Sukses

Bayi Penderita Hidrosefalus Anak Keluarga Miskin di Cilacap Butuh Bantuan

Nuhdasari menyebut, keluarga bayi penderita hidrosefalus ini adalah keluarga sederhana alias tak mampu. Itu sebab, semasa kehamilan, Aniyah tak pernah menjalani USG

Liputan6.com, Cilacap - Beberapa hari terakhir, perhatian warganet Cilacap tersedot oleh kabar bayi yang menderita penyakit hidrosefalus. Bayi itu dilahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majenang, Cilacap, Kamis, 28 November 2019.

Semula, kabar itu beredar kencang di grup Facebook Info Majenang. Lantas, kabar miris ini meruap dan beredar di linimassa lainnya, seperti di grup aplikasi pesan WhatsApp.

Salah satunya diunggah oleh Sanggar Rias Nuhda. Akun ini menyitir kabar dari unggahan seorang warga bernama Nuhdasari, saudara dari ibu sang jabang bayi, Aniyah.

Nuhdasari menyebut, keluarga bayi penderita hidrosefalus ini adalah keluarga sederhana alias tak mampu. Itu sebab, semasa kehamilan, Aniyah tak pernah menjalani USG.

Belakangan, Aniyah kesulitan saat persalinan. Lantas, Aniyah dirujuk ke RSUD Majenang dan menjalani operasi sesar.

Anak ketiga Aniyah pun akhirnya lahir. Belakangan ketahuan penyebab sulitnya persalinan. Kepala bayi lebih besar dari ukuran normal.

“hingga akhirnya siang tadi, ibu aniyah melahirkan putra k 3 secara sesar si RSU Majenang, bayi dr Ibu Aniyah terjangkit penyakit Hidrosefalus,” tulis akun ini.

Nuhdasari menulis, hidrosefalus adalah kondisi yang dtandai dengan kepala yang membesar secara tidak normal akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak. Dokter menyarankan agar secepatnya dilakukan operasi, agar kepala bayi bisa kembali normal.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sekilas Penjelasan Penyakit Hidrosefalus

“Saya, dan keluarga Bu Aniyah sangat mengharapkan uluran tangan teman2 semua, untuk bisa membantu kami dalam biaya operasi dan pengobatan dari bayi Ibu Aniyah, yg hri ini masih dlakukan rawat inap d RSU Majenang,” tulis dia lagi.

Sejak pertama kali diunggah pada Jumat siang, 29 November 2019, unggahan ini telah dibagikan puluhan kali dan ditanggapi ratusan orang. Warganet Cilacap bersimpati terhadap nasib bayi penderita Hidrosefalus dan keluarganya.

Dokter spesialis anak di RSUD Majenang, dr Karmono mengatakan, anak ketiga pasangan keluarga dari Kecamatan Karangpucung ini diketahui mengalami hidrosefalus atau pembesaran lingkar kepala. Kondisi ini baru diketahui beberapa saat setelah bayi lahir melalui operasi pembedahan di RSUD Majenang.

Lingkar kepala bayi tersebut mencapai 49 sentimeter. ini di luar batas maksimal ukuran kepala bayi normal yakni 37 sentimeter.

“Batas minimalnya adalah 32 sentimeter,” ucap Karmono.

Menurut Karmono, persalinan bayi ini dilakukan di RSUD Majenang atas rujukan bidan desa. Semula bidan justru mendiagnosa kalau bayi dalam kandungan sudah meninggal. Ini karena detak jantung sangat lemah.

Usai persalinan, baru diketahui ukuran kepalanya membesar. Sementara organ tubuh lainnya berfungsi normal. Ini ditandai dengan tangisan bayi beberapa saat setelah lahir.

"Secara umum kondisi bayi sehat," Karmono mengungkapkan.

3 dari 3 halaman

Bayi Hidrosefalus Butuh Operasi Secepatnya

Dia menyarankan agar bayi ini dirujuk ke RSUD lain. Ini karena anak dengan hidrosefalus butuh penanganan dari dokter spesialis bedah syaraf anak.

Tetapi, pembedahan lebih lanjut membutuhkan persetujuan keluarga. Hanya saja, keluarga malah meminta agar anak dan ibunya dibawa pulang. Ada kemungkinan, keluarga tak memiliki biaya.

"Mereka minta anak dan ibunya dibawa pulang dulu. Kalau seperti ini, kami bisa kasih rujukan ke poly di (RS) Margono," dia menjelaskan.

Karmono mengemukakan, hidrosefalus merupakan kondisi anak mengalami pembengkakan kepala. Ini terjadi karena adanya penyumbatan cairan di otak yang seharusnya didistribusikan ke seluruh tubuh.

"Pada orang dewasa, yang mengecil adalah ukuran otak. Tapi pada anak, kepalanya membesar karena masih ada rongga diantara tulang kepala," dia menjelaskan.

Informasi yang dihimpun, keluarga ini tak memegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau jaminan kesehatan lainnya. Tetapi, beberapa pihak sudah mengupayakan jaminan kesehatan untuk keluarga miskin.

Kondisi lantas mendorong beberapa pihak untuk menggalang bantuan. Permintaan bantuan ini disebar melalui media sosial, baik perorangan muapun melalui grup WhatsApp.

“Teman2 dapat mmberikan Donasi terbaiknya di rek BRI 8075-01-000001-51-2 a/n Nuhdasari (saudara dr Ibu Aniyah) No wa yg bs d hub 085713858791. Atau bisa datang langsung k RSU majenang, ruang mawar,” dikutip seperti tertulis di grup Facebook Info Majenang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.