Sukses

Menjaga Asa Timnas Indonesia, Ribuan Anak-Anak Menggiring Bola di Garut

Sebanyak 3.000 anak nampak hadir dalam acara pencatatan rekor dunia jumlah menggiring bola terbanyak di dunia.

Liputan6.com, Garut - Mengenakan jersey sepakbola warna merah putih, sekitar 1.000 pelajar yang berasal dari berbagai sekolah dasar di Garut, Jawa Barat nampak asyik mengikuti pencatatan rekor dribbling atau menggiring bola terbanyak dunia.

Menggunakan pelataran lapangan Otista Alun-alun Garut, ribuan penonton yang ikut hadir nampak antusias mengikuti jalannya kegiatan pencatatan rekor versi Record Holder Republik (RHR) tersebut.

Terlebih panitia menghadirkan beberapa pemain dan mantan pemain tim nasional, seperti Zenal Arif, Eka Ramdani, Yandi Sopian. Kaum emak-emak tak ketinggalan mengabadikan pertemuan mereka melalui swafoto dengan ketiga mantan timnas itu.

"Acaranya sangat meriah sekali, banyak juga dari sekolah lain," ujar Asyraf Faqih Hafuza (8), salah satu perwakilan peserta yang didapuk menjadi penendang pertama pencatatan rekor dunia itu, Sabtu (27/7/2019).

Asyraf yang sebelumnya ditandu menggunakan dodombaan sebagai kesenian daerah Garut, nampak bungah saat pertama kali mendapatan satu bola dari Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum sebagai simbolis pembukaan acara rekor tersebut.

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum pelaksanaan pencatatan rekor dunia mengiring bola terbesar di dunia dari Indonesia, merupakan bentuk keseriusan Pemda Garut, dalam mengorbitkan bibit potensial pemain sepakbola lokal.

"Memang dari dulu sampai sekarang Garut itu paling banyak menyumbang atlet sepakbola nasional," ujar dia bangga.

Selain sebagai ajang prestisius, pencatatan rekor itu ujar dia diharapkan menjadi salah satu sarana silaturahmi warga masyarakat dengan kalangan insan sepakbola tanah air. "Juga sekaligus hiburan juga bagi masyarakat," kata dia.

Adanya rekor dunia dari Garut tersebut mampu membangkitkan asa dan motivasi generasi muda saat ini, untuk berlomba menjadi atlet sepakbola professional yang bisa mengharumkan nama bangsa.

"Karena kaum milenial inilah calon pemimpin yang akan datang," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menjaga Asa Bibit Timnas

Sementara, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, pencatatan rekor penggiring bola terbanyak di dunia diharapkan menjadi sarana untuk membangkitkan lagi kecintaan masyarakat Garut mengolah si kulit bundar.

"Ini ada Zenal Arif, Eka Ramdani, Yandi Sopian, mau jadi kaya mereka gak ? belajarlah yang hebat," tanya Rudy yang disambut jawaban sereantak “Mauuuuuuu…” seribuan anak SD tersebut.

Menurutnya, sejak lama Garut merupakan salah satu daerah penyumbang terbanyak pemain berbakat bagi Tim Nasional Indonesia, terutama bagi tim kebanggan Jawa Barat, Persib Bandung.

"Makanya jika mau kaya Zaenal Arif, mau kaya Eka Ramdani atau Yandi Sopian berlatihlah yang tekun," pinta dia.

Lembaganya ujar Rudy mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaburasi menyelenggarakan acara itu. "Ini juga sebagai salah satu bagian dari HUT Bhayangkara ke-73," kata dia.

Besarnya animo masyarakat yang hadir, membuat panitia kewalahan, menggunakan seragam yang didominasi putih, merah tersebut, mereka nampak asik mengikuti jalanya pencatatan rekor tersebut.

"Inilah langkah awal terbaik bagi kalian menjadi pemain bola dunia kaya Ronaldo, siap suer, gak bakal ngos-ngosan?," kembali tanya Rudy menyemangati anak-anak itu.

Sebagai daerah dengan kultur sepakbola yang kental, kabupaten Garut memang kerap menghasilkan pemain besar di jamannya, diawali era Adeng Hudaya, Uut Kuswendi di timnas, kemudian Yaris Riyadi, Cucu Hidayat, Zenal Arif, Edi Hafid Murtado, Rudi Georvani hingga generasi Yandi Sopian saat ini.

