Sukses

Kenangan Agus Gumiwang di Tanah Jambi, Belajar Memanah Bersama Anak Rehabilitasi

Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Alyatama Kota Jambi, Agus Gumiwang menyempatkan belajar memanah bersama anak-anak di balai rehabilitasi sosial tersebut.

Liputan6.com, Jambi - Agus Gumiwang Kartasasmita kembali ditunjuk untuk menempati posisi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang diumumkan Rabu, 23 Oktober 2019. Agus Gumiwang yang merupakan politikus Partai Golkar, kini menempati pos Menteri Perindustrian setelah sebelumnya menjabat sebagai Menteri Sosial.

Agus Gumiwang Kartasasmita sejak menjabat Mensos, ia baru pertama kali melakukan kunjungan kerja di Jambi. Dalam kunjungan kerjanya di Jambi, politikus Golkar itu meresmikan permukiman warga Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Gurun Tuo, Kecamatan Mandiangin, Sarolangun, Jambi.

Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Alyatama Kota Jambi, sebelum bertolak ke Jakarta. Yang menarik dalam kunjungan di BRSAMPK Jambi, Agus menyempatkan belajar memanah bersama anak-anak di balai rehabilitasi sosial tersebut.

Meski busur panah lebih tinggi darinya, A bocah perempuan mungil itu sangat cekatan. Beberapa kali riuh tepuk tangan hadirin memberikan aplaus karena seluruh anak panahnya berhasil menembak target sasaran lingkaran di depannya yang berjarak sekitar 30 meter.

A yang baru menginjak usia 8 tahun itu menjadi satu di antara anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus. Ia sedang unjuk kebolehan memanah di hadapan Menteri Sosial Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita saat kunjungannya ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Alyatama Kota Jambi, Senin (14/10/2019).

Terdapat beberapa anak-anak perempuan yang unjuk kebolehan olahraga memanah. Namun, A yang paling cukup menonjol. Tak berselang lama setelah A selesai unjuk kebolehan memanah ia dihampiri Agus Gumiwang.

Politikus Golkar itu langsung menghampirinya yang kemudian jongkok dan berbincang dengan A. Dalam perbincangan yang singkat, ternyata Agus Gumiwang meminta diajarkan cara memanah.

A dan beberapa kawannya itu kemudian langsung mengajari Agus memasang anak panah. Agus pun masih tampak kagok memasang anak panah.

"Ini gimana masangnya, oh jadi begini toh," kata Agus Gumiwang yang kemudian melancarkan anak panahnya, namun gagal tak mengenai target sasaran.

Salah seorang Pekerja Sosial di (BRSAMPK) Alyatama Kota Jambi, Jerikson mengatakan, A sejak awal masuk ke balai rehabilitasi tersebut, sudah mempunyai bakat olahraga memanah. Meski, ia menjadi anak yang memerlukan perlindungan khusus itu tidak membuat patah semangat dan terus berlatih.

"Dia rajin dan berbakat, latihannya sudah lama, satu minggu itu bisa tiga kali latihan, begitu juga dengan teman-temannya," kata Jerikson.

Di BRSAMPK Alyatama Jambi, kata Jerikson, menyebutkan, saat ini terdapat 16 anak yang memerlukan perlindungan khusus. Anak-anak tersebut diberikan pendampingan dan pemulihan melalui sejumlah program layanan sosial.

"Macam-macam yang jelas anak-anak ini memerlukan perlindungan khusus seperti anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, dan anak tereksploitasi serta lainnya," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Program Rehabilitasi

Saat itu, Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus selama direhabilitasi itu mendapatkan program rehabilitasi, di antaranya program pendampingan psikologi, pengembangan keterampilan.

Anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus tersebut, perlu mendapat penanganan rehabilitasi seperti pemulihan trauma untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka.

"Lebih dari 98 persen mereka (anak-anak) yang telah direhabilitasi ini bisa berbaur kembali di lingkungan masyarakat dengan baik," kata Agus kepada Liputan6.com.

Di BRSAMPK Alyatama Jambi itu, kata Agus, mencakup sejumlah bidang tugas kategori rehabilitasi anak. Di antaranya anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual.

Kemudian anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Anak yang menjadi korban pornografi, anak dengan HIV/AIDS, anak korban penculikan, penjualan atau perdagangan, serta anak korban kekerasan fisik atau psikis.

Dan anak korban kejahatan seksual, anak korban jaringan terorisme, anak penyandang disabilitas, anak korban perlakuan salah dan penelantara. Lalu anak dengan perilaku sosial menyimpang, dan menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan kondisi orangtuanya.

Agus berpesan kepada masyarakat untuk tidak melabeli atau menstigma buruk terhadap anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus tersebut. Anak-anak itu, katanya, sama seperti anak pada umumnya yang bisa menjadi manusia baik dan bisa menjadi aset produktif untuk komunitasnya.

"Jadi masyarakat harus bisa memahami dan menerima anak-anak ini kalau nanti sudah kembali di lingkungan masyarakat. Tidak perlu kita menstigma mereka," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.