mobil-mobil pribadi," ujar dia.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Jarak Jauh

Untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat, para pekerja di lapangan terus mengecek termasuk uji coba untuk melihat kesiapan menyeluruh infrastruktur jalur kereta.

"Satu-satu kita lihat, bangunan hikmat (BH), kita cek apakah BH itu dalam keadaan baik atau tidak," kata dia.

Kemudian, aspek keamanan di jembatan hingga fasilitas infrastruktur dasar lainnya. “Makanya tidak hanya log yang masuk, tapi juga rangkaian yang masuk, untuk ngecek apakah jembatan dan BH ini sudah layak atau belum,” ujarnya menegaskan.

Untuk mensosialisaikan kehadiran kereta di kota Garut, KAI bakal promosi gratis naik kereta bagi masyarakat dari Stasiun Garut Kota hingga Cibatu atau sebaliknya.

"Waktunya belum kita tentukan, karena ini masih melakukan pengecekan dulu," kata dia.

Dalam kesempatan itu Edi mengatakan, total anggaran yang digunakan dalam proses reaktivasi kereta api tahap pertama, dari Stasiun Cibatu hingga Garut Kota menelan anggaran cukup besar.

"Angkanya belum ngecek, tapi sekitar Rp400 miliar-an, itu data keuangan, itu dari maksimumnya, tapi belum direkap, kan pembangunannya belum selesai semuanya," ujar dia.

Meski terbilang besar, namun progres pembangunan kereta api di Garut tahap pertama sejauh 19,8 kilometer hingga jantung kota Garut tersebut, cukup optimal.

"Saya prinsipnya pokoknya Garut harus kesambung," kata dia.

Ia mengapresiasi seluruh masyarakat Garut yang telah mendukung atas kehadiran salah satu moda transportasi massal tersebut.

Seperti diketahui, jalur kereta api legendaris Stasiun Cibatu-Cikajang mati suri sejak medio 1980-an silam. Diawali jalur Stasiun CIkajang hingga Garut kota, yang mulai berhenti melayani masyarakat sejak pertengahan 1982-an.

Kemudian diikuti penghentian pelayanan dari Stasiun Garut Kota hingga Cibatu, yang dilaksanakan setahun setelahnya. Setelah itu, tidak ada pelayanan dan perjalanan via kereta api dari dan menuju ke Stasiun Garut Kota.

Tak ayal selama mati suri, hampir seluruh aset PT KAI, mulai stasiun, bantaran rel hingga tanah yang berada di sepanjang jalur, digunakan masyarakat Garut, hingga akhirnya dibongkar, untuk digunakan dalam proses reaktivasi kereta api.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.