Sukses

Mengungsi dari Kebakaran Hutan, Tapir di Riau Terjerat Kawat Baja

Seekor tapir terjerat di perkebunan sawit Bukitbatu, Bengkalis, ketika keluar dari hutan untuk menyelamatkan diri dari kebakaran lahan.

Liputan6.com, Bengkalis - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Bengkalis, Riau, membuat satwa keluar mencari lokasi aman. Seperti yang dilakukan tapir di daerah Bukitbatu, tepatnya di Desa Sepahat akhir pekan lalu.

Hanya saja, satwa bernama latin Tapirus indicus ini terjerat ketika memasuki perbatasan desa, tepatnya di kebun sawit bersemak belukar. Kaki kanan tapir terlilit kawat baja sehingga membuatnya tak bisa bergerak.

Beberapa hari terjerat, luka di kaki kanannya mulai membusuk. Beruntung tapir ini ditemukan warga sekitar lalu melaporkannya ke pihak desa hingga akhirnya sampai ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Tim rescue BBKSDA dari Resort Bukitbatu ke lokasi pada Jumat, 20 September 2019, bersama Manggala Agni, pemadam kebakaran dan dokter hewan. Petugas berusaha melepaskan jerat agar tak membahayakan nyawa tapir tadi.

"Sebelum itu, sudah ada tim terlebih dahulu ke lokasi melakukan observasi. Tapir tadi diberikan obat dan minum serta lokasi diamankan agar masyarakat menjaga jarak," kata Humas BBKSDA Riau, Dian Indriarti, Selasa siang, 24 September 2019.

Pemeriksaan dokter hewan, luka di kaki kanan tapir tadi cukup dalam. Namun petugas bersyukur karena luka tadi memutuskan jaringan urat serta syaraf di kaki sehingga masih bisa diobati.

"Melihat vegetasi tanaman sawit dan semak belukar, maka petugas memutuskan untuk mengevakuasi satwa dilindungi tersebut," terang Dian.

Tapir tadi lalu dirawat dokter dari Puskesmas di Desa Tenggayun. Dalam beberapa jam, tapir tadi bisa berdiri dan berjalan dengan baik sehingga petugas memutuskan untuk melepasliarkannya.

"Sudah dilepas di kawasan konservasi yang jauh dari aktivitas manusia agar tapir ini aman. Semoga selamat dan tidak terjerat lagi," ucap Dian.

Atas kepedulian masyarakat yang membantu evakuasi tapir, Dian mengucapkan terimakasih. Dian berharap sikap masyarakat yang sadar akan konservasi dan keberadaan satwa liar ini selalu terjaga.

"Apalagi status tapir ini termasuk satwa dilindungi dan keberadaannya di alam liar sulit ditemukan lagi," imbuh Dian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini