Sukses

Ketika Pelajar Papua Unjuk Kebolehan Menari dalam Kirab Tebokan di Kudus

Ini pertama kali saya tampil menari khas Papua di hadapan masyarakat di Kabupaten Kudus. Tentunya sangat senang karena mereka juga menyambutnya kehadiran kami dengan baik dan mendapatkan kesempatan tampil di hadapan masyarakat.

Liputan6.com, Kudus - Kirab budaya "tebokan" yang diselenggarakan warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dimeriahkan dengan tarian khas Papua yang dibawakan langsung warga Papua yang kebetulan menempuh pendidikan di daerah itu, Minggu (1/9/2019).

Tiga pelajar asal Papua mendapatkan kesempatan menampilkan tarian khas Papua pada kirab "tebokan" yang digelar Pemerintah Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus itu dengan diiringi lagu Sajojo yang juga lagu etnik dari Papua.

Tarian khas Kudus yang ikut ditampilkan, yakni tarian jenang, kesenian barong, dan drum band pelajar setempat, dilansir Antara.

Kepala Desa Kaliputu Sayudi beserta warga desa setempat dan para pelajar yang kebetulan ikut kirab juga ikut serta dalam tarian khas Papua itu.

Robertus Hae, salah seorang penari asal Papua, menyatakan bersyukur bisa ikut tampil dalam acara kirab budaya "tebokan" di Desa Kaliputu.

"Ini pertama kali saya tampil menari khas Papua di hadapan masyarakat di Kabupaten Kudus. Tentunya sangat senang karena mereka juga menyambutnya kehadiran kami dengan baik dan mendapatkan kesempatan tampil di hadapan masyarakat," ujarnya didampingi dua temannya, Fordelikus Yance dan Rolando Kamau.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langganan Ikut Kirab

Ketiga warga Papua tersebut berada di Kudus dalam rangka menempuh pendidikan di SMK PGRI II Kudus.

Sayudi mengakui sudah memiliki hubungan baik dengan SMK PGRI II Kudus sehingga setiap ada acara kirab mereka ikut diundang untuk menampilkan tariannya. Dalam acara serupa kali ini, mereka juga hadir dengan tarian khas Papua dengan penari asal Papua.

Beberapa waktu lalu, kata dia, justru ditampilkan tarian khas dengan jumlah penari mencapai 16 orang, namun karena sudah lulus sekolah saat ini hanya tersisa tiga orang.

Hal itu, lanjut dia, menunjukkan bahwa warga Kudus tidak membeda-bedakan ras manapun, termasuk warga Papua yang datang ke Kudus juga akan disambut dengan senang hati.

"Mereka juga warga Negara Indonesia sehingga harus saling hormat menghormati," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini