Sukses

Puluhan Hektare Kawasan Cagar Alam di Garut Terbakar Sepanjang Kemarau Tahun Ini

Selama musim kemarau berlangsung, total sekitar 30 hektare hutan kawasan cagar alam di Garut terbakar.

Liputan6.com, Garut - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mencatat, sekitar 30 hektare lahan kawasan cagar alam (CA) di Kabupaten Garut, Jawa Barat terbakar selama musim kemarau berlangsung tahun ini.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah Wilayah V, Bidang KSDA Wilayah III Ciamis, BBKSDA Jawa Barat, Purwantono mengatakan, selama musim kemarau berlangsung sudah beberapa kali kawasan Gunung Guntur dan Gunung Papandayan mengalami kebakaran.

Beruntung tidak menimbulkan korban jiwa, termasuk tidak adanya satwa dilindungi yang mati akibat bencana tersebut. "Sebagian besar kejadiannya sekitar Juli-Agustus," ujarnya Sabtu, 31 Agustus 2019 lalu.

Rinciannya, musibah pertama terjadi 4 Agustus lalu yang menghanguskan 10 hektare di area Gunung Papandayan.

"Lebih tepatnya di blok Gunung Puntang luasnya sekitar 10 hektare, hanya membakar semak belukar tidak sampai membakar pohon besar," katanya. 

Beruntung, musibah itu tidak mengganggu kawasan penduduk termasuk satwa yang berada di sekitarnya seperti macan tutul, elang jawa, dan monyet.

"Ada pengaruh, tapi dampaknya tidak terlalu parah. Itu hanya daerah lintasan, tidak sampai membuat hewan mati," kata dia.

Kemudian, sebanyak tiga kali kebakaran melanda kawasan cagar alam Gunung Guntur. Terakhir, kebakaran terjadi pada 21 Agustus 2019 lalu, yang menghanguskan sekitar 20 hektare lahan. "Ada juga kebakaran kecil namun tidak sampai dua hektare," kata dia.

Meskipun terbilang sering, tetapi hingga kini belum bisa dipastkan penyebab utama kebakaran di kawasan Gunung Guntur. "Tapi kuat dugaan karena faktor manusia," ujarnya. 

Purwantono menyatakan, selama musim kemarau tahun ini berlangsung, sudah empat kali bencana kebakaran melanda kawasan cagar alam itu, tetapi satu di antaranya terjadi di lahan warga.

"Kita tetap bantu memadamkan, sebab jika dibiarkan khawatir merambatnya ke area cagar alam," kata dia. 

Selama musim kemarau berlangsung, pihaknya mengingatkan warga termasuk para pendaki agar waspada untuk tidak mematik potensi api yang bisa menimbulkan musibah kebakaran.

"Salah satunya tidak membuat api sembarangan, apalagi sampai ditinggal," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.