Sukses

Legenda di Kampung Manggarai Barat, Manusia Bersaudara Kembar Komodo

Kisah ini menegaskan hidup rukun manusia dan komodo.

Liputan6.com, Kupang - Tokoh masyarakat Kampung Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Haji Salman mengungkapkan hewan komodo merupakan saudara masyarakat Kampung Komodo.

Kisah soal sejarah hubungan darah mereka dengan hewan purba itu memang bagi masyarakat umum dianggap sebagai mitos belaka. Namun, bagi warga Kampung Komodo, ini sejarah nenek moyang mereka.

"Komodo adalah saudara kami. Dia tidak akan memakan kami. Kami juga pantang membunuh komodo," kata Salman kepada Liputan6.com, Rabu, 7 Agustus 2019.

Salman kemudian menceritakan kisah hubungan manusia dengan komodo di Kampung Komodo itu. Beradab-abad yang lalu, katanya, hiduplah seorang putri bernama Naga. Ia hidup dan tinggal di sebuah pulau.

Sang putri kemudian menikah dengan seorang pemuda dari pulau seberang bernama Moja. Tak lama berselang, dari perkawinan kedua insan tersebut sang putri hamil dan melahirkan dua anak kembar berjenis kelamin laki-laki. Namun malang tidak dapat ditolak, kedua anak kembar tersebut ditakdirkan mempunyai bentuk yang berbeda.

Satu berbentuk manusia dan satu lagi berbentuk kadal. Keadaan ini membuat Putri Naga dan Moja malu. Karenanya, anak yang berbentuk kadal dan diberi nama Sebia yang sering dipanggil Ora dan sekarang disebut komodo. Ia diasingkan ke hutan di pulau yang berbeda. Sedangkan bayi manusia diasuh dan diberi nama Gerong.

Hari berlalu dan tahun demi tahun berganti, Gerong tumbuh menjadi seorang pemuda yang tangkas dan gagah berani. Diceritakan suatu saat Gerong hendak berburu rusa di hutan, dan dia bertemu dengan seekor kadal raksasa.

Gerong lantas mengejar kadal raksasa itu dan hendak membunuhnya dengan tombak. Tiba-tiba Putri Naga yang merupakan ibu mereka muncul dan mencegah Gerong yang saat itu hendak mengayunkan tombaknya ke arah kadal raksasa tersebut.

Putri Naga memberitahu Gerong bahwa kadal raksasa itu adalah Sebai atau Ora atau Komodo yang merupakan saudara kembar Gerong.

Selepas dari kejadian itu, masyarakat sekitar memperlakukan komodo itu dengan baik layaknya saudara sendiri.

"Pernah ada seorang ibu yang digigit komodo. Dalam keadaan terjepit ibu bernama Tima itu berbicara kepada komodo itu. 'Sebai kenapa saya digigit, kita kan bersaudara?' kata ibu Tima. Seketika komodo predator itu melepaskan ibu Tima dan meninggalkannya pergi," Salman menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.