Sukses

Siswa dan Guru Bawa Bakteri Difteri, Sekolah Libur

Sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar setelah ratusan siswa dan puluhan guru dinyatakan positif carrier difteri atau membawa bakteri difteri

Liputan6.com, Malang - Difteri jadi ancaman serius di Kota Malang. Ada dua sekolah di kota ini yang terdapat siswa dan guru positif carrier difteri atau orang yang membawa bakteri difteri setelah menjalani swab atau pemeriksaan lendir tenggorokan.

Ada 212 siswa dan 15 guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Kota Malang dinyatakan carrier difteri. Sedangkan di SMA Negeri 7 Kota Malang sejauh ini terdapat 42 siswa dan 20 guru positif carrier.

MIN I meliburkan kegiatan belajar mengajar selama satu minggu ke depan sejak Senin kemarin. Sedangkan di SMAN 7 pada Jumat lalu sempat libur aktivitas belajar, tapi Senin kemarin tetap masuk seperti biasa. Namun siswa dan guru wajib memakai masker.

Awal mula temuan kasus di kedua sekolah itu juga sama, berawal dari seorang siswa yang sakit. Setelah itu digelar swab dan hasilnya banyak siswa dan guru dinyatakan positif carrier difteri. Beruntungnya belum ada satu pun positif difteri.

"Belum ada yang positif, hanya dinyatakan membawa bakteri difteri. Kalau tidak ditangani dengan cepat, bisa infeksi atau positif menderita," kata Kepala MIN I, Suyanto dikonfirmasi di Malang, Rabu, 23 Oktober 2019.

MIN I meliburkan semua kegiatan selama sepekan ini, antisipasi agar penyebaran tidak meluas. Sekaligus memberi waktu bagi siswa dan guru yang positif carrier difteri untuk profilaksis atau berobat. Pengobatan sementara ini ditanggung Dinas Kesehatan.

"Jumat kami gelar fogging disinfektan untuk mencegah penyebaran bakteri itu," tutur Suyanto.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemeriksaan Ulang

Suyanto menuturkan, minggu depan bakal ada swab massal lagi kepada siswa dan guru di lingkungan MIN I meski sebelumnya sudah dinyatakan negatif carrier. Ini untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.

"Nanti kalau ada yang positif lagi ya harus cepat ditangani. Sudah kami sosialisasikan ke orang tua siswa," ujar Suyanto.

Kepala SMAN 7 Kota Malang, Herlina Wahyudi mengatakan, siswa dan guru yang positif carrier difteri diberi waktu libur tambahan hingga kondisi kesehatannya pulih seperti semula. Sedangkan yang negatif tetap masuk seperti biasa.

"Semua baik itu siswa, guru dan karyawan lainnya meski negatif wajib pakai masker dan mengkonsumsi obat selama di sekolah," kata Herlina.

Ia menambahkan, swab ulang juga bakal digelar minggu depan untuk mengecek kondisi kesehatan seluruh siswa, guru dan karyawan sekolah yang sekarang ini sehat–sehat saja. Agar serangan penyakit tersebut tidak meluas.

"Harapan kami semua biaya bisa ditanggung oleh Dinas Kesehatan," tutur Herlina.

3 dari 3 halaman

Imunisasi

MIN I Kota Malang juga bakal berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menggelar imunisasi difteri pada bulan depan. Tidak menutup kemungkinan, ada siswa yang selama ini sama sekali belum menerima imunisasi tersebut.

“Target kami bulan depan semua 100 persen harus imunisasi. Kalau sudah kan pasti tidak akan ada apa-apa,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Supranoto mengatakan, penanganan cepat berupa pemeriksaan dan pengobatan sudah dilakukan. Dinas juga berencana memberi penyuluhan ke semua sekolah untuk pencegahan.

“Agar yang sakit bisa segera sehat, tidak positif difteri. Sekaligus mencegar agar penularannya tidak meluas,” kata Suparanoto.

Dinas Kesehatan mengklaim tiap tahun selalu ada imunisasi untuk siswa kelas 1-6. Sayangnya, Supranoto lupa detil angka anak yang sudah diimunisasi difteri sampai dengan Oktober 2019 ini.

Catatan Liputan6, tiap tahun selalu ada kasus positif difteri di Kota Malang. Pada 2009, ada 39 kasus difteri dengan seorang penderita meninggal dunia. Pada 2010 ada 65 kasus, 2011 ada 42 kasus, 2012 dan 2013 ditemukan 32 kasus, 2014 ada 22 kasus.

Pada 2015, ada 17 kasus dengan seorang meninggal dunia. Kasus difteri naik di 2016 dengan 31 kasus dan dua orang meninggal dunia. Pada 2017 ada 17 kasus difteri. Namun untuk angka kasus positif difteri pada 2018 dan 2019 belum didapat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.