Sukses

Hutan Pacitan Menyempit, Macan Tutul Turun Gunung

Warga Pacitan melapor berjumpa 5 ekor macan tutul di kebun dan pekarangan mereka dan diperkuat dengan jejak kaki macan. Kamera penjebak dipasang untuk menangkap gambarnya

Liputan6.com, Malang - Warga Desa Gemaharjo, Tegalombo, Pacitan, Jawa Timur, melapor telah berjumpa 4-5 ekor macan tutul di kebun dan pekarangan mereka. Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BB KSDA) memasang kamera penjebak untuk memastikannya.

Ada dua camera trap atau kamera penjebak yang dipasang di lokasi di mana warga diduga melihat macan tutul. Saban tiga hari sekali petugas bakal mengecek kamera itu untuk melihat hasilnya apakah sukses menangkap gambar macan atau tidak.

"Masih dugaan macan tutul. Kami akan lihat dulu bagaimana hasil kamera itu nanti," kata Kepala BB KSDA Jawa Timur, Nandang Prihadi dikonfirmasi di Malang, Sabtu, 24 Agustus 2018.

Perjumpaan dengan satwa bernama latin Panthera pardus melas itu dilaporkan warga Tegalombo, Pacitan, pada Kamis, 22 Agustus lalu. Dalam laporannya, warga menyebut ada sekitar 4-5 ekor macan dengan 3 ekor di antaranya tampak berukuran sedikit lebih kecil.

Begitu mendapat laporan, petugas balai konservasi segera mengecek ke lokasi. Di tempat itu ditemukan jejak macan. Namun tidak terlihat terlalu jelas karena usia jejak tampak sudah lama. Tidak lupa petugas bertemu warga yang mengaku melihat atau berjumpa macan tersebut.

"Kami juga sosialisasi ke warga agar segera melapor jika menemukan satwa yang diduga macan tutul," urai Nandang.

Warga diminta tidak gegabah jika memang benar berjumpa lagi dengan macan tutul. Misalnya bertindak yang berpotensi melukai satwa langka itu. Karena itu lebih baik cepat melapor jika mereka melihat hewan itu lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Habitat Macan Tutul

Desa Gemahrejo, Kecamatan Tegalombo, Pacitan sendiri berada tak jauh dari lereng perbukitan. Di kawasan ini juga masih banyak hutan. Meski begitu, belum bisa dipastikan apakah kawasan itu masih jadi habitat bagi macan tutul.

"Semua masih dugaan, belum yakin juga. Kita lihat dulu 1 bulan ke depan, hasil kamera penjebak," ucap Nandang.

BB KSDA Jawa Timur bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan dan tim Wild Life Rescue bersiaga di daerah tersebut. Langkah lanjuan bakal disiapkan, namun masih menunggu hasil dari kamera penjebak yang sudah dipasang.

Macan tutul jawa merupakan salah satu kucing besar yang tersisa pasca menghilangnya harimau jawa. Habitat macan tutul semakin terdesak seiring dengan pembukaan areal hutan secara masif. Perburuan liar juga jadi salah satu ancaman nyata satwa langka ini.

Beruntung masih ada wilayah hutan dan pegunungan yang jadi habitat macan ini. Tersebar dari ujung barat sampai timur pulau Jawa. Tapi belum bisa dipastikan berapa populasi sesungguhnya kucing besar tersebut.

International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebuah lembaga internasional konservasi keanekaragaman hayati, menetapkan macan tutul jawa berstatus critically endangered atau terancam punah.

 Simak video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.