Sukses

Wagub Uu Keliling Jabar Serukan Bahaya Radikalisme di Sekolah

Dengan semakin gencarnya kampanye penolakan radikalisme, diharapkan pengajar memberikan materi pendidikan yang mengajarkan akhlak baik.

Liputan6.com, Garut - Menggunakan setelan baju koko, Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum, turun langsung melakukan kampanye pencegahan bahaya laten radikalisme, di seluruh sekolah termasuk Garut.

"Hari ini muter ke kabupaten Garut, sebelumnya kemarin ke Purwakarta, Majalengka, Cirebon dan lainnya," ujar dia di depan ratusan Kepala Sekolah, pengajar, dan pelajar di Aula SMAN 1 Garut, Jumat (13/12/2019).

Menurutnya, safari kebangsaan yang ia lakukan saat ini, merupakan respon pemerintah Provinsi Jawa Barat, terhadap ancaman bahaya radikalisme yang mulai merasuki lembaga pendidikan.

"Ini sesuai arahan dari pemerintah pusat, kita tentu melaksanakan perintah pemerintah pusat," ujar dia.

Sektor pendidikan, ujar dia, memiliki peranan penting dalam kemajuan sebuah bangsa, sehingga dibutuhkan asupan materi pendidikan berkualitas, jauh dari kesan kekerasan atau radikalisme yang mengatasnamakan agama.

"Makanya ingat Pancasila sebagai dasar negara kita," kata dia.

Paham Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, merupakan hasil kesepakatan dan kesepahaman seluruh pendiri bangsa, sehingga perlu diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Sudahlah adanya Pancasila jangan diganggu-ganggu lagi," pinta dia.

Untuk menghindari merebaknya radikalisme, ia berharap para guru tetap istikamah mengajarkan siswa didiknya dengan akhlakul karimah.

"Sehingga nanti melahirkan alumni yang berprestasi, dan diterima di industri pekerjaan maupun di lembaga pemerintahan," kata dia.

Uu menyatakan, ada empat tantangan yang harus dimiliki pelajar saat ini, sehingga mampu bersaing di masa depan.

Yakni kuasai teknologi komputer, komunikasi yang baik melalalui ide yang cemerlang, mampu bekerja sama, dan harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

"Persaingan dan seleksi semakin ketat," dia mengingatkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Imbauan

Dalam kesempatan itu, Uu mengimbau para pengajar dan pelajar untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. "Seluruh sila Pancasila sudah mewakili seluruh kepentingan bagi masyarakat Indonesia," kata dia.

Menurutnya, pemahaman Pancasila di kalangan dunia pendidikan sangat penting untuk dijaga, menghindari ancaman perpecahan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.

"Ilmu agama tanpa dari agama buta, begitu pun sebaliknya, maka harus seimbang antara ilmu agama dan ilmu dunia," kata dia.

Uu mengaku heran dengan fenomena maraknya dakwah agama yang disampaikan ustaz, justru menyebabkan kegaduhan di masyarakat.

"Ada yang ngaku ulama tapi malah menjelekkan pemerintah, mengatakan ulama babi masa ulama seperti itu," kata dia.

Dengan adanya safari itu, dia berharap penyebaran ilmu agama di masyarakat termasuk di kalangan dunia pendidikan, disampaikan dengan santun.

"Makanya sekarang khutbah Jumat cukup dibaca saja agar benar, sebab kalau rukun khutbahnya saja tidak benar, maka tidak sah shalatnya," kata dia.

Uu pun tak segan mengajak pelajar untuk mempelajari ilmu agama sesuai dengan ajaran yang sudah diamalkan di kalangan pesantren.

"Kalau belajar agama biasa saja, jangan belajar agama yang seperti mengajak kebajikan, tapi isinya justru mengajarkan kebencian, permusuhan dan menjelekan pemerintah," ungkap dia.

3 dari 3 halaman

Respon Sekolah

Kedatangan orang nomor dua di Jabar tersebut, disambut antusias pengajar dan pelajar. Kepala SMK Negeri 1 Garut, Dadang Johar Arifin, mengatakan, kedatangan Wagub Uu memberikan spirit bagi sekolah, mencegah berkembangnya ajaran radikalisme bagi pelajar.

"Pembinaan dari Wagub ini merupakan berkah bagi siswa dan siswi, menjadikan SMK Hebat, Jabar Kahiji, Jabar Masagi dan Jabar Juara," ujarnya.

Untuk menghindari merebaknya radikalisme di sekolah, lembaganya memberikan materi pelatihan guru, termasuk siswa yang mudah difahami.

"Ada Literasi HOTS dan penguatan karakter, termasuk masalah radikalisme, sehingga kegiatan tersebut setidaknya dapat mencegah masuknya paham Radikalisme," kata dia.

Bahkan, untuk mencegah penyebaran radikalisme dari pengajar, pihaknya sejak lama menerapkan seleksi ketat calon pengajar.

"Sekitar lima tahun lalu ada salah satu siswa kami yang tidak mau hormat kepada Bendera, pun dandanannya berbeda dengan lainnya, sekarang alhamdulillah tidak ada," kata dia.

Hal senada disampaikan Asep Ridwan, Kepala Sekolah Assidiqiyah, Karang Pawitan, Garut. Menurutnya kampanye gerakan anti radikalisme di Sekolah, tepat disampaikan secara langsung kepada pengajar dan pelajar.

"Makanya berikan pemahaman tentang kebangsaan, agar mereka sadar pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.

Menurutnya, pencegahan bahaya laten radikalisme di kalangan pengajar dan pelajar SMA sederajat, merupakan ihtiar pemerintah untuk mengingatkan sekaligus mencegah mereka, agar tidak terjangkit aliran tersebut.

"Kalau anak SMA, SMK kan sudah bisa membedakan dan mulai memahami agama," ujar dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.