Sukses

Ketika Kabut Asap Pekat Berbau Selimuti Pekanbaru

Kabut asap pekat dan berbau menyengat menyelimuti Kota Pekanbaru, titik panas sebagai indikasi kebakaran lahan juga naik dibanding hari sebelumnya.

Liputan6.com, Pekanbaru- Sehari setelah Gubernur Riau Syamsuar menyatakan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tidak mengkhawatirkan, kabut asap pekat mulai menyelimuti Kota Pekanbaru. Titik panas sebagai indikasi kebakaran lahan juga naik dibanding hari sebelumnya.

Pantauan di lapangan, kabut asap mulai mengganggu jarak pandang. Gedung-gedung tinggi dilihat dari kejauhan mulai samar-samar karena diselubungi asap, ditambah lagi cuaca mendung.

Tak hanya itu, bau asap diduga hasil kebakaran lahan ini juga sangat menyengat ketika dihirup. Sebagian warga juga mulai memakai masker sebagai pelindung hidung agar tak menghirup udara bercampur partikel sisa kebakaran ini.

Menurut Staf Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Yasir, jarak pandang di Kota Bertuah pada pagi harinya hanya empat kilometer. Memburuknya jarak pandang karena kabut asap bercampur dengan embun.

"Pantauan hari ini memang banyak terdapat titik panas, juga terpantau asap menyelimuti Kota Pekanbaru," terang Yasir, Selasa siang, 30 Juli 2019.

Tak hanya Pekanbaru, Yasir juga menyebut asap terpantau di Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Pelalawan. Tiga wilayah itu merupakan penyumbang titik panas terbanyak di Riau dalam beberapa hari terakhir.

Yasir menyebutkan, kabut asap menjelang siang perlahan mulai menghilang. Jarak pandang juga mulai membaik tapi tetap saja diselimuti kabut asap yaitu lima kilometer.

Hanya saja, berkurangnya kabut asap karena tiupan angin dan dipengaruhi sinar matahari ini tetap saja tak menghilangkan bau menyengat. Warga di jalanan yang memakai masker juga kian banyak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ratusan Masker Dibagikan

Sementara itu, warga bernama Khairul Amri, menyebut kabut asap sudah menyelimuti Pekanbaru dalam beberapa hari belakangan. Hanya saja pada Selasa ini, disebutnya paling buruk karena sangat terasa.

"Pas pagi hari keluar, saya kira cuma embun. Rupanya kabut asap karena baunya seperti sisa kebakaran gitu," sebut pria yang akrab dipanggil Ari ini.

Sebagai antisipasi agar tidak terserang penyakit pernapasan, Ari meminta istri dan anak-anaknya membatasi aktivitas di luar rumah. Sementara, anaknya yang sekolah, diminta memakai masker.

Di sisi lain untuk mengantisipasi warga terserang penyakit pernapasan, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mulai membagikan ratusan masker bagi pengendara, terutama yang memakai sepeda motor.

Ada beberapa titik pembagian masker gratis ini. Di antaranya, di depan Kantor Dinas Provinsi Riau, Jalan Gajah Madah dan lampu merah di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Mapolda Riau.

Seorang petugas dinas ditemui di Jalan Gajah Mada menyebut ada lima kotak masker yang dibagikan. Satu kotak berisi lebih kurang 50 masker dan akan dibagikan sampai habis.

"Ini inisiatif dari dinas membagikan masker, baru hari ini dilakukan," kata petugas tadi.

Pantauan di lokasi, setiap pengendara motor menerima masker yang diberikan. Ada yang langsung memakainya ketika lampu merah masih hidup dan ada yang menyimpannya.

3 dari 3 halaman

Titik Api Kepung Riau

Sebelumnya, BMKG Pekanbaru merilis titik panas sebagai indikasi kebakaran lahan di Pulau Sumatra naik drastis. Jika hari sebelumnya hanya puluhan, pada Selasa pagi melonjak hingga 138 titik panas.

Provinsi Riau masih menjadi pemegang rekor dengan 60 titik panas di wilayah Sumatra, berikutnya disusul Provinsi Jambi 30 titik. Bangka Belitung juga banyak terpantau titik panas yaitu 16, berikutnya Sumatra Selatan delapan titik, dan Lampung dengan jumlah sama.

"Lalu Sumatra Barat dan Sumatra Utara, masing-masing enam titik, Kepulauan Riau tiga titik, serta Bengkulu satu titik," jelas Yasir.

Untuk 60 titik di Riau, kata Yasir, paling banyak terpantau di Pelalawan sebanyak 30 titik, Indragiri Hilir 15, Rokan Hilir delapan titik, Bengkalis dan Indragiri Hulu masing-masing dua titik, Kampar, Kuantan Singingi serta Siak, masing-masing satu titik.

Dari 60 titik panas tadi, yang dipercaya sebagai titik api atau telah terjadi kebakaran dengan level kepercayaan di atas 70 persen ada 33 titik. Paling banyak terdapat di Pelalawan sebanyak 19 titik api.

"Berikutnya Rokan Hilir dan Indragiri Hilir, masing-masing lima titik api, Bengkalis dua titik, lalu Kampar, dan Indragiri Hulu, masing-masing satu titik," kata Yasir.

Hingga Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.800 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.435 hektare.

Akan tetapi, angka yang dirilis BPBD Riau itu berpotensi lebih besar setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan luas kebakaran di Riau sepanjang 2019 ini mencapai lebih dari 27.000 hektare lebih.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.