Sukses

Imbas Ricuh Demonstrasi Mahasiswa dan Pelajar di Bandung

Unjuk rasa mahasiswa, pelajar dan berbagai elemen masyarakat lainnya di depan Gedung DPRD Jawa Barat berakhir ricuh, Senin (30/9/2019).

Liputan6.com, Bandung Unjuk rasa mahasiswa, pelajar dan berbagai elemen masyarakat lainnya di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, berakhir ricuh, Senin (30/9/2019). Akibatnya, 433 demonstran dievakuasi karena mengalami sesak napas hingga mata pedih dan 38 lainnya dilarikan ke rumah sakit.

Pantauan Liputan6.com, kericuhan berawal dari sejumlah massa aksi memaksa masuk Gedung DPRD Jabar. Mereka berhasil menjebol dua pagar besi dan merangsek ke arah aparat keamanan.

Tak sampai di situ, massa juga melempari barikade aparat dengan botol, batu, hingga petasan. Kericuhan ini pecah sejak pukul 17.20 WIB.

"Tenang-tenang adik-adik, sampaikan aspirasinya dengan baik. Jangan terprovokasi," kata polisi melalui pengeras suara.

Akan tetapi, massa kemudian melemparkan botol. Menyusul kemudian batu hingga petasan. Polisi yang bersiaga akhirnya menembakkan water cannon dan melepaskan gas air mata hingga massa bubar.

Setelah itu massa berlarian menjauh dari kawasan Gedung DPRD. Namun, ada pula massa yang melemparkan kembali peluru gas air mata ke arah Gedung DPRD.

Insiden di Gedung DPRD membuat pendemo mendapatkan perawatan karena mengalami sesak nafas dan sakit mata saat dibubarkan aparat keamanan.

"Total yang dievakuasi ke Unisba ada 433 mahasiswa dan pelajar dari berbagai kampus dan sekolah. Sebanyak 38 dirujuk ke beberapa rumah sakit," kata salah seorang relawan di Unisba.

Berdasarkan data yang terpampang di papan pengumuman kampus Unisba, tercatat empat rumah sakit yang menjadi rujukan, antara lain Rumah Sakit Borromeus, Hasan Sadikin, Sariningsih, dan Halmahera.

Salah seorang relawan kesehatan dari kampus Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jafar Rasyid Fadlan mengatakan, selain korban dari pihak mahasiswa dan pelajar, terdapat pula warga sekitar yang terkena gas air mata.

"Ada korban dari warga yang sedang berjalan kaki yang terpapar gas air mata. Saya juga lihat tadi ada satu anak kecil sama bayi," kata Jafar.

Menurut Fadlan, selain mengalami gangguan pernapasan, sebagian korban pun mengeluhkan sakit di bagian mata dan ada pula yang alami luka ringan di bagian kaki.

"Evakuasi korban kebanyakan dari sekitar Gedung DPRD, ada juga yang di Gedung Sate Jalan Diponegoro," ucapnya.

Pantauan di lokasi hingga pukul 23.00 WIB, suasana kampus sudah kondusif dan evakuasi darurat resmi ditutup.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sampaikan 8 Tuntutan

Sementara itu, mereka yang menggelar demonstrasi ingin menyampaikan 8 tuntutan, di antaranya:

1. Menolak RKUHP, RUU Pertambangan, RUU Minerba, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan dan mendesak disahkannya RUU PKS dan UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

2. Batalkan pimpinan KPK bermasalah.

3. Tolak TNI-Polri menduduki jabatan sipil.

4. Setop militerisme di Papua dan daerah lain. Bebaskan tahanan politik Papua sekarang juga.

5. Hentikan kriminalisasi aktivis

6. Hentikan pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera yang dilakukan oleh korporasi dan pidanakan korporasi pembakar hutan, serta cabut izinnya.

7. Tuntaskan pelanggaran HAM dan adili penjahat HAM, termasuk yang sekarang menduduki jabatan di pemerintahan, segera pulihkan hak-hak korban.

8. Bentuk tim-tim independen untuk menginvestigasi dan mengadili aparat pelaku kekerasan.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.