Sukses

Fakta di Balik Kisah Viral Pasangan Menikah di Rumah Sakit Ponorogo

Dramatis, begitu satu kata yang bisa menggambarkan pasangan yang menikah di Rumah Sakit Ponorogo itu.

Liputan6.com, Ponorogo - Suasana lobi di ruang Tulip RSUD dr Harjono Ponorogo, Rabu (28/8/2019), terlihat berbeda. Ada kursi dan meja yang berjejer di tengah-tengah lobi.

Tak lama, sepasang kekasih Widayanto (28) dan Eka Widya Ristanti (25) muncul dari sisi selatan. Widayanto terlihat mendorong kursi roda yang diduduki Eka.

Dengan lancar, Widayanto pun bisa melafalkan ijab kabul. Akhirnya pasangan yang sudah bertunangan 5 tahun itu sah menjadi pasangan suami istri.

"Alhamdulillah ijab kabulnya lancar. Walaupun harus menikah di rumah sakit," kata Widayanto.

Widayanto mengatakan, rencana menikah telah ditetapkan jauh-jauh hari. Namun mendekati hari H, Eka mengalami kecelakaan. Kekasihnya itu patah tulang paha kanan dan dirawat di RSUD dr Harjono.

Pria asal Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo itu menjelaskan setelah hari nahas itu yang dipikirkan hanya kesehatan Eka. Namun, kedua belah pihak juga sudah sepakat untuk tetap melaksanakan pernikahan.

Keduanya sudah melakukan lamaran pada Maret. Dari hasil hitung-hitungan penanggalan Jawayang disebut Weton, keduanya harus menikah Rabu, 28 Agustus 2018). Jika tidak, kata dia, dirinya akan batal menikah.

"Makanya saya nekat menikah hari ini," katanya. Apalagi tahun depan jatah cutinya sudah habis.

Namun proses pernikahan tidak semulus apa yang dibayangkan. Usai berkonsultasi dengan dokter, Eka belum diperbolehkan pulang. 

Akhirnya, atas pertimbangan weton, Widayanto nekat menikahi kekasihnya itu di lobi rumah sakit tempat istrinya dirawat.

"Ya akhirnya pernikahan impian kami terwujud di rumah sakit. Walaupun harus dengan sangat sederhana sekali. Tapi kami bahagia," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengakuan Eka

Sementara, si pengantin wanita, Eka mengaku pernikahan dengan Widayanto adalah impiannya. Pasalnya sudah 5 tahun bertunangan dan terpisah jarak.

"Saya kan kerja sebagai TKW di Hongkong. Sedangkan mas (Widayanto) kerja di Jepang. Kami balik ke Ponorogo untuk menikah," katanya.

Dia mengaku tidak pernah bermimpi menikah si rumah sakit. Dirinya bahkan terharu ketika melihat televisi ada sepasang kekasih menikah di rumah sakit.

"Eh tahunya malah saya melakoni itu. Menikah di rumah sakit," katanya.

Eka juga mengaku menyesal lantaran tidak mendengarkan nasihat sang ibu yang bilang tidak boleh keluar rumah saat masa pingit.

"Tapi saya tetap berangkat. Ya karena mau menghadiri nikahan teman. Ibu tahu, tapi ibu tak minta untuk tidak bilang ke mbah-mbah yang melarang pergi," katanya.

Namun, sifat keras kepalanya itu malah membuat nahas. Dirinya pun mengalami kecelakaan dengan truk di Kecamatan Sambit.

"Setelah kecelakaan ya akhirnya menyesal. Tapi ya sudah terjadi mau bagaimana lagi," terang warga Kelurahan Berduri ini.

Dia mengatakan, pernikahan di rumah sakit ini menjadi pengalaman. Dirinya harus berdandan di ruang rumah sakit. Lalu harus melepas infus. "Disuntik anti nyeri," katanya.

Dari situ, Eka menjelaskan bahwa saat harus menikah di rumah sakit pun tidak keras kepala lagi. Karena masih dalam masa penyembuhan.

"Mau tidak mau. Dari pada saya ngeyel (keras kepala) lagi bisa bikin celaka lagi. Ya sekarang manut - manut saja," katanya.

Namun, karena undangan terlanjur menyebar. Dia mengatakan jika pihak keluarga tetap melakukan resepsi. Hanya saja tidak ada dirinya dan suami.

"Tamu ya datang. Penerima tamu pake makeup. Orangtua tidak sih. Resepsi tetap digelar," jelasnya.

Dia berharap, untuk segera sembuh. Karena ingin menyusul suaminya yang sekarang bekerja di salah satu pabrik di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

 

3 dari 3 halaman

Kata Pihak Rumah Sakit

Sementara, Humas RSUD dr Harjono, Suprapto menyampaikan bahwa pernikahan di RSUD dr Harjono baru sekali. Karena memang sang pasien meminta.

"Ya karena diminta. Kami berusaha memfasilitasi saja untuk pernikahannya. Cuma ya itu sangat sederhana sekali," kata Suprapto.

Pun karena pertimbangan kesehatan. Pasalnya jika pasien dalam hal ini pengantin perempuan harus memaksakan pulang tidak bisa.

"Kami memberikan yang terbaik. Jadi jalan tengahnya memang harus menikah di rumah sakit," pungkasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.