Sukses

Derita Gunung Arjuno, dari Kebakaran hingga Satwa yang Diburu

Kebakaran Gunung Arjuno sudah menghanguskan lebih dari 300 hektar lahan dan hutan. Menimbulkan kerusakan habitat satwa dan menyebabkan ancaman lain.

Liputan6.com, Kota Batu - Keanekaragaman hayati di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo turut terancam dengan terjadinya kebakaran Gunung Arjuno. Tidak hanya beragam tumbuhan, berbagai jenis satwa dikhawatirkan turut terdampak dengan peristiwa ini.

Tim gabungan pemadam kebakaran Gunung Arjuno memang belum menemukan langsung ada satwa yang mati. Namun rusaknya habitat satwa berpeluang menimbulkan ancaman lain. Mulai dari potensi satwa turun ke permukiman sampai para pemburu liar.

"Sampai hari ini tim kami di lapangan belum menemukan langsung ada satwa yang terdampak karena habitatnya terbakar," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Coirur Rochim, Jumat, 2 Agustus 2019.

Menurutnya, kebakaran di lahan dan hutan konservasi berpeluang menyebabkan satwa pindah ke kawasan hutan produksi yang masih aman dari api. Atau paling ekstrem satwa malah turun hingga ke permukiman penduduk.

"Resiko kerugian karena satwa ini bisa lebih luas. Misal bisa bentrok dengan penduduk jika satwa turun ke permukiman," ucap Rochim.

Selain itu, satwa rentan jadi sasaran perburuan ilegal bila sampai berpindah ke kawasan hutan produksi. Sebab kawasan itu lebih mudah dijangkau para pemburu liar. Ancaman ini juga patut diwspadai oleh semua pihak.

BPBD Kota Batu sendiri berkoordinasi dengan TNI dan kepolisian untuk pengawasan dan pengamanan di wilayah terbawah area kebakaran. Agar efek negatif susulan dari dampak kebakaran Gunung Arjuno bisa diminimalisir sedini mungkin.

"Memang belum ada indikasi ancaman ke arah itu. Tapi semua potensi ancaman harus diperhitungkan," ujar Rochim.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keanekaragaman Hayati

Kawasan Tahura Raden Soerjo sendiri memiliki keanekaragaman hayati. Berdasarkan buku profil terbitan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tahura Raden Soerjo, kawasan ini memiliki berbagai potensi flora dan fauna.

Hasil pendataan merujuk buku itu menyebutkan ada kurang lebih 100 spesies tumbuhan kelompok pohon, 21 spesies kelompok paku – pakuan, 14 spesies kelompok anggrek serta 41 jenis kelompok herba atau tanaman bawah/semak.

Satwa berstatus dilindungi maupun tidak dilindungi juga masih banyak dijumpai. Mulai dari 43 spesies kelompok mamalia, 9 spesies kelompok aves dan 1 spesies kelompok reptil. Jenis satwa liar langka itu seperti elang jawa, rusa sampai macan tutul.

Kepala UPT Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan, sejauh ini tidak ada temuan satwa yang terdampak dengan kebakaran hutan di Gunung Arjuno. Tidak teridentifikasi ada pergerakan kelompok satwa.

"Karena lahan yang terbakar ada di wilayah ketinggian, bukan habitat satwa seperti jenis mamalia. Kalau burung masih bisa pindah ke kawasan lebih aman," tutur Wahyudi.

Meski demikian, petugas Tahura R Soerjo tetap berpatroli seperti biasa. Pengamanan agar para pemburu liar tidak memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan jahat mereka. Beruntung sejauh ini juga belum ada temuan kasus penangkapan para pemburu itu.

Luas kawasan Tahura Raden Soerjo mencapai 27.868,30 hektare. Wilayahnya mencakup lima administrasi pemerintahan yakni Kota Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan, Mojokerto, Jombang, dan Kediri.

Secara topografi kawasan ini terdiri dari delapan gunung yaitu Gunung Arjuno, Anjasmoro, Kembar I dan II, Welirang, Ringgit, Argowayang, dan Gunung Gede. Di antara gunung itu, tertinggi adalah Gunung Arjuno dengan ketinggian 3.339 mdpl, lokasi kebakaran itu terjadi.

 Simak videopilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.