Sukses

Anak Muda Bandung Gelar Aksi Jeda untuk Iklim

Sepanjang perjalanan, peserta aksi membawa sejumlah poster dan spanduk dengan berbagai tulisan bertema lingkungan dan bendera berwarna-warni.

Liputan6.com, Bandung - Aksi Jeda Untuk Iklim digelar di Kota Bandung, Jumat (20/9/2019). Mereka yang kebanyakan para anak muda dari berbagai komunitas, organisasi, maupun individu turun ke jalan untuk menghelat aksi yang merupakan bagian dari Climate Strike yang merupakan kampanye dideklarasikannya status darurat iklim dan aksi nyata mengatasi kegentingan perubahan iklim.

Peserta aksi awalnya berjumlah 50-an orang. Mereka berkumpul sekitar pukul 14.00 WIB di Jalan Sultan Tirtayasa. Selanjutnya, mereka berjalan kaki menuju mal Bandung Indah Plaza. Kemudian, selama perjalanannya, massa aksi terus bertambah.

Sepanjang perjalanan, peserta aksi membawa sejumlah poster dan spanduk dengan berbagai tulisan bertema lingkungan dan bendera berwarna-warni.

Pantauan di lokasi, aksi yang berjalan tertib ini turut dikawal aparat kepolisian. Beberapa perwakilan anak muda juga sempat menyampaikan orasi.

Lalu sekitar pukul 16.00 WIB mereka berjalan kaki ke Taman Dago Cikapayang untuk menyampaikan pesan kampanye perubahan iklim.

"Kami bersama kaum muda dan masyarakat menuntut pemerintah untuk menyatakan darurat iklim dan berkomitmen menurunkan emisi guna terciptanya keadilan iklim untuk generasi saat ini dan yang akan datang," kata koordinator aksi Jeda Untuk Iklim di Bandung Elga Subangkit.

Menurut Elga, pihaknya bersama masyarakat lainnya yang tersebar di Indonesia menyatakan darurat iklim. Dia berharap masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan.

Elga mengatakan, aksi ini mengikuti seruan aksi iklim dari aktivis lingkungan muda Greta Thunberg asal Swedia dengan turun ke jalan dalam kegiatan bertajuk Jeda untuk Iklim guna mendukung Global Climate Strike.

Greta adalah remaja 16 tahun asal Swedia, menggagas demonstrasi iklim bertajuk Fridays for Future, sebuah gerakan bolos sekolah pada hari Jumat untuk berunjuk rasa agar pemerintah segera bertindak mengatasi perubahan iklim.

Gerakan Greta ini menunjukkan bahwa perubahan iklim telah berada di ambang bahaya. Bahkan, demonstrasinya telah berlangsung di lebih dari 71 negara dan 700 lokasi.

"Kami yang menggelar aksi hari ini berasal dari komunitas, organisasi dan individu yang peduli terhadap lingkungan. Ada yang dari Walhi, komunitas Sadar Kawasan, mahasiswa dan organisasi lainnya," kata Elga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Sederhana Peduli Lingkungan

Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Meiki W Paendong menyatakan, isu perubahan iklim tidak hanya dirasakan masyarakat global, tapi juga di tingkat lokal.

"Untuk konteks Jawa Barat, kita juga ingin menyerukan dan mengimbau kepada khalayak publik Jabar agar lebih menaruh perhatian pada isu perubahan iklim. Kenapa? karena tanpa secara langsung kita sadari efek dan dampak perubahan iklim ini sudah terjadi. Seperti musim yang terjadi anomali tidak berjalan normal, saat kemarau terjadi sangat panjang dan saat musim hujan intensitasnya sangat tinggi dan mengakibatkan efek lain seperti banjir," kata Meiki.

Kepedulian terhadap isu perubahan iklim menurut Meiki dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana. Misalnya, dengan mengurangi konsumsi sampah plastik, penggunaan sampah plastik, dan penggunaan air kemasan.

"Itu kenapa mesti dilakukan karena dalam produksi sampah plastik itu berasal dari energi fosil yang menghasilkan emisi karbon yang dilepaskan ke udara sehingga ujungnya mencemari lingkungan," katanya.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.