Sukses

Melepas Matahari Terakhir 2019 di Menara Pandang 2 Papandayan Garut

Memiliki ketinggian 1.900 mdpl, Menara Pandang 2 Papandayan memberikan suasana berbeda liburan.

Liputan6.com, Garut - Bagi anda yang doyan bepergian ke pegunungan, tak ada salahnya akhir tahun ini menghabiskan waktu di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat.

Satu fasilitas baru yakni, Menara Pandang 2, siap memanjakan mata anda melepas sunset atau matahari terbenam terakhir di 2019.

"Kami sengaja mengejar target sebelum akhir tahun, agar bisa digunakan pengunjung melepas sunset di 2019 ini," ujar Direktur PT Asri Indah Lestari (AIL) Tri Persada, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Minggu, (29/12/2019).

Mengenakan setelan kasual khas dandanan anak muda saat ini, Tri menyatakan menara pandang 2 Papandayan, sengaja dihadirkan untuk memberikan sensasi tersendiri bagi pengunjung menutup tahun ini.

"Ketinggiannya sekitar 1.900 mdpl, sehingga seluruh view bawah terlihat secara jelas," kata dia.

Memiliki ketinggian sekitar 400 meter lebih tinggi dari menara pandang 1 Papandayan di angka 1.500 mdpl, keberadaan menara pandang 2 Papandayan, mampu memanjakan mata siapa pun yang menikmati.

"Terkejut, amazing, seraya di atas awan," ujar Novian Hidayat (19), salah seorang pengunjung lokal Garut, saat pertama kali mencoba fasilitas baru wahana TWA Papandayan tersebut.

Menyusuri jalan setapak yang masih dalam proses pengerjaan, keberadaan menara pandang 2 mampu menarik pengunjung untuk datang.

"Ingin saja mencoba, pas pertama kali diberi tahu pengelola, kami langsung tertarik mencoba," ujar dia.

Membawa dua orang rekannya yang sama-sama masih remaja, ia tampak begitu antusias menyaksikan pemandangan alam TWA Papandayan dari atas ketinggian.

"Pokoknya bagus bener pemandangannya," ujar Siska Riani, (19), rekan lainnya kembali memuji salah satu fasilitas baru tersebut.

Menurutnya, keberadaan menara pandang 2 Papandayan, memberikan alternatif lain hiburan ekstrem dari ketinggian saat berada di TWA Papandanyan.

"Kan selama ini hanya kawah, taman edelweis, sekarang ada ini (menara pandang)," ujar dia.

Tri menambahkan, seiring peningkatan pengunjung menjelang pergantian tahun, ia berharap keberadaan menara pandang 2 bisa digunakan seluruhya, sebelum pesta akhir tahun berlangsung.

"Kalau struktur bangunan sudah bisa digunakan, hanya tinggal jalan menuju ke menara saja yang masih dalam pengerjaan," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jumlah Kunjungan Turun

Dibanding tahun lalu, jumlah pengunjung tahun ini relatif lebih rendah. "Biasanya dua hari menjelang akhir tahun situasi sudah full (penuh), sekarang masih terbilang lancar," kata dia.

Bertambahnya area wisata baru menuju TWA Papandayan, serta tidak adanya cuti libur nasional yang cukup panjang, menjadi salah satu faktor pemicu itu.

"Apalagi pembangunan infrastruktur jalan juga lebih merata, sekarang ke Lampung saja bisa ditempuh hanya dua hari, lebih cepat," kata dia.

Dalam catatannya, jumlah kunjungan tahun ini pada periode yang sama hanya berkisar di angka 4.000 tiket. "Kalau orangnya kan bisa saja lebih rendah, itu hitungan tiket yang kami keluarkan," ujarnya.

Namun meskipun demikian, ia mengaku bersyukur angka kunjungan ke TWA Papandayan, tetap menunjukan tren positif.

"Wajar lah (penurunan), namun kita tetap memberikan pelayanan terbaik bagi pengunjung," ujarnya.

Untuk menarik minat wisatawan yang datang, pengelola ujar Tri tetap memberikan pelayanan yang optimal bagi pengunjung.

"Ada beberapa fasilitas baru yang kami siapkan, salah satunya menara pandang 2 tadi kan," kata dia.

3 dari 3 halaman

Pesona Papandayan

Memiliki ketinggian 2.662 mdpl, pesona TWA Papandayan memang tidak ada matinya. Kawasan hutan mati, lempengan kawah gunung yang masih aktif, pemandingan air belerang hingga taman edelweis yang abadi, mampu memikat siapa pun yang datang ke sana.

"Kalau berbicara soal alamiah, Papandayan dari dulu tidak berubah tetap sejuk dan adem," ujar Jama (51), salah satu pengunjung asal Cianjur.

Memboyong sekitar 34 anggota rombongan keluarga, di tampak menikmati sajian berendam di kolam air hangat belerang khas Papandayan.

"Kebetulan saya tengah terapi soal persendian, sangat terasa sekali manfaatnya," kata dia.

Hal yang sama diakui Yuni (23), salah satu pengunjung lain di area kolam renang belerang tersebut. Menurutnya, mandi sekaligus berendam di air belerang pegunungan, memberikan banyak manfaat buat kesehatan.

"Dan yang lebih penting bisa sambil berlibur bersama keluarga," ujarnya.

Dua komentar pengunjung itu tidak berlebih, kondisi alam yang masih bersih dengan udara sejuk dan sehat, memberikan nuansa tersendiri untuk berlibur bersama keluarga.

"Harga makanan dan tiket juga tidak terlalu mahal, cukup lah untuk acara liburan keluarga," Jama menegaskan.

Bahkan, bagi anak muda seusia Yuni, berwisata di alam terbuka seperti TWA Papandayan, memberi solusi memanjakan diri.

"Bosen juga di perkotaan yang sumpek dengan kemacetan, berwisata ke alam terbuka lebih sehat," ujar dia bangga.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.