Sukses

Bripda Indah, Si Cantik Pemadam Karhutla Perbatasan

Hanya berjarak beberapa kilometer dari hutan perbatasan membuat Bripda Indah beserta tim makin bersemangat mencegah kebakaran meluas.

Liputan6.com, Entikong - "Maaf masih di TKP Karhutla," sebuah suara terdengar dari gawai. Suara Wakapolsek Entikong, Iptu Eeng Suwenda, saat dihubungi Liputan6.com dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang menyita banyak energi. Bukan hanya dari BPBD, Basarnas, namun polisi dan tentara juga ikut repot memadamkan api agar tak meluas dan menjadi bencana lebih besar.

Bripda Indah Roida Simaremare adalah salah satu sosok yang belakangan cukup ngetop. Polisi wanita berparas ayu ini menonjol berada di barisan pemadaman api. Ia merasa memiliki hak yang sama untuk menjaga lingkungan dan selalu gigih memadamkan api di perbatasan RI-Malaysia di Entikong, Kabupaten Sanggau.

Menurut Wakapolsek Entikong, Iptu Eeng Suwenda, Bripda Indah Roida Simaremare dilahirkan di Menjalin, 10 Juli 1996. Kesehariannya bertugas di Mapolsek Entikong sebagai Sium Polsek Entikong.

Bripda Indah Roida Simaremare, saat istirahat dan menunjukkan paras ayunya. (foto: Liputan6.com/dok.polsek entikong/aceng mukaram)

"Angkatan 43 tahun 2014. Ia sangat cekatan menjalankan tugas. Dalam kesehariannya bertugas sangat cekatan dia bekerja dalam tim,” kata Iptu Eeng Suwenda, Sabtu (10/8/2019).

Dia menjelaskan, lahan yang terbakar ini tidak jauh dari perbatasan RI-Malaysia yang jaraknya belasan kilometer saja. Tanggung jawab menjaga nama baik negara memicu seluruh petugas berjibaku memadamkan api.

Briptu Indah menyebutkan jika api tak segera padam, ia khawatir akan memasuki wilayah Malaysia.

"Waktu itu, kurang lebih satu jam kami berjibaku melawan asap karhutla demi memadamkan api," kata Indah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meningkatkan Pencegahan

Pemadaman di Desa Nekan, Kecamatan Entikong itu mulai dilakukan Rabu 7 Agustus 2019. Saat itu api mulai membakar lahan pertanian yang nyaris merambat ke hutan di sekitarnya.

"Asapnya sangat pekat dan hawanya sangat panas," katanya.

Briptu Indah selalu terlibat dalam patroli karhutla di tempat tugasnya. Tak khawatir jika paras ayunya akan terkena arang atau belepotan jelaga akibat memadamkan api.

"Polwan harus siap dalam segala situasi dan kondisi apapun," katanya.

Wakapolsek Entikong, Iptu Eeng Suwenda menambahkan, memang dalam setiap patroli baik mencegah dan menanggulangi karhutla ia melibatkan semua anggotanya. Tak terkecuali polwan.

"Di perbatasan, wilayah hukum Polsek Entikong, tidak hanya melibatkan unsur TNI Polri yang laki-laki. Tapi yang ikut langsung memadamkan api di lahan, juga melibatkan polwan," kata Eeng.

Iptu Eeng Suwenda menjelaskan, dalam sehari-hari Karhutla yang terjadi wilayahnya beragam. Ini juga menjadi penyebab kesulitan petugas di lapangan. Luasan lahan bervariasi, namun hitungannya sangat besar.“Kami sibuk memadamkan api. Kadang 3, 8, 7 atau 9 hektare lahan terbakar. Kadang tidak tentu. Kadang tidak ada,” ujarnya.

Menurut Eeng, dua minggu tidak hujan di daerah gunung itu hutan sudah mudah terbakar.

"Kami terus berupaya mencari tahu penyebab dan mengevaluasi agar tahun berikutnya tak terulang," kata Iptu Eeng Suwenda.

Simak video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.