Sukses

White Tea Asli Purwakarta Dilirik Pasar Eropa

Meski ada permintaan luar negeri, saat ini kendala yang dialami adalah packaging yang belum sesuai dengan pasar internasional.

Liputan6.com, Jakarta Selain buah manggis yang menjadi komoditas primadona Purwakarta, ada hasil alam dan unggulan lain yang mulai dilirik pasar luar negeri. Ya produk olahan teh Purwakarta mulai dilirik pasar Asia dan Eropa.

Salah satu jenis produk teh yang dilirik pasar luar negeri adalah, white te menurut Ketua Poktan Sindangpanon Kecamatan Bojong Purwakarta. Apud Suardie mengatakan produk olahan yang jadi incaran adalah produk white tea.

"Dari Korea, India dan Belanda yang sudah ada ketertarikan white tea asal Purwakarta," kata Apud di Purwakarta, Jumat (8/11).

Produk yang dikembangkan ternyata bukan hanya white tea, tetapi ada jenis green tea dan teh gelang. Kreatifitas yang dibangunnya sejak 2014 ternyata memberikan hasil.

Meskipun begitu dia berharap ada stimulan dari pemerintah terutama dalam hal packaging dan alat produksi. Menurutnya, untuk memenuhi pasar luar negeri, harus dengan produksi yang banyak untuk sekali pengiriman.

"Kendala sekarang hanya urusan packaging dan alat produksi karena kami masih menggunakan alat tradisional, untuk hari ini kami terus dibantu untuk bibit dan budi dayanya" jelasnya.

Apalagi untuk memenuhi pasar luar negeri dibutuhkan kualitas teh yang baik, sehingga bersama Dinas Pertanian dan Pangan Purwakarta pihaknya terus gencar mensosialisasikan tanam teh secara organik.

"Kualitasnya harus bagus, apalagi disekitaran perkebunan teh tidak boleh ada sampah plastik jadi harus benar-benar organik," jelasnya.

Untuk menjadikan bisa diolah sendiri, tampaknya tidak semudah membalikan tangan. Banyak tangtangan yang dihadapinya, dimulai dari pola pikir petani teh yang masih belum terbuka hingga sikap pesimis dari beberapa petani teh.

"Ya kesulitan diawal-awal, masih banyak yang pesimis masalahnya hal pemasaran,tetapi hari ini alhamdullilah sudah mulai ada beberapa kelompok tani yang mengikuti pembuatan produksi teh sendiri," jelasnya.

Salah satu yang ditargetkan oleh dirinya bukan hanya bisa memasarkan teh hingga pasar luar negeri, tetapi menjadikan Desa Sindangpanon sebagai daerah Desa Teh

"Tentu saja Desa Sindangpanon jadi desa teh sentra produksi teh organik target kedepannya,apalagi kita menargetkan 15 hektar perkebunan teh organik" katanya.

Dorong Jadi Komoditas Unggulan

Menurut Kepala Bidang Perkebunan dan Holtikultura Dispangtan Purwakarta, Hadi. Mengatakan bahwa kedepan Teh Purwakarta bisa bersaing dengan produk teh dalam negeri maupun luar negeri karena memiliki rasa dan ciri khas yang berbeda.

"Tentu saja ini menjadi salah satu komoditas unggulan," katanya.

Dengan jumlah luas perkebunan teh 9.527 hektare, yang berada di wilayah Kiarapedes, Wanayasa, Bojong dan Darangdan. Pihak nya akan terus mendorong serta membantu para petani.

"Mungkin hari ini baru budi daya, bibit unggulnya serta penyuluhnya, untuk alat dan kemasan kami sudah ajukan di 2020, dan kami juga harapkan ada stimulan dari pemerintah pusat juga," jelasnya.

Harga kemasan untuk produksi teh gelang, white tea, green tea serta powder tea ternyata cukup terjangkau, dari mulai Rp50 ribu hingga Rp100 ribu.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini