Sukses

Nyawa Harimau Sumatra Terancam Gara-Gara Video Hoaks

Kemunculan harimau sumatra di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, diiringi dengan kabar hoaks yang membuat harimau kian tersudut karena semakin dianggap meresahkan masyarakat.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejak kemunculannya awal Desember 2019 yang ditandai dengan peninggalan jejak, kabar hoaks terkait harimau sumatra di Kabupaten Kampar berseliweran di Facebook dan WhatsApp. Hal ini membuat masyarakat kian resah dan ingin membunuh si datuk belang yang dilindungi negara ini.

Bagaimana tidak, pesan yang menyebar di media sosial memperlihatkan keganasan harimau sumatra di berbagai lokasi. Salah satunya penemuan jasad tanpa kepala yang sebagian badannya hancur karena dimakan harimau.

Video berikutnya menggambarkan empat harimau menyerang seorang pria hingga meregang nyawa. Ada pula video masyarakat berkumpul untuk mencari harimau karena sudah menerkam warga di kebunnya.

Tidak hanya Kampar, masyarakat Kota Pekanbaru juga resah. Pasalnya, dalam beberapa video dan pesan yang beredar menyebut kejadian itu ada di Kampar dan perbatasan Pekanbaru.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau sudah sering angkat bicara terkait video itu. Bukannya berkurang, sebaran video di media sosial kian banyak dengan caption yang menyatakan kemunculan harimau di Kampar sudah makan korban.

"Sekali, BBKSDA Riau menyatakan itu tidak benar terjadi di Riau, tidak seperti dinarasikan dalam video dan foto itu," jelas Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Jumat petang, 13 Desember 2019.

Suharyono menyatakan, video seorang pria diserang empat harimau terjadi di kebun binatang. Kejadiannya sudah beberapa waktu lalu di China, bukan di Kampar ataupun Pekanbaru.

Berikutnya, gambar jasad tanpa kepala yang tubuhnya rusak karena dimakan harimau. Kejadian ini memang benar tapi tidak di Desa Karya Indah ataupun Jalan Uka, Pekanbaru, melainkan di Sumatra Utara.

"Kemudian ada harimau mati ditombak, itu lagi-lagi bukan di Riau tapi di daerah lain," tegas Suharyono.

Terakhir, tambah Suharyono, video lainnya yang menggambarkan sekolompok warga bersama TNI Polri akan menangkap harimau sumatra karena menyerang petani hingga tewas, kejadiannya ada di Pagar Alam, Sumatra Selatan.

"Narasi videonya sudah diedit, seolah-olah itu terjadi di Kabupaten Kampar," tegas Suharyono.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tips Menghindari Harimau

Sejak maraknya video dan foto hoaks beredar, banyak laporan yang masuk melalui pusat layanan aduan atau all centre BBKSDA Riau. Semua pengaduan berisi tentang keresahan dan meminta pihak berwenang segera bertindak.

"Hoaks ini membuat keresahan masyarakat makin tinggi. Kami mengimbau agar masyarakat cerdas menyikapi dan tidak ikut-ikutan menyebarkannya," ucap Suharyono.

Suharyono mengingatkan, jangan sampai kemunculan harimau sumatera ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk suatu kepentingan. Bisa saja ada sekelompok orang mengambil kesempatan untuk berburu dengan dalih keresahan masyarakat.

Terkait temuan jejak di berbagai lokasi di Desa Karya Indah dan Kualu Nanas, Kabupaten Kampar, BBKSDA Riau telah menurunkan tim untuk melakukan observasi.

Tim tersebut juga memberikan sosialisasi edukasi kepada masyarakat agar tidak terjadi konflik antara manusia dan harimau sumatera. Masyarakat juga diedukasi bagaimana cara bertindak jika ketemu harimau.

Salah satunya, berjalan mundur ketika berhadapan dengan harimau. Kemudian tidak membelakangi ataupun membuat gerakan spontan yang membuat harimau merasa terancam.

Berikutnya, masyarakat di lokasi penemuan jejak diminta tidak beraktivitas sendiri. Kurangi aktivitas pada petang hingga malam hari karena harimau aktif pada waktu itu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.