Sukses

Mengadang Pencemaran dalam Insiden Bocornya Pipa Pertamina di Cilacap

DLH Cilacap memperkirakan sebanyak 80 ribu liter solar tumpah dari pipa Pertamina bocor ini. Tekanan tinggi menyebabkan solar menyebar di radius 100 meter.

Liputan6.com, Cilacap - Siang yang gerah di Dusun Cikaronjo, Desa Tarisi bertambah pengap oleh bau minyak tanah, awal Maret 2017. Rupanya, pipa Pertamina yang melintasi dusun ini bocor.

Semakin sore, terbentuk kubangan bahan bakar minyak diduga premium dari pipa Pertamina bocor dan merembes keluar. Warga pun berebut. Puluhan jeriken dan ember berderet-deret di lokasi yang berdekatan dengan rel kereta ini.

Dua tahun berselang, peristiwa serupa terjadi. Kali ini, pipa Pertamina bocor dalam proyek penambahan pipa BBM antara TBBM Lomanis–TBBM Tasikmalaya dan Bandung.

Pipanya pun sama, pipa Cilacap-Bandung 1 (CB1). Maklum, pipa ini berusia lebih dari 40 tahun. Pipa CB1 ini konon dipasang pada 1976. Bedanya, kali ini kebocoran terjadi di Dusun Sidadadi, Tarisi, sekitar satu kilometer dari titik kebocoran lama.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilacap memperkirakan sebanyak 80 ribu liter solar tumpah dari pipa Pertamina bocor ini. Tekanan tinggi menyebabkan solar menyebar di radius 100 meter, RT 07/6. Berkubik-kubik solar menggenang di galian pemasangan pipa CB3.

Penanganan pun langsung dilakukan. Solar disedot dan kembali diolah di TBBM. Namun, tentu saja, persoalan belum selesai.

Tumpahan minyak itu menyebabkan pencemaran. DLH mengidentifikasi sebanyak 12 sumur warga tercemar semburan solar dalam insiden kebocoran pipa Pertamina ini. Tiga di antaranya tercemar paling parah.

Solar merembes dari tanah dan menyembur. Adapun sembilan sumur lainnya, tercemar kategori sedang dan ringan, akibat jatuhan solar yang menyembur ke udara.

"Sumur yang tercemar berat itu ada tiga. Itu kan meresap dari tanah. Mungkin juga ditambah dari yang dari semburan atas," ucap Kepala Bidang Penataan dan Pentaatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap, Jamaludin, Rabu (9/10/2019).

Untuk mempercepat penanganan pencemaran, air sumur disedot. Selain itu, tanah di sekitar area semburan dari pipa Pertamina bocor juga dikeruk. Namun, belum diketahui area luas rembesan solar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penanganan Pencemaran Solar dalam Insiden Pipa Bocor

Yang pasti, tiga sumur terdampak rembesan berjarak kurang lebih 10-15 meter dari titik pipa bocor. Pengerukan akan terus dilakukan sampai radius aman rembesan.

Secara total, sebanyak 35 keluarga di Dusun Sidadadi terdampak semburan solar ini. Ratusan tanaman warga juga terdampak. Sebagian besar mati.

Jamaludin memastikan pengerukan tanah akan terus dilakukan hingga tanah terdampak solar benar-benar steril. Tanah kerukan akan dibawa ke PPLI Bogor. Selanjutnya, galian akan diuruk dengan tanah baru.

“(Luas rembesan) Belum diketahui. Nanti kan dilihat, bekasnya itu kan kelihatan hitam. Kena solar kan hitam. Itu akan diambil terus, sampai nol, lah,” dia mengungkapkan.

