Sukses

Nestapa Warga Banjarejo Cari Sumber Air di Tengah Kemarau Panjang

Lewat pukul 10 malam, Wadi (47), warga Desa Sendanggayam, Kecamatan Banjarejo, masih sibuk mencari sumber air. Ia berharap ada secercah air yang bisa mengobati lelahnya.

Liputan6.com, Blora - Lewat pukul 10 malam, Wadi (47), warga Desa Sendanggayam, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih sibuk mencari sumber air. Bersama tetangganya, ia berharap ada secercah air yang bisa mengobati lelahnya.

"Dikatakan capek ya pasti mas. Semoga saja ini nanti ada sumbernya, ini sudah pengeboran yang kedua," ujar Wadi kepada Liputan6.com, Kamis malam (3/10/2019). Baginya, capek sudah menjadi kebiasaannya sehari-hari. Asalkan dapat sumber air, kata dia, pasti terobati.

Wadi menceritakan, di musim kemarau panjang ini biasanya dia mengambil air di kampung sebelah. Sehari-harinya ia mengantre air dapat 4 jerigen 20 literan. Antre bahkan sudah dimulai saat malam hari.

"Keluarga saya lima orang, tiap malam saya ngantre air cuma dapat 4 jerigen. Itu tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari," kata Wadi.

Apalagi Wadi juga punya sapi ternak di rumah yang harus dipenuhi kebutuhan makan dan minumnya. Saat musim kemarau, kata dia, lebih baik air untuk ternaknya daripada untuk mandi dirinya.

"Beginilah kondisinya desa kami mas, dapat air 4 jerigen itu tak bagi-bagi. Untuk masak, nyuci, minum ternak, dan jika cukup ya untuk mandi," ujarnya.

Wadi mengatakan, meski di desanya ada Pamsimas, namun tidak mencukupi kebutuhan warga, karena sumber airnya susah.

"Di sini sebetulnya juga ada Pamsimas, tapi tidak cukup untuk warga. Pamsimasnya hanya bisa digunakan saat musim hujan tiba," katanya.

Di Kecamatan Banjarejo yang paling terdampak kekeringan adalah desa Sendanggayam. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekeringan di Blora

Kekeringan melanda sejumlah wilayah Jawa Tengah. Di Kabupaten Blora, tercatat ada 14 dari jumlah 16 Kecamatan se-Kabupaten mengalami kekeringan tahun ini.

Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Blora, Handoko, ada sekitar 146 desa se-Kabupaten menjadi langganan didistribusi air bersih. Kemarau, katanya, bakal berlangsung sampai November 2019.

"Prediksinya BMKG itu kemarau bakal berlangsung hingga bulan November mendatang. Jadi catatan kita, angka desa yang kekeringan masih berubah," katanya.

Handoko mengungkapkan, BPBD Blora telah menyalurkan sebanyak 795 tangki air bersih ke sejumlah warga. Kata dia, droping air bersih sendiri terus dilakukan mengingat masih banyaknya permintaan bantuan dari warga.

"Satu hari bisa 4 lokasi. Sekitar 16 tangki juga bisa kita droping tiap harinya," ujarnya.

Handoko menjelaskan, untuk musim kemarau tahun ini, BPBD Blora menganggarkan 1.100 tangki air bersih untuk disalurkan ke warga. Kata dia, anggaran tersebut bisa saja bertambah seiring dengan panjangnya musim kemarau.

"Apabila musim kemarau panjang, akan ada tambahan anggaran droping dari pemerintah. Berapa jumlahnya, nanti akan dikoordinasikan dalam perubahan." ujarnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.