Sukses

Ekspedisi Tsunami Singgah di Kebumen dan Cilacap, Apa Saja Agendanya?

Antara Juli-Agustus 2019 ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar ekspedisi desa tangguh bencana (destana) tsunami di pesisir Jawa

Liputan6.com, Cilacap - Pesisir Selatan Pulau Jawa rawan goncangan gempa dan tsunami. Bahkan, seorang pakar tsunami bilang, ada potensi gempa megathrust magnitudo 8,8 yang bisa memicu tsunami 20 meter.

Ancaman tsunami memang bukan bualan atau dongeng di siang bolong. Pada 2016, gempa dan tsunami Pangandaran menerjang pesisir selatan Jawa Barat, hingga Cilacap dan Kebumen, Jawa Tengah. Ratusan jiwa pun menjadi korban amukan tsunami.

Sebelumnya, Tsunami Aceh yang merenggut ratusan ribu nyawa dan merugikan hingga triliunan rupiah menjadi risalah bahwa tsunami, atau Smong, benar-benar bencana yang begitu berbahaya. Ia bisa menjadi penyabab kematian massal, saat kejadian, dampak setelahnya.

Sejak itu, tsunami menjadi perbendaharaan bencana yang begitu diperhatikan. Alat pendeteksi tsunami, sekaligus peringatan dini tsunami dipasang di perairan yang berpotensi tsunami. Itu termasuk wilayah pesisir selatan Jawa.

Antara Juli-Agustus 2019 ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar ekspedisi desa tangguh bencana (destana) tsunami di pesisir Jawa. Ekspedisi dimulai dari Pantai Banyuwangi, Jawa Tengah hingga Jawa Barat dan Banten.

Di Jawa Tengah, ekspedisi destana tsunami singgah di tiga wilayah pesisir selatan, meliputi Purworejo, Kebumen dan Cilacap. Kamis dan Jumat, 1-2 Agustus 2019, pataka ekspedisi destana tsunami diserahkan ke Cilacap dari Kebumen.

“Penyerahan pataka ekspedisi tsunami di Pantai Cemara Sewu, Jatis, Cilacap,” ucap Kodirin Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Kamis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

55 Desa di CIlacap Rawan Tsunami

Dalam dua hari pelaksanaan ekspedisi tsunami di Cilacap, BNPB dan BPBD mensosialisasikan mitigasi tsunami di 55 desa wilayah pesisir. Ke-55 desa tersebut merupakan wilayah rawan terdampak tsunami.

Peserta terdiri dari aparat desa, para ketua RT dan RW, serta tiap unsur elemen masyarakat desa. Harapannya, mereka akan menyebarkan pengetahuan yang diperolehnya dalam sosialisasi ke masyarakat lebih luas.

Selain mitigasi, dalam sosialisasi ini materi yang disampaikan adalah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami. Hal itu penting mengingat masyarakat kerap dibuat resah oleh isu tsunami yang marak di media sosial akhir-akhir ini.

Selain sosialisasi tsunami dengan sasaran masyarakat desa, BNPB juga mensosialisasikan tsunami di 15 sekolah yang berada di wilayah pesisir Cilacap dan berrisiko tinggi terdampak.

“Besok kita estafet ke Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Acaranya yang pertama serah terima pataka, terus yang kedua, kalau siang ada sosialisasi, malamnya ada pemutaran film,” dia menerangkan.

Kodirin mengungkapkan, dengan garis pantai mencapai 71 kilometer, di Cilacap terdapat 55 desa di 11 kecamatan yang rawan terdampak tsunami. Jumlah desa rawan tsunami Cilacap paling tinggi di Jawa Tengah.

Sebelumnya, ekspedisi destana tsunami singgah di Kebumen, Jawa Tengah, Selasa dan Rabu, 30-31 Juli 2019. Di wilayah pesisir ini, BNPB menggelar beragam kegiatan untuk mengenalkan tsunami kepada warga.

 

3 dari 3 halaman

Rambu Petunjuk Jalur Evakuasi Tsunami Kebumen

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen, Eko Widianto mengatakan ekspedisi destana tsunami adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mensosialisasikan potensi tsunami di pesisir Pulau Jawa.

“Ya, semacam show of force sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa di pesisir selatan Jawa itu ada potensi tsunami itu,” katanya ucap Eko.

Dalam kegiatan ini, petugas BNPB, BPBD dan relawan mensosialisasikan mitigasi tsunami ke masyarakat luas. Selain itu akan dilakukan pemasangan jalur evakuasi dan simulasi bencana tsunami.

Dalam ekspedisi tsunami ini juga akan digelar sarasehan yang melibatkan pemerintah daerah, BNPB, BPBD dan unsur masyarakat. Diskusi ini untuk menemukan titik kesepakatan bahwa isu tsunami merupakan tanggung jawab seluruh pihak.

Eko mengungkapkan, Kebumen memiliki garis pantai sepanjang 51 kilometer. Ada sebanyak 32 desa di sembilan kecamatan yang berrisiko terdampak tsunami.

BPBD Kebumen juga telah membentuk destana tsunami di desa-desa yang paling rawan. Jalur evakuasi tsunami juga telah dipasang di wilayah pesisir. Kemudian, BPBD juga tengah mengusulkan shelter atau rumah aman di sejumlah wilayah rawan tsunami.

“Shelter kita sedang mengusulkan,”ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.