Sukses

Bukan Sekadar Perguruan Tinggi Negeri, Ini Deretan Prestasi UGM

Cek prestasi dan apreasiasi yang diraih UGM sepanjang tahun ini

Liputan6.com, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta termasuk dalam lima perguruan tinggi yang mendapat apresiasi dalam menjalankan Program Perguruan Tinggi Asuh Unggul. Capaian ini mengulang prestasi yang didapat UGM pada 2018 lalu yang juga masuk posisi lima terbaik perguruan tinggi asuh dan mendapatkan program hibah dari Kemenristekdikti (sekarang Kemendikbud).

Apresiasi ini diberikan kepada UGM karena telah berkontribusi terhadap komunitas pendidikan di perguruan tinggi. Kontribusi ini dilakukan dengan menjalankan pelayanan, berbagi pengetahuan, dan pembinaan kepada peruguruan tinggi asuh yang terakreditasi C atau belum terakreditasi.

"UGM terpilih menjadi salah satu perguruan tinggi asuh yang mendapat apresiasi menunjukkan UGM unggul dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan tinggi," ujar Panut Mulyono, Rektor UGM, Rabu (18/12/2019).

Menurut Panut, prestasi ini menunjukkan keseriusan UGM dalam membina perguruan-perguruan tinggi asuh. UGM mendorong perbaikan kualitas perguruan tinggi sehingga bisa menghasilkan lulusan yang lebih baik.

UGM telah menjalankan program perguruan tinggi asuh selama dua tahun berturut-turut. Pada 2018, UGM mengasuh 20 program studi dari empat perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun ini, UGM mengasuh 22 program studi dari tujuh perguruan tinggi, meliputi, Universitas Darussalam Gontor, Universitas Muhammadiyah Gresik, Universitas Gunung Kidul, Universitas Setiabudi, STMIK AUB Surakarta, Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta, serta Sekolah Tinggi Teologia Baptis Indonesia.

UGM mengasuh 22 program studi tersebut selama delapan bulan untuk menaikkan akreditasi dan membantu penjaminan mutu internal. Melalui program asuh ini, UGM mengantarkan dua program studi naik akreditasi dari C menjadi B.

Kepala Kantor Jaminan Mutu (KJM) UGM Indra Wijaya Kusuma menuturkan program ini dilakukan melalui dana hibah Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) sebesar Rp 300 juta. Dana ini diperoleh setelah berkompetisi dengan perguruan tinggi lain dan terpilih 30 perguruan tinggi negeri dan swasta.

"Selain dengan dana hibah kami juga melakukan program ini dengan dana pendamping internal UGM," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prestasi di Bidang Pengabdian Masyarakat dan Penelitian

Bidang Pengabidan Masyarakat UGM juga memperoleh penghargaan. Pendekatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM dalam menangani bencana tsunami di Selat Sunda, khususnya di Sukaraja, Rajabasa, Lampung Selatan juga berhasil mengantarkan dosen UGM, Hanggoro Tri Rinonce, meraih juara dua Best Poster Overall dalam Konferensi The Network Toward Unity for Health 2019 yang diselenggarakan di Darwin Convention Center, Darwin, Australia pada 10-13 September 2019.

Prestasi ini menunjukkan KKN UGM bukan hanya mendapat apresiasi dari warga yang langsung merasakan hasil dari kegiatan ini, melainkan juga dari kalangan internasional. Bahkan, KKN UGM menjadi salah satu rujukan dunia untuk kegiatan pengabdian.

Penelitian yang dilakukan UGM juga membuahkan hasil. Salah satunya, inovasi di bidang kesehatan berupa katup celah semilunar yang diberi nama INA Shunt untuk penderita hidrosefalus. INA Shunt lahir dari tangan Paulus Sudiharto, seorang ahli bedah syaraf  FKKMK.

Alat kesehatan ini digunakan untuk mengalirkan cairan yang terkumpul di otak pada penderita hidrosefalus. Sampai sekarang, lebih dari 10.000 pasien hidrosefalus yang menggunakan INA Shunt. Kehadiran alat ini telah memberikan harapan bagi penderita hidrosefalus dan membawa angin segar dalam pengembangan alat kesehatan Tanah Air.

Para peneliti UGM juga berhasil mengembangkan inovasi yang dapat membantu para petani dalam menjalankan aktivitas bertani termasuk dalam mengatasi serangan hama dan penyakit tanaman pertanian. Tim peneliti FMIPA UGM yang digawangi Andi Dharmawan, membuat sistem pembasmi hama dan penyakit tanaman melalui udara dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak autopilot bernama EDRONES.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.