Sukses

Teten Masduki, Tukang Kritik di Kampus yang Kini Jadi Menteri Koperasi

Sejak di kampus, Teten muda memang dikenal sebagai tukang kritik terhadap penyimpangan dan kesewenangan yang diduga dilakukan pihak kampus.

Liputan6.com, Garut - Lama berkarir sebagai pegiat antikorupsi kelas wahid Tanah Air, Teten Masduki (57), asal Garut, Jawa Barat, akhirnya diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung dalam kabinet Jokowi Jilid 2 'Indonesia Maju' sebagai Menteri Koperasi dan UKM.

Sejak Jokowi berkuasa, kalangan istana bak berjodoh dengan mantan pentolan lembaga antikorupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) itu. Setelah berhenti sebagai Kepala Kepala Staf Presiden (KSP) jilid 1, Teten tidak langsung tergusur dalam lingkaran Jokowi.

Ia bahkan menjadi Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, penyambung utama informasi ke Presiden. Hal ini menunjukkan lengketnya hubungan Jokowi dengan lelaki asal kota dodol Garut tersebut.

"Sebenarnya panggilan buat Teten bukan hal baru, lagian kan Teten sejak awal Pak Jokowi menjadi Presiden, sudah di lingkungan istana sebagai Kepala KSP," ujar Apit Masduki, kakak kandung Teten, mengomentari jabatan baru adiknya di kabinet Jokowi jilid 2.

Menurut Apit, panggilan Jokowi terhadap Teten memang bukan perkara baru, jabatan sebelumnya sebagai Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, mengharuskan suami dari Suzana Ramadhani, ini selalu berada dekat Jokowi.

"Jadi bagi calon menteri lain mungkin surprise, bagi Teten biasa saja, namun memang diakui untuk panggilan terakhir agak berbeda, bangga (jadi menteri) juga," ujar dia sambil tersenyum ramah.

Mengawali karir sebagai tukang otokritik Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kebiasaan Teten mengungkap penyelewengan yang terjadi. Ini membuatnya disegani di kalangan mahasiswa.

"Teten itu meskipun kritis, tapi memang pintar, dia termasuk 10 lulusan terbaik di seluruh jurusan angkatannya," kata dia.

Hal itu pula yang membuat ayah dari Nisrina Noor Rabiah (16) dan Alliya Nurani Sartika (14), membuka ICW yang pamornya sebagai lembaga anti rasuah Tanah Air, semakin diakui.

"Sebenarnya jabatan menteri itu riskan (korupsi), apalagi latar belakangnya sebagai pegiat antikorupsi," kata dia.

Ia berharap dengan segudang pengalaman sebagai pegiat antikorupsi, kehadiran Teten sebagai Menteri Koperasi dan UKM, mampu memberikan dampak positif dalam pengelolaan keuangan sebuah lembaga negara.

"Makanya kita minta agar Teten tetap menjaga marwahnya sebagai pegiat anti korupsi, dan bisa memberikan contoh bagi yang lainnya," pinta dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Humoris

Apit menyatakan, meskipun dikenal tegas dan lantang dalam menyuarakan anti korupsi, tetapi Teten dikenal pendiam di lingkungan keluarga. Bahkan, bapak dua orang putri tersebut, terkesan irit bicara di keluarga.

"Tapi jangan salah kalau bercanda tertawa semua, dia memang humoris," ujar dia.

Apit mengenang, sebagai anak kelima dari pasangan Hj Ena Hindasah (84), dan H Masduki (alm), masa kecil hingga remaja Teten sebagian besar dihabiskan di kota Garut. "Kalau soal kritis memang sejak dulu sudah kritis," kata dia mengomentari adiknya.

Namun, hal itu tidak membuatnya kaku di keluarga. Sebagai anak pintar yang tumbuh besar di lingkungan pesantren Limbangan, jiwa kepemimpinan Teten memang sudah terasah sejak muda. "Waktu di UPI termasuk paling lantang dan kritis," kata dia.

Tak mengherankan, hal itu pula yang kelak menjadi penyemangat Teten dalam mengarungi kerasnya hidup di ibu kota Jakarta, sebagai aktivis tukang kritik pemerintah. "Dulu pernah mendirikan LBH (Lembaga Bantuan Hukum) juga," ujar Apit.

Agus Gandhi, salah satu kerabat Teten mengatakan, sejak pertama kali ICW dibentuk, kehadiran Teten seolah menjadi cambuk bagi pegiat antikorupsi lain, untuk melakukan perlawanan terhadap bahaya laten korupsi.

"Kebetulan Kang Teten termasuk salah satu juga yang membidangi lahirnya GGW," ujar Kordinator Garut Governance Watch (GGW) itu.

Tak jarang dalam setiap kegiatan investigasi korupsi di Kabupetan Garut, Agus kerap berkonsultasi dengan Teten. "Meskipun jarak jauh (Jakarta), komunikasi tetap jalan," kata dia.

Dengan jabatan barunya di kabinet Jokowi jilid 2, Agus berharap kehadiran Teten bisa memberikan solusi adanya transparansi anggaran, sebagai bagian dari pemerintahan yang bersih.

"Karena ruh utamanya Kang Teten memang anti korupsi, jadi kami berharap tetap jaga itu, jangan banyak tergoda," kata dia sambil bercanda.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.