Sukses

Cerita Pemburu Rusa di Pegunungan Barru yang Dikutuk Jadi Batu

Keberadaan Batu Lapidde di puncak pegunungan Pange, Kabupaten Barru, Sulsel tak lepas dari legenda seorang pemburu rusa yang dikutuk jadi batu. Bagaimana ceritanya?

Liputan6.com, Barru - Bagi Anda yang ingin menghabiskan liburan akhir pekan dengan cara berbeda, berkunjung ke Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, jadi salah satu pilihan yang menyenangkan. 

Tak hanya jejeran pantai menawan, kabupaten yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Kota Makassar itu, juga dikelilingi bebatuan karst yang eksotik. 

Bicara soal batuan karst, ada satu situs purbakala bernama Batu Lapidde di kawasan itu. Lokasinya cukup menantang bagi Anda yang gemar wisata petualanngan.

Batu Lapidde yang bentuknya menyerupai wujud manusia itu, letaknya tidak jaug dari Puncak Kappire, Dusun Pange, Desa Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

"Batu Lapidde itu terlihat lebih jelas ketika awan putih tepat berada di belakangnya," kata Mustari (41), seorang warga yang berdomisili di Desa Palakka, Kabupaten Barru, Jumat (1/11/2019).

Ia mengatakan bentuk situs Batu Lapidde tampak menyerupai wujud manusia. Konon ceritanya, lanjut dia, batu tersebut merupakan wujud seorang laki-laki yang bernama Lapidde. Sementara batu lainnya yang berada tak jauh dari situs Batu Lapidde, diyakini masyarakat setempat sebagai wujud istri Lapidde.

"Ceritanya, keduanya dikutuk menjadi batu karena takabboro (takabur)," jelas Mustari.

Menurut cerita nenek-nenek dahulu, kata Mustari, pasangan suami istri tersebut tinggal bersama di kaki pegunungan Pange.

Saat bertahan hidup, Lapidde memanfaatkan keahliannya dalam berburu hewan jonga (rusa) di dalam hutan belantara pegunungan Pange. Setiap pulang berburu, ia selalu berhasil membawa dua ekor rusa.

"Kata nenek, kalau berburu jonga (rusa), Lapeddi itu sendirian saja. Dia memang ahli dalam berburu," terang Mustari, warga Kabupaten Barru itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dikutuk Menjadi Batu

Hari sial itu pun tiba, saat Lapeddi berburu rusa dengan membawa dua ekor anjing peliharaannya. Seharian di dalam hutan, perburuan kali itu gagal dan tak seekor rusa pun yang berhasil ia tangkap untuk dibawa pulang.

"Ia (Lapeddi) kemudian kesal dan marah-marah kepada anjingnya yang dianggapnya membawa sial. Ia berucap seandainya ada batu akan kulemparkan batu kepadamu anjing," tutur Mustari.

Karena berada dibawa kendali kemarahan, Lapeddi tak menyadari jika tempat yang ia duduki beristirahat sembari memarahi anjingnya itu merupakan bongkahan batu. Sehingga sekejap itu, tubuhnya perlahan tak bisa bergerak dan berubah menjadi keras seperti batu. Dua ekor anjing peliharaannya pun turut menjadi batu akibat ketakaburan tuannya (Lapeddi).

"Istri turut menjadi batu karena kaget melihat suaminya (Lapidde) berubah menjadi batu. Istrinya saat itu hendak mengantarkan makanan untuk Lapidde karena lelah seharian berburu. Tapi dia kaget setelah sampai di atas melihat wujud suaminya berubah jadi batu," ungkap Mustari.

 

3 dari 3 halaman

Bau Pesing Misterius

Cerita yang sama juga diucapkan oleh Muliati (39), warga sekitar. Menurut cerita neneknya dahulu, batu yang diyakini berada dekat Batu Lapidde merupakan wujud istri Lapidde yang ceritanya juga turut terimbas kutukan akibat ketakaburan suaminya, Lapidde.

"Sejak berburu dahulu, istrinya selalu mengantarkan makanan ke atas gunung. Berubahnya menjadi batu membawa dampak yang sama pada istrinya," kata Muliati.

Dahulu, lanjut dia, batu yang diyakini masyarakat setempat adalah sosok istri Lapidde itu, ukurannya sama dengan Batu Lapeddi. Namun terjadi perubahan alam, wujud batu istri Lapidde yang tadinya utuh, kini tinggal bagian kepala dan pundaknya.

"Kemungkinan bagian lainnya terkubur tanah," tutur Muliati.

Tak hanya keunikan dari bentuk Batu Lapidde yang menyerupai sosok manusia, konon menurut cerita masyarakat, juga kerap muncul tetesan air yang berbau pesing keluar dari batu tersebut.

"Masyarakat percaya bau pesing itu berasal dari kencing Batu Lapeddi," kata Muliati menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.