Dengan pembinaan yang matang di klub Persigar kebanggan masyarakat, serta tempaan alam sejuk dingin yang mendukung, mendukung terbentuknya kompetisi internal yang bekualitas, sehingga tim mapan dalam negeri sekaliber Persib pun, doyan menggunakan jasa pemain asal Garut tersebut.

3 dari 4 halaman

Kampanye Olahraga

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kabupaten Garut, Abdusy Syakur Amin mengapresiasi jalannya kegiatan menggiring bola tersebut. "Sangat bagus ini kan baru pertama kali di Garut mungkin di Indonesia yang melibatkan banyak anak-anak," kata dia.

Dengan menghimpun ribuan pelajar putra putri dari berbagai sekolah di Garut, kegiatan itu ujar Rektor Universitas Garut tersebut, bisa sekaligus sebagai kampanye langsung pentingnya olahraga bagi kaum milenial. "Olahraga itu kebutuhan, bukan sekedar lagi rutinitas," ujarnya.

Syakur berharap, dengan adanya kegiatan itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya anak-anak dan generasi muda untuk melakukan olahraga salah satunya sepakbola.

"Selama ini anak tergoda aktivitasnya tidak dalam kegiatan fisik, padahal kegiatan fisik itu sangat penting bagi tubuh kita," kata dia.

Citra (17) salah satu pengunjung mengakui pentingnya olahraga. Ia yang datang bersama dengan beberapa remaja putri lainnya mengakui pentingnya olahraga, terlebih dengan semakin banyaknya aktifitas.

"Apalagi kalau tidak dibarengi dengan aktifitas olahraga, badan kita menjadi lebih mudah sakit," ujar dia.

Untuk membangkitkan motivasi dan semangat kaula muda berolahraga, ia berharap pemda Garut dan insan olahraga kabupaten Garut, bisa lebih banyak menyelenggarakan event olahraga bertaraf nasional. "Misal dengan lari atau sepeda kan menarik tuh," ujar dia.

Perwakilan Record Holder Republik (RHR), Lia Mutisari menambahkan, hasil dari perhitungan panitia pencatatan rekor, diketahui jumlah peserta yang hadir berhasil melewati target yang direncanakan.

"Ada sekitar 3000 yang hadir panjang melingkar sekitar 3,5 kilometer," kata dia.

Ia mengaku bangga atas tingginya animo masyarakat, terlebih di tengah persiapan yang terbilang mepet. "Banyak sekali anak yang datang, kita bangga, ayo kita bersama majukan sepak bola Indonesia," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Alat Pemersatu

Ketua Panitia Menggiring Bola Janur M Bagus menambahkan, kegiatan menggiring bola merupakan ihtiar semua masyarakat, pentingnya kembali membangkitkan talenta muda sepakbola Garut.

"Sudah begitu banyak pemain Garut yang sukses, kami ingin lebih banyak pemain yang dihasilkan," ujarnya.

Selama ini kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembibitan sepakbola professional semakin menurun, seiring lemahnya perhatian pemerintah, sehingga dibutuhkan sebuah penyadaran bersama. "Mari kita jaga asa kabupaten Garut sebagai penghasil sepakbola handal nasional," ujarnya.

Kemudian selain membangkitkan motivasi pentingnya berolahraga terutama sepakbola, adanya kegiatan ini diharapkan menjadi alat pemersatu semua kalangan. "Dengan sepakbola semua menjadi satu," kata dia.

Sebagai olahraga rakyat dan paling popular saat ini, sepakbola mampu menyatukan semua kalangan yang berbeda untuk bersatu. "Coba lihat di beberapa kesempatan (berkonflik) kadang dengan olahraga terutama sepakbola langsung mencair," ujar dia.

Dalam kegiatan pencatatan rekor kemarin, sejumlah pejabat yang diberikan kesempatan melakukan operan awal bola kepada peserta, nampak kebingungan akibat adanya miss komunikasi dengan panitia.

Bahkan seribuan anak-anak yang telah berbaris pun, mengalami nasib serupa hingga akhirnya panitia melakukan contoh menggiring bola yang banar.

"Memang ada sedikit kesalahan," ujar Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Garut Amirudin Latif.

Ia mengakui adanya miss komunikasi antara panitia dan peserta, akibat banyak banyaknya peserta dan orang turun ke jalan raya, yang digunakan sebagai landasan dribel bola.

"Yang jelas maksud dan tujuan menyelenggarakan acara ini untuk membangkitkan kembali sepak bola Garut yang selama ini mati suri," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.