Sukses

Doa Bersama untuk Palestina dan Uighur di Bali Berlangsung Tegang, Ada Apa?

Patriot Garda NKRI menolak acara yang membawa kasus Uighur itu diselenggarakan di Bali.

Liputan6.com, Denpasar Acara 'Doa untuk Negeri' bertema 'Untukmu Palestina & Uighur Tercinta' mendapat respon dari Patriot Garda NKRI (PGN) Provinsi Bali. Puluhan massa PGN mendatangi lokasi doa bersama di Hotel Princess Keisha Teuku Umar Barat.

Sekitar pukul 11.45 Wita, massa di bawah pimpinan Panglima Komando PGN Wilayah Bali, Gus Yadi tiba di lokasi. Sementara acara sedang berlangsung di dalam ruangan. Hadir pada kesempatan itu Ustaz Haikal Hasan, Ustaz Jawas Sokan, dan Ustaz Nur Asyur.

Setibanya di lokasi, massa PGN Bali mendapat penjagaan ketat aparat kepolisian. Mereka menyampaikan beberapa tuntutan, di antaranya agar tak mengganggu Pancasila. Mereka juga meminta agar panitia penyelenggara tak lagi mendatangkan tokoh pergerakan 212. Kelompok ini juga meminta agar persoalan Uighur tak dibahas di Bali.

Aparat kepolisian sendiri bertindak tegas. Mereka meminta massa PGN Bali membubarkan diri. Bagi kepolisian, acara doa bersama ini sudah mengantongi izin dan tak masalah untuk diselenggarakan. Apalagi bertepatan dengan perayaan Natal bagi umat Kristiani, pihak kepolisian meminta agar massa PGN Bali tak menodai perayaan suci ini.

Bahkan, pihak kepolisian sempat mengultimatum massa PGN Bali dengan memberikan hitungan agar mereka membubarkan diri atau dibubarkan. "Saya hitung sekarang. Satu, dua, tiga, semua petugas siapkan tongkat," kata salah satu petugas kepolisian melalui pengeras suara, Rabu (25/12/2019).

Massa PGN Bali pun lantas bergerak mundur membubarkan diri. Salah satu pemantau acara, Ustaz Ahmad Baraas yang merupakan Direktur LBH Paham Cabang Bali menjelaskan, acara berlangsung tanpa halangan meski terjadi penolakan dari massa PGN Bali. "Acara berlangsung hingga selesai tanpa kendala apa pun," kata Ustaz Baraas.

Menurutnya, acara yang digelar sejak pagi hingga sore hari itu sama sekali tak bermuatan politis. "Ini murni doa bersama untuk negeri. Juga, ada penggalangan dana. Hingga sore hari terkumpul dana sekitar Rp100 juta," tuturnya. Pada acara yang diselenggarakan oleh Relawan Baitul Maqdis (RBM) Bali itu dihadiri sekitar 1.000 orang dari undangan yang disebar sebanyak 800 peserta.

Ustaz Baraas tak habis pikir dengan tuntutan PGN Bali. "Kalau diminta untuk tak mengganggu Pancasila, memangnya siapa yang mengganggu Pancasila. Kan tidak ada. Ini pengajian dan doa bersama untuk keselamatan umat manusia. Apa yang dikhawatirkan dari acara ini," katanya.

Kendati begitu, Ustaz Baraas menegaskan ia mencoba berprasangka baik saja. Menurutnya, perbedaan cara pandang di Indonesia adalah hal yang wajar. "Kita menilai positif saja. Soal perbedaan di masyarakat wajar saja terjadi. Saya salut polisi betul-betul menitikberatkan penilaiannya ini kegiatan pengajian wajar dan tidak boleh diganggu," tuturnya.

Di sisi lain, ia juga mengapresiasi massa PGN Bali yang tak mengganggu lebih jauh acara tersebut. "Mereka taat pada perintah polisi sehingga tak terjadi aksi lebih lanjut. Dalam hal ini saya sampaikan tak ada persekusi terhadap Ustaz Haikal Hasan," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.