Sukses

Pesan La Randi Sebelum Tewas Diterjang Peluru saat Demonstrasi di Kendari

La Randi juga tak segan menolong dengan uang dan tenaga saat temannya kesulitan. Padahal, ayahnya hanyalah seorang nelayan di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Sedangkan ibunya, ibu rumah tangga biasa.

Liputan6.com, Kendari - Mahasiswa tewas saat demonstrasi di Kendari, La Randi (21) ternyata sempat menulis pernyataan yang membuat kawan-kawannya terharu. Pesan itu ditulis dalam status WhatsApp, Kamis (26/9) sekitar pukul 03.29 Wita pagi, atau sekitar 12 jam lebih sebelum tewas diterjang peluru tajam.

"Mahasiswa sebagai agen of change dan social control. Bila kampus menyibukanmu dengan aktifitas perkuliahan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, ketahuilah rakyat saat ini lebih membutuhkan nalar kritis untuk memperjuangan segala bentuk ketertindasan," tulis La Randi.

Di profil WhatsApp, La Randi memasang foto profil di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Menurut rekan-rekannya, foto itu diambil saat Randi ikut kegiatan mahasiswa di Palopo, Sulawesi Selatan dan sempat singgah ke Toraja sebelum balik ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

La Randi dikenal aktif berorganisasi di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Postingan ini kemudian di screenshot oleh rekan-rekannya karena dianggap sebagai pembakar semangat menjelang aksi demonstrasi. Kemudian, beredar dan dibagikan pagi harinya.

"La Randi itu senior kami, baik pula. Jadi apapun sikapnya kami sangat hargai di kampus," ujar Arwan Salim, Jumat (27/9/2019).

Teman sekelas La Randi yang berhasil ditemui, Alim (21) menceritakan, sikap La Randi semasa hidup dan bersikap di kampus. Mahasiswa tewas itu, dikenal loyal kepada rekan-rekannya.

La Randi juga tak segan menolong dengan uang dan tenaga saat temannya kesulitan. Padahal, ayahnya hanyalah seorang nelayan di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Sedangkan ibunya, ibu rumah tangga biasa.

"Kalau dia sudah anggap kita teman, apapun dan kapanpun itu dia selalu bantu total," ujarnya.

La Randi rencananya akan mengikuti KKN pada Januari 2020. La Randi merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Ayahnya merupakan nelayan di Desa Lakarinta. Sedangkan ibunya, merupakan ibu rumah tangga biasa.

La Randi merupakan mahasiswa Jurusan Buddidaya Perairan Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo Kendari. La Randi tewas usai diterjang peluru aparat saat demo di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ada dua orang mahasiswa tewas di Kota Kendari saat aksi demonstrasi. Keduanya yakni, La Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19). Muhammad Yusuf diduga juga terkena peluru tajam di bagian kepala hingga mengalami pecah tulang tengkorak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Temuan Mengejutkan Mahasiswa

Saat demonstrasi di Depan Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, mahasiswa Universitas Halu Oleo menemukan selongsong peluru. Banyak selongsong peluru dan gas air mata yang ditembakkan ke arah demosntran.

Selonsong ini kemudian dikumpulkan dan direkam sejumlah mahasiswa. Mahasiswa kemudian yakin, polisi melakukan tembakan ke arah mereka saat mengusir massa demonstrasi mendekati DPRD.

"Polisi memakai peluru tajam, mereka ternyata mau membunuh kita. Bukan sekedar hanya mengamankan, tapi mau membunuh," ujar mahasiswa di dalam video yang beredar.

Dalam rekaman video yang beredar, selongsong yang ditemukan bervariasi. Ada selongsong yang berukuran panjang dan pendek.

Selongsong peluru dan gas air mata banyak ditemukan di depan DPRD Sulawesi Tenggara, di dalam Kantor Bulog dan sekitar jalan raya di eks-Tugu MTQ. Namun, beberapa jam setelah aksi, semua selongsong sudah dibersihkan anggota polisi saat malam hari.

Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Iriyanto mengatakan, tidak ada anggota polisi yang membawa peluru tajam dan karet. Selain itu, tidak ada perwira yang memakai senjata api atau sejenisnya.

"Glock atau revolver kami masih selidiki, apalagi senjata api laras panjang tak ada karena anggota tak kami bekali engan senjata api," ujar Brigjen Pol Iriyanto.

3 dari 3 halaman

Bunga untuk 2 Mahasiswa Tewas

Tabur bunga digelar di pelataran kampus Fakultas Teknik dan Perikanan Universitas Halu Oleo (UHO), Jumat (27/9/2019) malam. Tabur bunga untuk 2 orang mahasiswa tewas saat demonstrasi, dihadiri Ketua dan pengurus BEM serta MPM, utusan dekan fakultas dan ratusan mahasiswa UHO.

Ratusan mahasiswa perikanan dan teknik UHO berkumpul pada dua fakultas. Awalnya tabur bunga digelar di teknik, setelah itu digelar di Fakultas Perikanan.

Ketua BEM Universitas Halu Oleo (UHO), Maco, mengatakan, mahasiswa UHO menyatakan duka yang dalam bagi kedua korban tewas. Dia juga menyatakan, tewasnya 2 orang mahasiswa UHO merupakan dimulainya kebangkitan mahasiswa memperjuangan kebenaran.

"Kami berduka, sangat sedih dan tak mampu berkata-kata banyak. Namun yang pasti, kami akan turun dengan kekuatan yang lebih besar," ujar Maco.

Saat tabur bunga memperingati 2 orang mahasiswa tewas, La Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi, ratusan mahasiswa UHO berpakaian hitam-hitam. Kegiatan dimulai sejak pukul 19.00 Wita dan berakhir hingga pukul 22.00 Wita.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.