Sukses

1001 Cara Kejari Pekanbaru Berantas Peredaran Narkoba di Kalangan Pelajar

Kasus narkoba masih dominan di Pekanbaru dengan persentase hampir 90 persen dari kejahatan yang ada. Kejari Pekanbaru mencari ragam solusi untuk memerangi narkoba, salah satunya di kalangan pelajar.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kasus narkoba masih menjadi kejahatan paling dominan di Kota Bertuah. Dari 603 perkara yang ditangani kepolisian setempat dan masuk ke seksi pidana umum Kejaksaan Negeri Pekanbaru, 90 persennya merupakan terkait peredaran dan penyalahgunaan barang haram itu.

Posisi Riau sebagai jantung Pulau Sumatra dan berbatasan langsung dengan Malaysia menjadi faktor narkoba seperti sabu dan pil ekstasi mudah masuk. Pekanbaru lalu menjadi transit ke sejumlah daerah dan juga menjadi tempat penjualan.

Semua kalangan dari berbagai usia menjadi korban, termasuk anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Tak jarang dari mereka menjadi pengedar sehingga memengaruhi rekan sebayanya.

Hal ini membuat Kepala Kejaksaan Negeri Pekanbaru Andi Suharlis SH prihatin. Mantan jaksa di KPK ini berkeinginan menempuh beragam cara agar hati masyarakat, khususnya generasi muda, menjauhi narkoba.

"Narkoba merampas masa depan generasi muda, seharusnya mereka mengenyam pendidikan dan lebih produktif tapi harus menjalani persidangan," kata Andi di kantornya, Selasa siang, 17 Desember 2019.

Saat ini, Andi menyatakan Pekanbaru dalam posisi berbahaya narkoba. Selain pergaulan tak terkontrol, uang menjadi daya tarik bagi anak-anak di bawah umur ini ikut sebagai pengedar.

"Mereka berpikir mendapatkan uang, tapi masa depannya dirampas," kata pria yang baru menjabat sebulan satu minggu di Pekanbaru ini.

Memberantas narkoba memang tidak hanya bisa dilakukan penegak hukum. Setiap lapisan harus turut serta membantu agar generasi muda ikut memerangi narkoba.

Ke depannya, Kejari Pekanbaru akan mengintensifkan program jaksa masuk ke sekolah. Tak hanya penyuluhan hukum dan berdiskusi, peserta didik juga akan diperlihatkan visual penyalahgunaan dan efek bahaya narkoba.

"Masyarakat juga dilakukan penyuluhan dan nonton bersama. Menonton lebih efektif karena sebagian masyarakat sekarang lebih suka menonton daripada membaca, lebih masuk pesannya," jelas Andi.

Nanti, Andi juga berencana membuat film pendek tentang pemberantasan dan bahaya narkoba. Generasi milenial dilibatkan agar perannya dalam memerangi narkoba kian penting.

Pemeran ini nantinya jadi agen bagi keluarga dan teman sebayanya serta masyarakat luas. Setiap orang yang dijumpai akan menjadi agen baru dan terus berlanjut.

"Melibatkan anak SD dan SMP supaya mereka bangga jadi agen anti narkoba, lalu ditularkan ke yang lain," kata Andi.

Cara ini, tegas Andi, lebih efektif dari pada menangkap. Apalagi Pekanbaru punya stakeholder pemberantasan narkoba sehingga masyarakat bisa tersentuh emosionalnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.