Sukses

Fakta di Balik Matinya Ribuan Ikan Sungai Bengawan Solo

Akibat pencemaran limbah tersebut warga sekitar banyak yang memanen ikan di sepanjang sungai Bengawan Solo.

Liputan6.com, Solo - Air Bengawan Solo mulai dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk konsumsi sehari-hari masyarakat pascatercemar oleh limbah yang berbau etanol-alkohol.

"Tepatnya mulai tercemar pada hari Jumat (1/11). Air bengawan tercemar jadi hitam. Kemudian saya kontrol, memang benar airnya hitam pekat dan berbau etanol alkohol. Saya langsung kontak IPA (Instalasi Pengolahan Air), terus disuruh matikan sini karena air baku tidak bisa diolah sama sekali," kata Penjaga Intake Semanggi Purnomo di Solo, Selasa (5/11/2019), dilansir Antara.

Ia mengatakan akibat kejadian tersebut Intake Semanggi tidak beroperasi lebih dari dua hari dan mulai kembali beroperasi pada Minggu, 3 November 2019, malam. Menurut dia, bukan hanya Intake Semanggi yang tidak dapat beroperasi atau mengambil air baku dari Bengawan Solo tetapi juga Intake Jebres dan Jurug.

"Memang tidak bisa digunakan sama sekali karena selain berbau alkohol juga membuat gatal-gatal di kulit," katanya.

Menurut dia, limbah tersebut berasal dari Sungai Samin yang selanjutnya mendapat gelontoran air dari wilayah Tawangmangu yang mulai hujan.

"Selanjutnya terbawa arus ke Sungai Bengawan Solo. Jadi limbah ini dari saluran-saluran yang menetes ke Sungai Samin. Ikan juga banyak yang mati karena terkena limbah ini," katanya.

Ia mengatakan karena sempat terhenti beroperasi, Intake Semanggi yang berkapasitas 70-100 liter/detik ini tidak bisa menyuplai kebutuhan masyarakat.

"Sejak diberhentikan kemarin suplai ke pelanggan mati semua, jadi mereka disuplai tangki PDAM. Ini sebetulnya kejadian tahunan tetapi ini yang paling parah, soalnya sampai lebih dari dua hari. Biasanya tidak sampai satu hari air kembali normal," katanya.

Sementara itu, dia mengatakan, akibat pencemaran limbah tersebut warga sekitar banyak yang memanen ikan di sepanjang sungai Bengawan Solo.

"Karena ikan-ikan mabuk warga cari ikan cuma pakai tangan, mereka konsumsi dan dijual. Kejadiannya ini sampai ke Sragen, kalau jenis ikannya seperti ikan badar, nila, sapu-sapu," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.