Sukses

3 Akses Jalan Jamin Kelancaran Transportasi Ibu Kota Negara Baru

Ada tiga akses menuju kawasan IKN yang kini sedang dikembangkan pemerintah bersama BPJT yakni simpang susun Samnboja kilometer 38, Akses simpang susun Karang Joang dan akses jalan tol trans Kalimantan lintas selatan

Liputan6.com, Balikpapan - Salah satu hal penting dalam persiapan pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim). Akses jalan yang baik akan membuat ibu kota lebih kondusif.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menyebut ada tiga akses menuju kawasan IKN yang kini sedang dikembangkan pemerintah bersama BPJT yakni simpang susun Samnboja kilometer 38, Akses simpang susun Karang Joang dan akses jalan tol trans Kalimantan lintas selatan.

“Tiga akses ini diharapkan bisa meningkatkan konektivitas ke ibu kota negara yang kemudian meningkatkan daya tarik seluruh kawasan Kalimantan Timur,” katanya, Rabu (18/12/2019).

Keberadaan jalan ini semakin menguatkan posisi Kaltim sebagai ibu kota negara yang baru, baik sebagai pusat pemerintahan maupun pusat bisnis. Apalagi, provinsi Kaltim juga sudah didukung akses pelabuhan penting seperti Samarinda, Palaran dan Balikpapan dengan dukungan bandara Sepinggan, Balikpapan dan APT Pranoto.

“Itu jadi satu jaringan dengan jalan tol ini, terus ada infrastruktur besar bandara Sepinggan dan Pranoto,” ucapnya.

Saat ini BPJT masih melakukan studi kelayakan untuk membangun akses jalan, seperti tol Samboja –IKN. Harapannya, pada tahun 2020 pembangunan sudah dimulai.

“Total ada tiga ruas tol yang akan dukung IKN. Disamping ada rencananya kita tol Samarinda-Bontang kita lanjutkan,” ucapnya.

Danang menjelaskan, Tol Samboja-Sepaku atau kawasan ibu kota negara diperkirakan hanya sepanjang sekitar 30 kilometer.

“Kalau tol Balikpapan-Samarinda itu kan seksi 5, 1, 2,3,4 ini kan (dikerjakan) Jasa Marga Balikpapan Samarinda, kita akan berikan perubahan lingkup dari Samboja ke Sepaku,” ujarnya.

Diperkiakan pembangunan Tol Samboja-Sepaku bakal menelan anggara sebesar Rp160 miliar hingga Rp200 miliar per kilometer. Pengerjaan konstruksi diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

“Itu kalau kita liat tiang pancang semua, melayang jadi harga tidak murah juga. Kita perkirakan 160-200 miliar per kilometer. FS tahun depan selesai langsung tender,” kata Danang.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.