Senior Supervisor Communication and Relation MOR IV, Arya Yusa Dwichandra bilang Pertamina berkomitmen untuk memberi kompensasi warga terdampak pencemaran solar. Saat ini Pertamina bersama dengan pihak terkait tengah berkoordinasi untuk mendata dampak yang ditimbulkan akibat semburan dan genangan solar ini

Kompensasi akan diberikan setelah seluruh data masuk. Data-data tersebut di antaranya jumlah warga terdampak, tanaman atau pepohonan milik warga yang mati, sumur atau sumber air milik warga, dan lain-lain.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Pak Kades, Pak Kadus, dengan kecamatan juga, ini nanti data-datanya dikumpulkan, kemudian Pertamina akan memberikan kompensasi,” kata Arya Yusa.

Kompensasi bisa berupa materi atau pengganti materi pengganti. Dalam kasus sumur yang terdampak, misalnya, Pertamina akan membuatkan sumur di lokasi berbeda.

"Yang tercemar parah ada tiga. Kita nanti buatkan di beda lokasi. Kalau sumur yang lain kita sedot dan ada penanganan khusus sampai steril,” dia menjelaskan.

Terkait pengelolaan tanah yang terpapar solar, Pertamina bersama Dinas Lingkungan Hidup menyedot minyak dengan vacuum truck. Selain itu, dibangun pula lubang pantau untuk melihat sejauh mana sebaran minyak yang meresap ke tanah.

"Sumur pantau ada empat. Di titik 15 meter masih ada dampak rembesan. Tapi di jarak 20 meter tidak terlihat ada rembesan," dia mengungkapkan.

3 dari 3 halaman

Suplai BBM Tasikmalaya-Bandung

Arya mengemukakan, Pertamina juga telah memberikan air bersih untuk menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga yang terdampak. Rabu pagi, sudah terkirim sebanyak 19 ribu liter.

Per Rabu (9/10/2019), Pertamina menyatakan berhasil menutup sumber kebocoran pada pipa CB-1 (Cilacap Bandung) untuk mengalirkan BBM jenis solar dan premium ke TBBM Bandung Grup dan TBBM Tasikmalaya.

Arya Yusa menerangkan, pada Selasa pukul 23.00 WIB, Pertamina berhasil memasang klem. Kemudian, pada pukul 24.00 WIB dilakukan uji coba dan tidak ada rembesan atau bocoran.

Selanjutnya, Rabu pagi, pukul 04.00 WIB Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Lomanis, Cilacap sudah mulai mengalirkan dengan tekanan normal (Flowrate) sebanyak 105 kiloliter per jam ke TBBM Bandung Grup dan TBBM Tasikmalaya.

"Pipa saat ini sudah tertutup. Dan uji coba semalam sudah dilakukan. Maksudnya, uji coba dari kemarin sudah dilakukan, tapi semalam sudah fix, sudah normal, sebanyak 105 kiloliter dari TBBM Lomanis," dia menerangkan.

Arya mengemukakan, proyek kali ini adalah pemasangan pipa tambahan dari sebelumnya yang sudah ada. Sebelumnya, Pertamina mengalirkan BBM dari TBBM Lomanis ke TBBM Bandung dengan pipa CB1 dan CB2. Kebocoran kemarin adalah pipa CB1, atau yang tertua.

"Itu kan sebelumnya kan sudah ada, dengan kode CB1 dan CB2. Nah, ini kita mau menambahkan dengan diameter yang lebih besar. Hanya saja, tadi, kalau biasanya proyek yang sebelumnya sudah ada itu risikonya lebih tinggi," jelasnya.

Meski sudah berfungsi dengan normal, tetapi masih butuh waktu me-recovery atau memulihkan pipa hingga akhirnya benar-benar bisa ditimbun dan ditutup.

Saat ini, tim Pertamina dan KSO Hutama Karya-PT Timas Suplindo selaku pihak ketiga (kontraktor) pembangunan pipa masih melakukan pemantauan terkait kekuatan pipa untuk lebih memastikan kondisi pipa kembali normal dan aman.

Pertamina bersama DLH Cilacap dan kepolisian masih menyelidiki penyebab kebocoran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.