Sukses

Menelisik Penyebab Tingginya Kematian Bayi di Cilacap

Liputan6.com, Cilacap - Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah naik pada 2019. Hingga Oktober 2019, jumlah kematian bayi di Cilacap mencapai 140 kasus.

Ada kemungkinan jumlah angka kematian bayi akan bertambah lantaran data pada November dan Desember 2019 belum masuk.

Itu berarti terjadi peningkatan kematian bayi dibanding tahun sebelumnya. Pada 2018, total angka kematian bayi di Cilacap mencapai 132 orang.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Cilacap, Agus Nugroho mengatakan kematian terjadi pada bayi berumur 0 – 6 bulan. Kebanyakan kasus kematian bayi disebabkan keterlambatan keluarga membawa bayi ke fasilitas kesehatan (faskes).

“Respons keluarganya yang sering terlambat. Setelah kritis baru dibawa ke dokter atau rumah sakit,” katanya, Rabu (11/12/2019).

Sebab itu, Dinas Kesehatan intensif melaksanakan berbagai program untuk menekan angka kematian bayi dan ibu. Salah satunya dengan sosialisasi pola hidup dan makanan sehat.

Selain itu, Dinkes juga menganggarkan makanan tambahan untuk bayi, ibu hamil dan menyusui. Makanan tambahan ini disalurkan lewat faskes wilayah dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ruang Laktasi

Pemantauan kesehatan bayi dan balita pun intensif dilakukan melalui faskes dan Posyandu. Harapannya, angka kematian bayi bisa ditekan.

“Kami juga bekerja sama dengan pemerintah desa untuk bagaimana menekan angka kematian bayi dan ibu di Cilacap,” ucapnya.

Di sisi lain, Agus mengklaim angka stunting atau bayi kerdil di Cilacap justru rendah. Dalam penimbangan massal belum lama ini, prevelensi stunting Cilacap 4,86 persen. Itu berarti jauh di bawah prevelensi stunting nasional yang masih di kisaran 23 persen.

Untuk menekan angka stunting tersebut, Dinas Kesehatan Cilacap mendorong berbagai pihak, baik di pemerintahan maupun swasta untuk menyediakan ruang laktasi atau menyusui. Dia pun mengklaim, kini hampir semua lembaga pemerintahan telah menyediakan ruang laktasi.

Ruang laktasi itu digunakan untuk menyusui maupun untuk penyimpanan air susu ibu (ASI). Ibu bisa memeras dan menyimpan ASI-nya di tempat penyimpanan yang disediakan.

“Kehidupan 1.000 hari pertama itu sangat penting. Kesadaran untuk memberikan ASI juga harus didorong dengan fasilitas yang memadai,” dia menjelaskan.

Selain ruang laktasi, beragam program untuk menekan angka stunting di Cilacap terus dilakukan. Di antaranya dengan pemberian makanan tambahan. Makanan tambahan disalurkan langsung oleh Dinas Kesehatan, maupun melalui Puskesmas dan Posyandu.

“Kita ada program makanan tambahan untuk ibu hamil, menyusui dan balita,” ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.