Sukses

Perampok di Kantor Dinkes Kota Malang Sekap dan Beri Korban Uang Jajan

Pelaku perampokan di Dinas Kesehatan Kota Malang memberi uang Rp 100 ribu ke anak penjaga kantor agar tidak berteriak.

Liputan6.com, Malang - Komplotan perampok menyatroni kantor Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Malang Kamis, 8 Agustus 2019, dini hari. Para pelaku leluasa menggarong setelah lebih dulu menyekap seorang petugas keamanan dan satu keluarga penjaga kantor dinas.

Beruntung aksi komplotan perampok ini tidak sampai menyebabkan korban jiwa. Di balik kejahatan itu, ada cerita menggelitik saat korban disekap. Saat pelaku memberi duit Rp100 ribu kepada anak penjaga kantor Dinkes Kota Malang agar tidak berteriak.

"Anak saya diancam dengan pisau, tapi juga dikasih duit agar diam tidak berteriak," kata Susiati, pengelola kantin kantor Dinas Kesehatan Kota Malang, Kamis, 8 Agustus 2019.

Perampokan itu terjadi sekitar pukul 01.30 sampai pukul 03.30 pagi tadi. Komplotan itu diduga beranggotakan 4 orang. Mereka mulai beraksi dengan menyekap Agus, petugas keamanan yang berjaga di pos depan dengan disumpal mulutnya dan diikat tangannya.

Setelah itu, para pelaku bergerak menuju ke kantin di belakang kantor dinas. Ada Susiati, pengelola kantin yang juga sehari-hari tinggal di kantin bersama ayahnya dan dua orang putranya yang masih kecil. Mereka sekaligus menjaga kantor tersebut.

"Saya dan anak saya bangun begitu dengar sesuatu. Dikira suara apa, tiba-tiba sudah ada dua orang dengan penutup wajah masuk rumah," tutur Susiati.

Kedua tangan bapaknya diikat dan mulut disumpal lakban. Susiati dan putranya kaget begitu tahu ada orang tak dikenal masuk. Seorang pelaku mengambil pisau di dapur, mengacungkan ke kedua anaknya agar diam selama mereka merampok Dinas Kesehatan Kota Malang.

"Dia mengancam saya dan anak. Serta juga menutup mulut kami dengan lakban," tutur Susiati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Curi Uang Negara

Seorang pelaku menyodorkan selembar uang Rp 100 ribu ke putra Susiati agar diam, tidak berteriak selama mereka merampok. Seorang pelaku berjaga di kantin, sedangkan rekan-rekannya mengacak-acak beberapa ruangan kantor Dinas Kesehatan Kota Malang.

"Pelaku bilang tak mau ambil barang saya, hanya ingin mengambil uang negara. Dia kasih uang anak saya, bilang buat uang saku," kata Susiati keheranan.

Seorang pelaku itu tampak siaga sembari terus berkomunikasi lewat telepon dengan kawannya yang ada di dalam kantor. Mereka juga sempat bertanya di mana letak brankas penyimpanan uang.

"Saya ya tidak tahu, sepertinya mereka kesulitan mencari uang itu," ucap Susiati.

Menurutnya, para pelaku itu tampak membawa gergaji dan linggis untuk membuka pintu. Begitu selesai mengobok-obok ruangan, pelaku melepas tali ikatan korban. Kemudian cepat kabur meninggalkan lokasi perampokan itu.

"Mungkin sekitar empat orang, tidak tahu bawa senjata atau tidak. Setelah mereka kabur, saya tak berani keluar. Cari telepon menghubungi saudara," tutur Susiati.

Ia baru keluar begitu Agus, petugas keamanan yang disekap juga sudah bebas. Agus datang ke kantin bersama polisi yang sudah dihubungi. Susiati tidak tahu barang apa saja yang digarong oleh para pelaku. Paling penting, ia dan keluarganya selamat.

"Bapak saya sempat pingsan saat diikat dan dilakban, baru siuman beberapa jam kemudian," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Modus Perampokan

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang, Sumartono mengatakan ada sejumlah ruangan yang dibobol para pelaku dengan cara mencungkil pintu dan memecah kaca.

Ruangan itu meliputi ruangan kepala dinas, bidang pencegahan penyakit dan pemberantasan penyakit menular, bidang keuangan serta koperasi. Uang koperasi sebesar Rp 3,7 juta di laci koperasi dan telepon genggam milik petugas keamanan diambil mereka.

"Laci dicungkil. Kami masih menginventarisir semua barang, memastikan apa saja yang hilang," tutur Sumartono.

Menurut dia, berdasar penuturan Agus petugas keamanan yang disekap, pelaku berjumlah empat orang. Mereka tiba menggunakan mobil jenis Innova pelat merah. Semula beralasan hendak mengirim kendaraan itu.

"Karena takut dengan rombongan itu, Agus tidak mau membuka pintu gerbang," ujar Sumartono.

Diduga komplotan itu melompat gerbang dan menodong Agus dengan senjata api. Ada juga yang senjata tajam sembari mengancam. Korban sempat dipukul, diikat, dan dilakban serta dimasukkan ke dalam bagasi mobil.

"Polisi sudah menyelidiki peristiwa ini. Mempelajari rekaman kamera pengawas milik kami," tutur Sumarjono.

Perampokan di kantor Dinas Kesehatan Kota Malang ini bukan kali pertama terjadi. Sekitar 2011 silam, peristiwa serupa juga pernah terjadi. Saat itu, komplotan perampok menggarong uang sebesar jutaan rupiah dalam brankas, serta menggondol perangkat elektronik.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.