Sukses

Pulihkan DAS Citarum, Pemerintah Jabar Butuh 24 Juta Bibit Pohon

Dibutuhkan sekurangnya 24 juta bibit pohon untuk penghijauan lahan kritis di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Liputan6.com, Bandung - Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Epi Kustiawan mengatakan dibutuhkan sekitar 24 juta bibit pohon untuk penghijauan lahan kritis di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

"Untuk penanaman pohon di lahan kritis bagian hulu DAS Citarum dibutuhkan 24 juta pohon. Kemarin, Pak Gubernur menyebutkan kebutuhan 24 juta di luar kebutuhan lahan kritis di Jabar sedang diusahakan pencarian sumber pendanaannya," kata Epi di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (10/12/2019).

Epi menjelaskan, pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan gerakan menanam bibit pohon pada 2020. Targetnya, sebanyak 25 juta pohon akan ditanam untuk menghijaukan kembali seluruh lahan yang mengalami kritis di Jabar.

Dia menyebutkan, lahan kritis di DAS Citarum mencapai sekitar 77 ribu hektare dengan rincian 15 ribu hektare di dalam kawasan DAS dan 61 ribu hektare lahan berada di luar DAS.

Untuk memenuhi target pencanangan 25 juta pohon di 2020 mendatang, Epi menyebut sudah ada sekitar 21 juta pohon yang disiapkan dari berbagai sumber.

"Tahun ini di dinas kita saja sudah ada 11 juta pohon. Jadi ditambah dari berbagai instansi dan sumber pendanaan, ada 21 juta pohon," ujarnya.

Namun demikian, ia mengaku bibit pohon tidak cukup hanya mengandalkan dari pemerintah. Sehingga diperlukan uluran tangan dari warga mengingat manfaat pohon untuk kepentingan banyak orang. Salah satunya turut menyumbang pohon yang akan diatur dalam surat edaran gubernur.

"Kebutuhan sisanya mungkin dari edaran Pak Gubernur di mana kalau ada yang yang nikah menyumbang 10 pohon, yang mau mengurus perizinan menyumbang sekian pohon. Mudah-mudahan terisi yang 25 juta bibit tahun 2020," ucapnya.

Menurut Epi, surat edaran yang akan diterbitkan pada Januari 2020 mendatang itu akan mempertimbangkan faktor teknis. Seperti aturan pengambilan pohon dari instansi yang menjadi tempat penitipan pohon.

"Surat edaran itu sedang disusun termasuk teknisnya bagaimana kita kerja sama dengan berbagai pihak. Kita dari sisi kehutanan memiliki penyuluh di lapangan salah satunya akan mengkoordinasikan dengan instansi terkait," ujarnya.

Menurut Epi, kegiatan menyumbang pohon sebagai deposito. Karena dengan menanam pohon, ada manfaat ekonomis di mana kayunya bisa dijual.

"Ide Pak Gubernur menurut saya baik sekali. Saya anggap tanam pohon itu deposito. Memang yang berat mengurus pohon saat usia satu tahun setelahnya gampang. Mudah-mudahan dengan surat edaran nanti keluar  sosialisasi menanam pohon meningkat," katanya.

Ia pun berharap masyarakat dapat berperan serta menumbangkan pohon agar penghijauan di lahan kritis dapat dilakukan secara massif.

"Surat edaran itu kan untuk memancing partisipasi masyarakat. Sebanyak banyaknya kalau perlu sampai 50 juta bibit pohon," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan pemerintah daerah Jabar mencanangkan gerakan menanam 25 juta pohon di 2020.

Gerakan penanaman pohon ini diupayakan mampu menanam pohon baru di wilayah lahan kritis. Namun untuk mewujudkan penghijauan itu, pihaknya bakal mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Caranya, masyarakat secara sukarela menyumbang pohon untuk kemudian ditanam.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.