Sukses

Atasi Kolera Babi, Pemprov Sumut Gelontorkan Anggaran Rp5 Miliar

Jumlah babi yang mati di Sumatera Utara (Sumut) akibat merebaknya virus hog cholera dan indikasi African Swine Fever (ASF) mencapai 29.124 ekor.

Liputan6.com, Medan - Jumlah babi yang mati di Sumatera Utara (Sumut) akibat merebaknya virus hog cholera atau kolera babi dan indikasi African Swine Fever (ASF) mencapai 29.124 ekor. Untuk penanganannya, disediakan anggaran sebesar Rp5 miliar.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, pihaknya masih terus berupaya melakukan pembatasan penyebaran virus. Pihaknya juga terus melakukan penanganan, seperti membentuk pos-pos supaya babi yang ada di dalam tidak keluar.

Kemudian, babi yang di luar tidak masuk ke dalam. Selanjutnya menyiapkan alat berat, yakni ekskavator untuk mengubur bangkai babi sehingga tidak dibuang di sembarang tempat. Hal tersebut diungkapkan Edy usai apel gelar pasukan di Lapangan Benteng, Jalan Pengadilan, Kota Medan.

"Hog cholera sudah sampai 29.124 ekor babi mati. Anggaran sementara ini Rp 5 miliar untuk babi," kata Edy, Kamis (19/12/2019).

Orang nomor satu di Sumut itu menjelaskan, anggaran yang disediakan digunakan untuk patroli, membentuk pos-pos untuk menutup jalan-jalan keluar masuknya babi, serta menyiapkan personel dalam membantu masyarakat mengubur babi yang mati.

"Nah, pemusnahan belum. Anda bayangin babi di Sumut ini hampir mencapai 2 juta. Kalau dikalikan Rp 3 juta saja per ekor, sudah berapa itu jumlahnya, bayangkan," ujarnya.

Edy menegaskan, babi yang terkena virus hog cholera maupun ASF (indikasi) masih hanya menyerang babi, tidak kepada binatang lain maupun ke manusia. Pihaknya akan terus bertindak untuk menyelesaikan persoalan babi di Sumut.

"Pastinya dikejar. Jika diberlakukan wabah nasional, tunggu dulu. China saja 20 tahun tidak boleh memelihara babi," tegasnya.

Diungkapkan Edy, saat ini pihaknya masih memblokir penyebaran virus hog cholera dengan vaksin-vaksin. Disinggung mengenai peternak dan pengusaha yang merugi akibat kematian ribuan babi, Edy menegaskan sudah pasti rugi.

"Kalau wabah pasti rugi. Bagaimana mengangkat kembali ekonomi mereka, kita selesaikan dulu wabah itu," tegasnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.