Sukses

Awas, Pasukan Tomcat Menyerbu Samarinda

Jika kulit terkena racun Tomcat segeralah mencuci bagian kulit yang terkena dengan menggunakan sabun, jangan diberi odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon maupun bedak tabur.

Liputan6.com, Samarinda - Serangan semut semai atau lebih dikenal sebagai serangga tomcat (Paederus littorali), mulai menyerang Samarinda. Kali ini serangan tersebut merambah perumahan elite Pondok Surya Indah Samarinda, Kalimantan Timur.

Sebelumnya serangga kecil tapi dianggap menyeramkan i i menyerang blok BM dan BH. Terkini serangan sudah sampai blok BL. Bermula dari cerita Nanik Herlina, warga Blok BH3 perumahan tersebut yang menyebutkan bahwa ia hendak mengambil dan menjemur pakaian dari mesin cuci.

"Trus serangga itu jatuh ke lantai," kata Nanik.

Tentu saja ia kaget. Beruntung, ia paham sehingga tak langsung menginjak atau mematikan dengan bersentuhan secara langsung dengan kulit.

Rata-rata rumah warga yang dimasuki tomcat berdiri di pinggir rawa yang mulai kering akibat kemarau. Kekhawatiran warga adalah ketika tomcat itu masuk rumah dan bersentuhan langsung dengan penghuninya tanpa disadari.

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda mengirim petugasnya untuk mengecek. Mereka menuju rumah Nanik Herlina.

Nanik bercerita kemunculan tomcat sudah terjadi sejak Rabu (7/8/2019). Saat itu, ia menemukan seekor di ruang tengah dan dua ekor lagi di dapur rumahnya. Sehari kemudian, ketemu lagi dua ekor di dapur.

"Tiga ekor pertama itu saya pukul dan mati. Saya buang ke bak sampah. Nah, yang dua itu saya semprot pakai pembunuh serangga. Tapi hanya satu yang mati, dan saya masukkan ke plastik klip itu," kata Nanik, Senin (12/8/2019).

Nanik kemudian bercerita kepada sang suami. Mereka sepakat bahwa tomcat itu masuk dari celah papan dapur yang bolong. Celah itu berhubungan langsung dengan rawa. Lubang itupun kemudian ditambal.

Ia lalu berkonsultasi dengan petugas Pemadam Kebakaran. Ia merasa takut karena ada dua anak yang masih kecil.

Ichwan Wahyudin yang membidangi Evakuasi Penyelamatan Hak Sipil Damkar Samarinda menegaskan, bahwa pihaknya akan meminta petunjuk dan teknis dari Dinas Pertanian. Sebab, tomcat adalah binatang di persawahan. Ia juga akan menanyakan obat-obatan apa yang cocok untuk penanganan serangga ini.

"Kami siap membantu. Namun kami menunggu dari petunjuk Dinas Pertanian, karena kami tidak punya obat apa yang tepat untuk mengatasi serangga tomcat itu," kata Ichwan.

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Tomcat, Sang Serangga Kuno

Dinas Pemadam Kebakaran juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Sebab salah seorang warga bernama Budianto,warga Blok BM perumahan tersebut sudah menjadi korban pertama.

"Sementara yang bisa kami lakukan, meminta warga untuk tidak bersentuhan langsung dengan tomcat. Cukup di sapu atau disingkirkan dengan alat yang mudah didapat. Sebab, bahaya tomcat bukan pada gigitannya. Melainkan cairan yang ada ditubuhnya," kata Ichwan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Rustam juga menjelaskan bahwa keberadaan tomcat di perumahan tersebut benar adanya. Sebagai langkah awal, Dinas Kesehatan meminta warga menjaga kebersihan lingkungan.

"Sebab tomcat ini senang dengan daerah lembab. Untuk itu, selalu waspada," kata Rustam.

Berbagai literatur menyebutkan tomcat disebut pula Kumbang Rove (Rove Beetle). Memiliki nama lokal Semut Kayap atau Charlie. Serangga ini termasuk kelompok serangga kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari zaman Triassic atau pemusnahan mahluk hidup di Bumi sekitar 200 juta tahun lalu.

Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan secara otomatis bila bersentuhan atau bersentuhan dengan kulit manusia. Celakanya, Tomcat juga akan mengeluarkan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, ataupun benda-benda lainnya.

Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih kuat dari bisa ular kobra. Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai 'aederin' (C24H43O9N). Jika sudah terkena dermatitis, segera bersihkan seprei, sapu tangan, handuk, pakaian maupun benda-benda yang disinyalir terkena racun tomcat.

Bersentuhan dengan kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjungtivitas dan penyakit kulit yang parah.

Jika kulit terkena racun Tomcat segeralah mencuci bagian kulit yang terkena dengan menggunakan sabun, jangan diberi odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon maupun bedak tabur karena hanya akan memperparah keadaan. Kulit yang terkena toksin Tomcat akan merah meradang mirip herpes tetapi tidak sama. Pengobatannya menggunakan salep dan antibiotik. Biasanya hydrocortisone 1% atau salep betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 3 x sehari atau salep Acyclovir 5%.[10] Peradangan juga dapat diredakan dengan mengkompres bagian kulit yang terkena racun dengan air dingin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.