Sukses

Nasib Dua Kapolres Bernama Asep Bertugas Singkat di Riau

AKBP Asep Dermawan SIK dicopot Kapolri dari jabatannya sebagai Kapolres Kampar, padahal belum dua bulan bertugas. Sebelumnya ada Kapolres Meranti yang dicopot dalam waktu singkat.

Liputan6.com, Pekanbaru - Belum dua bulan menjabat sebagai Kapolres Kampar, Ajun Komisaris Besar Asep Dermawan SIK dicopot Kapolri Jenderal Idham Aziz dari jabatannya. Pencopotan ini terbilang mengejutkan karena Asep selama berada di Kampar tidak bermasalah.

Selain dicopot, pria jebolan akademi kepolisian 1998 ini juga berstatus terperiksa. Dia dipindah ke pelayanan markas (Yanma) Polri di Jakarta selama menjalani pemeriksaan terhadap statusnya.

Tidak diketahui pasti masalah apa yang dihadapi mantan Kasubdit II Reserse Kriminal Umum Polda Riau itu. Polda Riau sebagai tempat Asep bernaung selama bertugas juga tidak memberi penjelasan.

Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto dikonfirmasi hanya memberi jawaban normatif. Dia menyebut mutasi merupakan hal biasa dalam kepolisian untuk pembinaan karir.

"Mutasi itu juga sebagai bentuk penyegaran," tegas Sunarto, Selasa siang, 19 November 2019.

Ragam kabar beredar kenapa Asep dicopot. Salah satunya, Kapolri sempat menegur Asep karena tidak fokus dan asyik mengobrol ketika jenderal bintang empat itu memberi pengarahan di Jakarta pada pekan lalu.

Kapolri berang dan menyatakan Asep segera dicopot usai kegiatan apel Kasatwil di Mabes Polri itu. Dan apakah ini penyebab Asep dicopot dan menjadi terperiksa, Sunarto menyatakan tidak tahu.

"Itu yang kami belum tahu. Disebutkan dalam TR itu dalam rangka riksa, dalam rangka riksa apa, belum tahu," sebut Narto.

Sementara itu, jabatan yang ditinggalkan Asep akan diisi oleh Ajun Komisaris Besar Mohammad Khalid SIK. Terhitung dua pekan mendatang, Kasubdit III Reskrimum Polda Riau itu segera dilantik menjadi Kapolres Kampar.

Khalid dikonfirmasi membenarkan dirinya ditunjuk sebagai Kapolres. "Mohon doanya ya," singkat Kholid.

Adanya mutasi itu Khalid menggantikan Asep ini tertuang dalam surat telegram Kapolri yang ditandatangani Asisten Sumber Daya Manusia Irjen Pol Eko Indra Heri S. Telegram itu bernomor : ST/3094/XI/2019 tertanggal 18 November 2019.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peristiwa Meranti Berdarah

Sebagai informasi, Kapolres di Riau yang menjabat singkat bukan hanya Asep Dermawan SIK. Sebelumnya, ada Asep Iskandar SIK dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Kepulauan Meranti.

Asep Iskandar dicopot pada akhir Agustus 2016 setelah tiga bulan dilantik. Kapolda Riau saat itu, Brigjen Supriyanto menilai Asep gagal meredam kemarahan massa di Meranti terkait tewasnya pegawai honorer bernama Apri Adi Tama.

Apri bukan juga pria berkelakuan baik karena membunuh Brigadir Adil S Tambunan. Sebelum itu, keduanya sempat berkelahi di depan sebuah hotel di kabupaten termuda Riau tersebut.

"Kinerjanya dinilai belum maksimal," ujar Supriyanto kala itu, Sabtu (27/8/2016).

Supriyanto tak menampik pergantian ini berkaitan erat dengan dengan tewasnya Apri, pelaku pembunuhan Brigadir Adil. Peristiwa itu memicu kerusuhan dan ratusan massa menyerang Mapolres setempat.

Asep kala itu digantikan oleh Ajun Komisaris Besar Barliansyah SIK. Dia punya tugas meredam gejolak massa agar tidak ada korban jiwa berjatuhan karena Mapolres diserang ratusan warga.

Selain mencopot Asep, Polda Riau kala itu juga memeriksa 15 anggota polisi yang menangkap Apri hingga berujung kematian. Ada juga polisi diperiksa saat mengamankan demo sehingga menewaskan warga lainnya, Isrusli.

"Pemeriksaan secara internal masih dilakukan secara intensif," kata Kapolda.

Warga menilai kematian Apri tidak wajar karena wajahnya lebam-lebam usai ditangkap. Masyarakat marah dan bersama-sama mengepung Mapolres.

Akibat kejadian ini, Meranti sempat mencekam. Ratusan polisi dikerahkan dan warga tetap bertahan meminta Kapolres dan anggotanya ditindak.

Untuk menenangkan massa, Kapolda Riau turun tangan. Dia berdialog dengan warga dan tokoh masyarakat supaya tak ada kerusuhan lanjutan. Dia juga mengunjungi keluarga Apri dan Isrusli.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.