Sukses

Memotret Nusantara dari Sudut Gondangdia

Selamat Tahun Baru 2020. Salam hangat dari Gondangdia.

Liputan6.com - Kabar buruknya adalah waktu berlalu, kabar baiknya adalah Anda yang mengendalikan (Michael Althuser)

Demi waktu. Terasa tak terasa waktu niscaya berlalu. Tahun Babi Tanah 2019 pun berganti Tahun Tikus Logam 2020.

Sepotong nasihat kerap terdengar: jangan terpenjara masa lalu, tatap saja ke depan. Iya, bisa, tapi selagi dalam batas proporsional, mengingat masa lalu ada baiknya, sebagai pelajaran agar lebih bijak melangkah. Mengingat yang sudah lewat juga kadang menyenangkan, olim meminise iuvabit.

Sebagai sebuah 'ruang', 2019 juga diwarnai beragam peristiwa di segenap penjuru Tanah Air. Kami merekamnya dari sebuah gedung di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat -lokasi kantor Liputan6.com. Tak sekedar merekam, informasi itu dipilah dikemas dan disajikan dengan penuh tanggung jawab.

Informasi awal suatu kejadian di seluruh pelosok Nusantara kadang bisa terendus dari Jakarta, seturut era mudahnya semua orang berbagi informasi. Berbagai kanal informasi kini bisa dimanfaatkan warga seiring kemajuan teknologi informasi.

Dalam hitungan menit, isu atau kejadian besar dari sudut terjauh bisa menyebar ke seluruh penjuru negeri. Informasi yang bersliweran itu lantas kami verifikasi sesuai standar jurnalistik.

Informasi awal juga lebih sering datang dari temuan teman-teman jurnalis kami yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Mereka tak hanya menyaksikan sebuah peristiwa, tapi juga memahami konteks dan cerita di baliknya. Nilai dan pemahaman menyeluruh yang dimiliki para jurnalis setempat itulah yang istimewa.

Ratusan atau ribuan berita pun mengalir dari delapan penjuru mata angin. Apa yang paling menyita perhatian khalayak luas?

Ada peristiwa-peristiwa buruk yang membuat masygul, ada yang baik-baik dan memicu sikap optimistis, banyak juga yang jenaka. Semua yang ekstrem apapun ragamnya itu pun menyita perhatian. Dorongan untuk mengetahui drama, horor, harapan, juga humor berkelindan pada kesadaran dan ketaksadaran manusia.

Mari kita cek sekilas tipis-tipis. Dari bagian barat Indonesia, harapan kami pada 2018 lalu tak tercapai. Kala itu kami berharap tak ada lagi kebakaran hutan dan kabut asap. Faktanya, horor itu datang lagi, hutan sekitar Riau memerah, kabut asap membekap.

Masih terkait lingkungan, berita konflik manusia dengan hewan juga kerap dilaporkan. Tak jarang jatuh korban jiwa, dari pihak manusia atau hewan. Ini serius, ini masalah bagaimana kita mencipta sistem hidup bersama yang saling menguntungkan.

Menyeberang pulau, berita terkait praktik seksual yang melanggar nilai dan norma mencuri perhatian dari Jawa Barat. Ini menambah catatan dari kasus-kasus pencabulan dan seks tanpa norma yang terjadi di segenap tempat.

Mari tengok lagi lagi daerah lain. Di Sulawesi dan sekitarnya, kasus penembakan mahasiswa dan pengangkapan tersangka korupsi memicu duka dan kegeraman kolektif. Penembakan oleh kelompok kriminal di Papua juga masih sering terjadi.

Cukup, cukup. Cerita tentang berita buruk tak ada habisnya. Bukan niat hati membangun atmosfer yang murung dengan menyenggol sekilas contoh-contoh di atas. Ini sedikit aksi menyuarakan keprihatinan saja.

Jangan khawatir. Faktanya, berita-berita positif yang membangun harapan dan semangat juga menunjukkan tren peningkatan. Semakin banyak pembaca yang 'meminta' berita-berita positif itu. Mari menuju tren good news is good news.

Berita semacam ini misalnya inovasi kepala daerah, inovasi warga, prestasi pelajar, aksi kepedulian terhadap sesama, aksi lingkungan, dan hal-hal baik lainnya. Kami berharap berita-berita positif semacam ini yang bakal lebih muncul. Kebaikan, juga keburukan, itu menular.

Di luar peristiwa dengan manusia sebagai subyek, fenomena-fenomena alam juga tak luput dari radar kami. Ada fenomena alam dahsyat yang berpotensi membahayakan manusia -gempa, ada gunung meletus, ada juga fenomena alam unik.

Nah, semua peristiwa dan kejadian pada 2019 yang sudah terpotret itu sudah berlalu, menjadi sejarah. Tahun berganti saat ini, sejarah baru segera diukir oleh manusia sebagai pencetak sejarah.

Mengutip tafsir sederhana pemikiran filsuf Martin Heidegger, manusia akan terus 'bergerak' dalam ruang waktu. Pergerakan itu melahirkan beragam kemungkinan, apakah jadi kebaikan atau keburukan.

Selamat Tahun Baru 2020, selamat bergerak membuat sejarah baik. Kami siap memotret, menyaring, mengemas, dan menyajikan. Untuk Anda, pembaca yang budiman.

Salam hangat dari Gondangdia.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.