Sukses

Terombang-ambing di Laut Maladewa, Kapal Nelayan Iran Terdampar di Aceh

Kapal nelayan Iran sempat terombang-ambing di laut lepas sebelum terangsur ke perairan Aceh hingga ditarik ke daratan. Bagaimana kisahnya?

Liputan6.com, Aceh - Kapal nelayan Iran menepi di perairan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, sejak Senin (27/1/2020). Kapal tersebut sempat terombang-ambing di laut lepas karena suatu kerusakan, sebelum terangsur ke perairan Aceh hingga ditarik ke perairan setempat.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh, Azhar via Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Adi Hari Pianto mengatakan, informasi mengenai kapal tersebut didapat pada Senin. Kapal tersebut ditarik ke perairan Meulaboh oleh kapal KM Oen Ijo.

"Kapal tersebut terdampar di perairan Meulaboh di karenakan pum pizzle (pompa oli) tidak berfungsi," jelas Adi, kepada Liputan6.com, Rabu pagi (29/1/2020).

Mesin kapal nelayan Iran tersebut mati di perairan Maladewa pada koordinat 04 derajat 26 menit 616 detik Lintang Utara 064 derajat 22 menit 488 detik Bujur Timur. Kapal terombang-ambing sampai ke perairan Meulaboh dengan jarak kurang lebih 15 mil laut dari daratan.

"Setelah lagi menunggu perbaikan mesin," imbuh Adi.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membawa 14 ABK

Kapal tanpa muatan itu membawa 14 orang Anak Buah Kapal (ABK) yang kini diinapi di tempat khusus dalam pengawasan otoritas terkait. Kapal ini tidak memiliki bendera dan dokumen.

Petugas imigrasi sudah mencoba menghubungi kedutaan besar Iran di Indonesia serta Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi mengenai hal ini. Komunikasi antara petugas dengan para ABK agak terkendala karena perbedaan bahasa.

"Para nelayan asing tersebut menggunakan bahasa Persia," kata Adi.

Kapal tersebut akan kembali berlayar jika kerusakannya telah diperbaiki. Tidak ada sanksi hukum dalam hal ini karena kapal tersebut murni terdampar karena ketidaksengajaan.

"Kita tunggu perbaikan baru kita dorong lagi. Mereka maunya balik ke negaranya juga," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.