Sukses

Kisah Pilu Bayi di Gorontalo, Menderita Hidrosefalus dan Nyaris Terbakar

Ahmad Hasan bayi 9 bulan penderita Hidrosefalus masih dirawat intensif di Rumah Sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo usai menjalani operasi.

Liputan6.com, Gorontalo - Usai menjalani operasi, kondisi Ahmad Hasan bayi 9 bulan yang menderita hidrosefalus kini terus membaik. Bayi asal Desa Ilangata Barat, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, kini masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo.

Kedua orangtua Ahmad, Mae Hasan (40) dan Eti Zakaria (37), terus mengucap syukur karena anaknya telah melalui masa kritis dan sukses menjalani operasi pemasangan selang pada rongga kepalanya. Meskipun sebelum dioperasi bayi ini terus menangis kesakitan, namun kini ia bisa tidur dengan tenang,

"Alhamdulillah kata dokter sebentar sudah bisa pulang, sebelum menjalani operasi anak saya selalu menangis namun sekarang setelah dioperasi sudah bisa tidur dengan baik," kata Eti Zakaria kepada Liputan6.com, Rabu (28/8/2019)

Sang ibu bercerita, anaknya menderita hidrosefalus sejak lahir. Ukuran kepala Ahmad kian membesar. Kedua orangtua bayi pun hanya bisa pasrah dan berusaha agar anaknya bisa berobat

"Beberapa bulan kemarin rencananya sudah mau dibawa ke rumah sakit. Tapi, waktu itu kami sekeluarga mengalami sedikit musibah," tutur Eti.

Eti bercerita, pada April 2019 lalu rumah mereka sempat ditimpa tragedi kebakaran yang menghanguskan seisi rumah. Sang bayi Ahmad Hasan bahkan nyaris menjadi korban, bersyukur warga berhasil menyelamatkannya. Namun demikian, uang yang rencanya untuk pengobatan sang anak ikut terbakar bersama rumah.

"Jadi harus menunggu waktu lagi, untuk bisa mengumpulkan uang khusus pengobatan Ahmad," lanjut Eti.

Eti mengakui, sejak hamil dokter sudah mendiagnosa ada kelainan di janinnya. Dokter juga sempat menyarankan untuk di gugurkan (aborsi). Tapi pasangan suami istri tersebut menolak saran dokter.

"Saya tidak mau. Lantaran saya yakin bayi ini masih bisa diselamatkan," ungkapnya

Eti terus mengucap syukur, biaya operasi di RS Aloei Saboe ditanggung pemerintah. Sementara, untuk makanan tambahan sang bayi mereka menerima bantuan Sembako dari mahasiswa di Gorontalo.

Mae sangat bersyukur karena keluarga mereka masih mendapatkan perhatian dari sejumlah kalangan. Dirinya hanya berdoa, setelah operasi ini, kondisi sang bayi bisa membaik dan kembali normal seperti anak-anak pada umunnya.

"Semoga saja bisa membaik. Tapi harus dikontrol hidrosefalusnya. Untuk operasi selanjutnya tergantung kondisi anak," kata Mae menambahkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.