Sukses

Banjir Solok Selatan, Pengungsi Sapan Salak Belum Tersentuh Bantuan

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang selama 14 hari, terhitung mulai Jumat (22/11/2019).

Liputan6.com, Padang - Pengunsi banjir bandang Solok Selatan Sumbar yang ada di Jorong Sapan Salak, Nagari Pakan Rabaa Timur, belum menerima bantuan. Material lumpur banjir bandang yang menutupi jalan akses menuju kampung tersebut membuat bantuan tak bisa masuk. 

Masyarakat masih bertahan di tempat pengungsian selama lima hari terakhir, meski stok makanan sudah mulai menipis.

Tim Program Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatera Barat, Aan Saputra yang turun ke lapangan menyampaikan, saat ini pihaknya sudah bergabung dengan BPBD dan beberapa pihak lain untuk membantu membersihkan material banjir bandang yang didominasi batu dan pohon berukuran besar, agar akses jalan kembali normal.

Pembersihan jalan menuju Jorong Sapan Salak membutuhkan waktu lama karena material batu yang cukup besar, sedangkan alat berat yang ada hanya satu unit.

"Kemudian juga terkendala alat seperti mesin pompa air, alat kebersihan dan jumlah personel," kata Aan kepada Liputan6.com, Rabu (27/11/2019)

Aan menyebutkan saat ini warga membutuhkan peralatan kebersihan, air bersih, bantuan pangan, dan pakaian, serta obat-obatan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya bersama tim gabungan mulai mengevakuasi korban Sapan Salak yang masih bertahan. Jorong Sapan Salak merupakan salah satu daerah yang terdampak parah longsor dan banjir.

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari, mulai Jumat (22/11/2019). Empat kecamatan meliputi Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu dan Sangir, Pauh Duo tercatat terdampak banjir.

Berdasarkan data BPBD Solok Selatan pengungsi paling banyak berada di Sapan Salak 100 orang, Aia Batuang 60 orang, Sapan Batu 70 orang, Pasir Panjang 70 orang dam Balai Adat 30 orang.

Tingginya intensitas hujan dalam waktu yang lama di Solok Selatan dalam sepekan terakhir menyebabkan 'Nagari Seribu Rumah Gadang' itu dilanda bencana banjir dan longsor secara bertubi-tubi pada Rabu (20/11), Jumat (22/11), dan Minggu (24/11), dan meluapnya sungai-sungai kecil di daerah setempat.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.