Sukses

Mengharukan, Guru Jemput-Antar Siswa yang Kecanduan Narkoba untuk Direhabilitasi

Demi proses rehabilitasi siswanya, guru di Manado rela meluangkan waktu untuk menjemput dan mengantar siswanya ke tempat rehabilitasi narkoba.

Liputan6.com, Manado - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Manado memberikan penghargaan kepada dua guru yang juga pegiat antinarkoba di daerah itu.

"Kedua guru yang mendapatkan penghargaan itu, Syeni Kilikili dan Meity Ramber," kata Kepala BNN Kota Manado Diane Kawatu di Manado, Selasa (29/10/2019), dilansir Antara.

Ia mengatakan kedua guru itu secara intensif dan aktif mendukung pelaksanaan Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Peran serta kedua guru itu, kata dia, bukan hanya dalam mengampanyekan dan menjadi penyuluh bahaya narkoba di lingkungan pendidikan masing-masing.

"Tetapi melakukan tindakan nyata, menjemput anak-anak di rumah, membawa anak-anak dari sekolah mereka masing-masing yang diduga telah melakukan penyalahgunaan narkoba dengan mengonsumsi zat-zat narkoba, untuk direhabilitasi," katanya.

Dalam melibatkan peran guru guna mendukung P4GN, BNN Kota Manado telah melakukan sejumlah program, antara lain melatih mereka menjadi pegiat antinarkoba dengan memberikan materi, bahkan pengetahuan dan keahlian, untuk melakukan upaya pertolongan pertama bagi para siswa yang terindikasi, mulai coba-coba, bahkan kecanduan narkoba.

"Melatih guru-guru dari sekolah-sekolah di Kota Manado, khususnya SMP, dalam upaya P4GN itu. Dari pelatihan itu banyak guru-guru telah berperan aktif dalam P4GN, khususnya di bidang rehabilitasi," katanya.

Ia menambahkan para guru itu bukan saja melakukan kampanye antinarkoba, tetapi juga berperan serta di bidang rehabilitasi, dengan membawa dan menjangkau anak-anak yang kecanduan atau mulai coba-coba, untuk direhabilitasi di BNN Kota Manado.

"Dengan rehabilitasi itu anak-anak bisa kembali normal dan kembali ke sekolah melaksanakan kegiatan sebagai siswa di sekolah masing-masing," katanya.

Menjawab pertanyaan, katanya, umumnya yang dijangkau para siswa yang masih menggunakan zat-zat adiktif, bukan narkotika.

"Umumya anak-anak itu menghirup lem-lem tertentu, obat keras, miras (minuman keras atau minuman beralkohol), kalau narkotika belum ditemukan," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.