Sukses

Kata Ahli soal Ikan Oarfish yang Muncul di Perairan Kepulauan Selayar

Warganet heboh usai video nelayan Kepulauan Selayar menemukan ikan Oarfish diunggah ke media sosial. Mereka menyebutnya pertanda gempa besar dan tsunami, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari ini warganet dihebohkan dengan penemuan ikan oarfish oleh nelayan di perairan Kepulauan Selayar. Ikan berukuran panjang sekitar 3 meter itu berwarna cantik dengan bintik hitam dan merah pada siripnya.

Oarfish itu mendadak viral usai diunggah sebuah akun Facebook bernama Irma Yanti Irma. Dalam unggahan video tersebut, dirinya menulis "Hasil pancinganya Andi Saputra…"

Unggahan video itu sontak membuat heboh dan banyak dibicarakan lantaran ikan oarfish kerap dihubung-hubungkan dengan bencana gempa dan tsunami. Lalu bagaimana fakta sebenarnya?

Daryono Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, kepada Liputan6.com Senin (10/12/2019) menegaskan, kemunculan ikan oarfish yang notabene ikan laut dalam ke permukaan bukanlah pertanda gempa besar dan tsunami.

"Hasil kajian statistik terbaru mengungkap bahwa jenis ikan laut dalam seperti oarfish yang muncul di perairan dangkal tidak berarti bahwa gempa akan segera terjadi," katanya.

Memang, katanya, sejak dulu masyarakat di Jepang sudah ada legenda bahwa oarfish konon sebagai pembawa pesan dari dasar laut. Mereka mengaitkan perilaku binatang yang tidak lazim dengan pertanda akan terjadi gempa kuat.

"Tampaknya tanpa ada penelitian ilmiah, maka tidak akan pernah diketahui apakah cerita rakyat tersebut fakta atau hanya legenda saja," katanya.

Dia juga menegaskan, majalah ilmiah bergengsi Bulletin of the Seismological Society of America (BSSA) pernah mempublikasikan fenomena kemunculan ikan laut dalam, dan kaitannya dengan peristiwa gempa besar. Hasil kajian ini ternyata bertentangan dengan cerita rakyat yang berkembang Jepang.

Para peneliti dalam mengkaji hubungan antara kemunculan ikan laut dalam dan gempa besar di Jepang menggunakan data cukup lama. Dalam kajian tersebut hanya menemukan satu peristiwa yang dapat dikorelasikan secara masuk akal, dari 336 kemunculan ikan dan 221 peristiwa gempa bumi.

"Berdasarkan penelitian tersebut sudah pasti bukan pertanda tsunami," katanya.

Menurut teori oseanografi, kemunculan biota laut dalam ke permukaan hingga terbawa ke pesisir berkaitan dengan fenomena upwelling. Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan. Dalam fenomena upwelling biasanya kemunculannya ikannya banyak.

Jika hanya satu atau dua ekor ikan, maka beberapa paper menyebutkan bahwa Oarfish juga memiliki kebiasaan mengambang di dekat permukaan air ketika mereka sakit atau sekarat.

"Faktor lainnya terbawa arus," katanya menambahkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.