Sukses

Pagi Seru Menggambar Burung Garuda Bersama Ribuan Siswa TK di Garut

Sebagai burung lambang negara Garuda, populasi burung elang terus menunjukan penurunan dan terancam punah.

Liputan6.com, Garut - Menggunakan area halaman Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK), sekitar 1.500 siswa gabungan TK, PAUD, dan RA di lima kecamatan kabupaten Garut, Jawa Barat, tampak asyik mewarnai burung lambang negara, Garuda.

Menggunakan alas menggambar meja lipat dan krayon untuk menggambar, ribuan siswa taman kanak-kanak (TK), pendidikan anak usia dini (PAUD) dan raudhatul atfal (RA) itu, terlihat menikmati sajian kegiatan "1.000 Anak Mewarnai Sang Garuda", di alam bebas.

Hasilnya pun sungguh menggemaskan, ragam gambar dengan kombinasi warna burung elang atau Garuda, berhasil diciptakan mereka dalam waktu sekitar 1 jam lamanya.

Sebelum mewarnai, seluruh peserta memang diberikan kesempatan berkunjung langsung ke area kandang elang di seluruh lahan konservasi PKEK.

Manajer PKEK, Zaini Rachman mengatakan, kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian Pertamina, untuk mengenalkan pendidikan lingkungan bagi anak-anak.

“Kegiatan ini pun sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia,” ujarnya, Kamis (29/8/2019).

Menurutnya, pelaksanaan menggambar di alam terbuka di area konservasi elang, diharapkan memberikan pendidikan pentingnya kelestarian alam sejak dini.

“Kita ingin membangun imajinasi mereka, sekaligus memperkenalkan garuda itu seperti apa langsung dari alam,” ujarnya.

Selama ini, anak-anak hanya mengenal garuda sebagai burung lambang negara, berasal dari gambar yang terpajang di dalam kelas, tempatnya belajarnya mereka selama ini.

“Sementara dari mereka banyak yang belum pernah melihat wujudnya langsung garuda itu seperti apa,” kata dia. 

Upaya itu dianggap penting, untuk mengenalkan burung elang jawa (Nisaetus bartelsi), yang merupakan satwa endemik di Pulau Jawa, yang kondisinya terancam punah.

“Makanya kita harus kenalkan itu ke anak-anak, bahwa keberadaan elang jawa menjadi simbol persatuan Indonesia,” ujarnya.

Ketua Panitia 1.000 Anak Mewarnai Sang Garuda, Ary Maulana Karang mengatakan, kegiatan mewarnai garuda ini merupakan kali pertama dilaksanakan di area lahan dilindungi.

“Jadi anak itu menjadi tahu apa itu konservasi, sekaligus mengajarkan mereka untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.

Tingginya animo peserta dibuktikan langsung dengan tingginya angka kehadiran yang mencapai 1.500 orang lebih, dari target semula 1.000 peserta.

“Mereka berasal dari Kecamatan Garut Kota, Samarang, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, dan Pasirwangi,” ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respon Peserta

Tama (6), salah satu peserta menggambar mengaku senang bisa mengikuti lomba mewarnai burung lambang negara, Garuda yang digelar di alam terbuka tersebut.

“Banyak juga tema Tama yang ikut, sekalian ingin melihat burung elang Garuda juga,” ujar dia dengan polosnya.

Hal senada disampaikan, Ridwan, siswa PAUD Baiturahman 3 Tarogong. Ia tampak senang mewarnai elang dengan warna mayoritas sesuai dengan lambang perusahaan Pertamina.

“Aku mengambar elangnya dengan merah,” ujar dia bangga sambil memegang krayon warna merah. 

Putri Ika,(25), salah satu guru pembimbing dari PAUD Baiturahman 3 Tarogong mengaku bangga menjadi bagian pertama pelaksanaan lomba mewarnai burung Garuda, di PKEK.

“Buat kami jelas bermanfaat, selain mengenalkan elang secara langsung, juga bisa memberikan edukasi soal kelestarian lingkungan,” kata dia.

Dengan tingginya minat peserta, ia berharap kegiatan itu menjadi agenda tahunan dari pengelola PKEK. “Tapi itu kan terserah panitia juga, termasuk mungkin Pertamina sebagai sponsor utama,” kata dia.

Ecin, (36), guru pembimbing lainnya dari TK Assadah, Taogong Kaler mengatakan, pelaksanaan kegiatan di alam terbuka mampu memberikan hiburan tersendiri bagi siswa, selain mengenalkan kelestarian alam dan konservasi.

“Jika kami di kelas sifatnya kan konseptual pengenalan semata, kalau di lapangan kan melihat langsung spesies elang,” kata dia.

Dengan pola itu, cukup memberikan banyak kemudahan bagi siswa dalam mengembangkan potensi dirinya masing-masing.

“Kan bisa dilihat hasilnya, meskipun gambar sktesanya sama burung Garuda, tapi hasil warnanya berbeda sesuai dengan daya imajinasinya,” papar dia.

 

 

3 dari 3 halaman

Pengenalan Lahan Konservasi

Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan mengatakan, dalam kegiatan itu, selain mengasah imajinasi anak, juga sarana mengenalkan lahan konservasi.

Selama ini keberadaan PKEK di wilayah Kamojang Garut, belum sepenuhnya dikenal warga. Padahal dalam kenyatannya, kawasan itu tercatat sebagai pusat konservasi elang terbesar di Indonesia saat ini.

“Anak-anak juga bisa berkreasi dengan mewarnai dan melihat langsung elang yang ada di Kamojang,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan itu.

Melihat tingginya animo masyarakat, Diah berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan di PKEK.  “Elang ini sudah hampir punah, sehingga harus dilestarikan,” ujar dia.

Selain mengajak berimajinasi menghasilkan karya menggambar burung Garuda yang sesuai, Diah berpesan dan mengajak anak-anak agar mencintai lingkungan, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan.

“Jadi nanti setelah lomba selesai, mohon diperhatikan juga sampahnya jangan sampai mengotori kawasan konservasi,” pinta dia.

Seperti diketahui PKEK, merupakan pusat konservasi elang yang terbesar di Indonesia yang dibiayai penuh Pertamina. Saat ini ada sekitar 122 ekor elang dari 10 jenis elang dari 10 jenis elang yang berasal berbagai wilayah Indonesia.

Tercatat sejak 2015 lalu, sudah 50 kali pelepasliaran elang ke alam bebas yang disesuaikan dengan spesies dah habitatnya.

Sebut saja elang bondol (Haliastur indus), elang ular (Spilornis cheela), dan jenis lainnya, dengan mudah ditemukan di sana.

Sementara spesies paling banyak menempati yakni elang jenis brontok sebanyak 40 ekor, kemudian ditempati elang jenis ular, elang bondol, elang paria, dan terakhir elang Jawa.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.