Sukses

Profesi Termahal Era Modern Menurut Menteri Pratikno

Banyak profesi yang hilang maupun muncul profesi baru. Namun, Mensesneg sekaligus Ketua MWA UGM Pratikno menyebutkan ada profesi yang paling banyak dicari. Apa itu?

Liputan6.com, Yogyakarta - Mungkin banyak yang ingin tahu profesi yang paling mahal di dunia? Pratikno, Ketua Majelis Wali Amanat sekaligus Menteri Sekrertaris Negara menyebut profesi Saintis Data menjadi profesi termahal atau paling banyak dicari.

"Data Scientists profesi termahal di dunia," kata Pratikno saat memberi wejangan kepada ribuan wisudawan lulusan Sarjana dan Diploma UGM, Rabu, 21 Agustus 2019.

Pratikno menjelaskan Saintis Data yaitu orang dengan kompetensi yang mampu mengombinasikan ilmu matematika, statistika, komputer sains, dan ilmu bahasa. Profesi inilah yang akan menjadi profesi termahal nantinya.

"Semakin lama, profesi ini semakin dibutuhkan," katanya.

Namun, ia mengingatkan kepada lulusan Sarjana dan Diploma agar dapat terus mengembangkan potensinya. Sehingga nanti tidak bergantung dengan satu keterampilan yang ia miliki.

"Apa pun gelar dan bidang ilmu semakin dibutuhkan, memiliki technical skill juga memiliki social skill maka sebaiknya bergaul lintas fakultas dan lintas prodi akan lebih baik," katanya.

Pratikno menjelaskan pada era saat ini akan banyak profesi yang muncul, tetapi juga banyak yang hilang. Menteri Sekretaris Negara ini mengutip laporan dari lembaga riset Internasional, McKinsey Global Institute yang memprediksi pada tahun 2030 ada sekitar 75 juta hingga 375 juta pekerjaan yang hilang.

"Ada job gain dan ada juga job loss karena disrupsi dan otomasi," ujarnya.

Bukan tidak mungkin jika generasi sekarang harus realistis ketika profesi yang dicita-citakan tidak akan ada lagi. Sebab barangkali profesi yang diimpikan tersebut sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa mendatang.

"Cita-cita saudara masuk ke UGM empat tahun lalu, barangkali direvisi, bisa jadi tidak relevan lagi atau sudah usang," ujarnya.

Khusus yang ingin memiliki jabatan di pemerintahan, menurutnya tidak harus melalui pendaftaran CPNS. Namun, bisa melalui potensi yang dimiliki dan terus mengembangkannya.

"Bisa lewat wirausaha atau bekerja di korporasi swasta, jadi politisi tidak mesti mendaftar ke partai politik, mumpung masih muda pilih tempat yang memberi ruang untuk terus bisa belajar dan mengembangkan diri dan meraih profesi termahal," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.