Sukses

Cerita Kepala Lingkungan Ikut Densus 88 Geledah Rumah Tetangga Pelaku Bom Medan

Ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) menyebabkan pelaku tewas dan enam orang mengalami luka-luka. Usai ledakan terjadi, polisi bergerak cepat untuk mengungkap peristiwa ini.

Liputan6.com, Medan - Ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) menyebabkan pelaku tewas dan enam orang mengalami luka-luka. Usai ledakan terjadi, polisi bergerak cepat untuk mengungkap peristiwa ini.

Aksi yang diduga dilakukan pelaku atas nama Rabbial Muslim Nasution ini terjadi pada Rabu, 13 November 2019, sekitar pukul 08.45 WIB. Saat itu, personel Polrestabes Medan baru saja melaksanakan apel pagi.

Beberapa jam usai ledakan bom, polisi bergerak cepat dengan mengidentifikasi pelaku dan melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi yang diduga berkaitan erat dengan pria 24 tahun itu.

Salah satu lokasi yang digeledah polisi dari unit Densus 88 di Jalan Serdang Uni Kampung, Kelurahan Belawan, Kecamatan Medan Belawan. Seorang kerabat pelaku diamankan. Berlanjut hingga tengah malam, lima orang, tiga di antaranya anak-anak juga dibawa tim Densus 88.

Kepala Lingkungan V, Belawan 1, Indah Pertiwi mengatakan, saat pengamanan itu dirinya sedang berada di rumahnya yang berjarak dua pintu dengan rumah yang kini diberi garis polisi, yang diketahui rumah keluarga Fahmi.

"Kalau pastinya, enggak tahu saya perempuan atau laki-laki, yang jelas digeledah itu rumahnya Fahmi," kata Indah, Kamis (14/11/2019).

Indah menyebut, di saat yang sama petugas polisi masuk ke gang rumah di Blok GHL. Di situ, polisi masuk ke dalam rumah bernama Salman. Sekitar satu jam, polisi kemudian meninggalkan rumah tersebut. Namun, tetap ada petugas yang berjaga.

"Kata mereka, Densus 88 mau datang lagi," ujarnya.

Saat tim Densus 88 kembali mendatangi lokasi tersebut, mereka mencari tahu sosok Salman, yaitu teman Fahmi, yang rumahnya bersebelahan. Polisi kemudian mengetuk rumah tersebut, dan di dalamnya ada istri Fahmi, Mawarni, ibunya, Mala, dan tiga orang anaknya.

Indah mengaku, dirinya diberi instruksi oleh polisi untuk tidak memberitahukan barang apa saja yang dibawa dari rumah Salman dan Fahmi. Bahkan, Indah juga tidak diperbolehkan mengambil gambar pada saat itu.

"Hanya menyebut berbagai alat-alat, gitu saja. Saya lihat ada banyak, dan rahasia kata mereka," ungkapnya.

Indah mengungkapkan, Fahmi dalam kesehariannya bekerja mengumpulkan dan menjual minyak ataupun kaleng-kaleng cat kapal. Sedangkan Salman bekerja sebagai tenaga kerja bongkar muat di Belawan.

"Kalau istri Fahmi, ibunya, dan anak-anaknya jarang bersosialisasi. Kalau Wulandari, istri Salman bersosialisasi," sebutnya.

Mengenai keterkaitan Fahmi dan Salman dengan Rabbial, pelaku ledakan bom bunuh diri di MaPolrestabes Medan, Indah tidak mengetahui secara pasti. Info yang diterima Indah, kedua warganya itu diamankan Densus 88 karena sebagai orang yang terduga membantu.

"Kedunya kalau enggak salah terduga membantu, gitu aja," Indah menyebutkan.

Di Blok GHL, ada tiga rumah yang diberi garis polisi. Rumah yang pertama dapat dari mulut gang, rumah Fahmi. Selanjutnya rumah Salman, di depan dan dapur. Bahkan beberapa personel polisi masih berjaga rumah Salman.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

12 Kerabat Pelaku Diamankan

Wakapolda Sumut, Brigjend Pol Mardiaz Kusin mengatakan, dalam kasus ini tim gabungan yang terdiri dari Polda Sumut, Polrestabes Medan, Polres Pelabuhan Belawan, dan jajaran polres lainnya dibantu Tim Densus 88 Mabes Polri, telah mengamankan 12 orang, terdiri dari orangtua, istri, mertua, kakak pelaku, dan tetangga.

"Statusnya masih saksi, ya," kata Mardiaz.

Selain mengamankan para kerabat pelaku untuk diperiksa, polisi juga menemukan barang-barang mencurigakan berupa pipa yang diisi dengan kandungan bahan kimia. Kemudian anak panah beracun dan las.

"Dari Labfor nanti yang bisa menjelaskan isi kandungan pipa itu apa," terangnya.

Polisi juga masih terus bekerja intensif mengejar orang-orang yang diduga terkait dengan pelaku. Istri pelaku, Dewi Anggraini, berdasarkan interogasi diketahui bahwa mereka selama ini sudah melakukan pengajian-pengajian eksklusif.

"Namun demikian, kita masih melakukan pendalaman terkait motif-motifnya. Apakah ada kaitan antara si istri dengan kejadian bom. Kalau memang pengajian, si istri juga bergabung dengan pelaku," ungkap Mardiaz.

Informasi diperoleh Liputan6.com, tim dari Densus 88 Mabes Polri dikabarkan juga telah mengamankan seorang perempuan dari kontrakannya di Jalan Gumba, Kelurahan Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai.

Camat Binjai Utara, Adri Rivanto, membenarkan penangkapan tersebut. Mengenai penangkapan itu, Adri memperoleh informasi dari kepala lingkungannya. Namun dirinya tidak mengetahui penangkapan itu terkait hal apa.

"Benar, ada tadi, saya tidak ikut. Nah, katanya perempuan," ujar Andri singkat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.